Artikel Biologi kelas XI kali ini akan membahas tentang kesehatan sistem syaraf dan hubungannya dengan kandungan kafein di dalam kopi.
—
Sore itu sedang turun hujan.Hari libur ini dimanfaatkan Rogu dan dua orang temannya sebut saja Roro dan Guntur (bukan nama sebenarnya) untuk melaksanakan kerja kelompok. Mereka dikejar
deadline
(batas waktu pengumpulan tugas) oleh guru Biologi mereka.
“Hoaaammmhh….teman-teman, aku ngantuk sekali. Aku mau menyeduh kopi dulu ya. Kalian mau nggak?” tanya Rogu.
“Boleh Rogu. Kebetulan aku juga mengantuk nih. Aku mau kopi hitam dan gula saja ya,” jawab Guntur.
“Kalian dari tadi pagi jam 10 sudah minum kopi juga lho. Sekarang mau minum kopi lagi?” tanya Roro dengan sedikit heran.
“Oke deh Guntur. Kamu kopi hitam. Kamu Roro? Ah air putih saja ya hahahahaha,” canda Rogu yang langsung meninggalkan mereka untuk menyeduh kopi.
Squad, apakah kamu juga sering minum kopi seperti Rogu dan Guntur? Sehari bisa berapa gelas kopi yang kamu minum? Wah kalau lebih dari dua gelas hati-hati ya Squad, bisa mengundang mantan….eh penyakit Squad.
Kok bisa ngundang penyakit? Nah, Rogu bakal nyeritain nih Squad.
“Roro, kamu kenapa nggak suka kopi?” tanya Rogu.
“Kopi itu mengandung efek negatif buat tubuh kita lho,”
“Ah sok tahu kamu Roro. Buktinya aku minum kopi dua gelas sehari sehat-sehat aja tuh,” ucap Guntur dengan sedikit sombong.
Sruuuppp….sruuuppp….
“Aaaahh…nikmatnya kopi hitam. Kamu tahu nggak kalau kopi Indonesia itu sudah berton-ton yang diekspor ke luar negeri? Aku, Guntur, dan penikmat kopi di Indonesia itu cuma menikmati 160.000 sampai 170.000 ton dari total produksi kopi Indonesia,”
“Rogu, ini kopinya nggak terlalu asam ya? Beda dengan Kopi Gayo yang tadi pagi kita minum?” tanya Guntur.
“Yaps. Ini Kopi Toraja, Guntur. Gimana enak kan?”
“Enak juga. Yaaa…meskipun aku lebih suka Kopi Gayo sih.”
Roro terlihat kebingungan nih Squad melihat percakapan mereka tentang macam-macam kopi yang ada di Indonesia. Memang banyak Squad jenis kopi yang tumbuh di Indonesia. Ada Kopi Gayo dari Aceh, Kopi Toraja dari Sulawesi, Kopi Flores, sampai Kopi Kintamani dari Bali.
sumber: liputan6.com
“Ah aku bingung kalian ini ngomong apa sih? Sekarang coba jelasin kenapa menurut kalian minum kopi itu ada manfaatnya?” Roro bertanya dengan sedikit emosi.
“E…ee….sabar dulu Roro. Kamu jangan marah-marah gitu dong. Nanti cepet tua lho,” ucap Guntur.
“Kopi bisa punya manfaat, bisa juga mengundang bahaya Roro. Manfaat paling besar itu terkait dengan sistem saraf kita lho. Aku jelasin nih ya.”
Roro dan Guntur dengan saksama mendengarkan penjelasan dari Rogu tentang manfaat kopi.. Kamu sudah siap kan Squad?
“Jadi begini teman-teman. Dalam kopi yang kita seduh itu terdapat zat yang namanya kafein. Nah kafein ini jika dikonsumsi dengan cara, waktu, dan kondisi yang tepat itu bisa memberikan manfaat bagi sistem saraf kita lho”
“Kamu jangan asal ngomong Rogu, buktinya mana?” tanya Roro.
“Nah, menurut penelitian The Karolinska Institure John Hopkins University dan Berkeley University California mengatakan bahwa orang yang mengonsumsi kopi setiap harinya memiliki risiko yang rendah terkena MS,” jelas Rogu.
“MS? Makan siang?” tanya Guntur.
“Multiple sklerosis,” Roro jawab dengan sedikit ketus.
“Nah itu kamu tahu, Roro. Selain mengurangi risiko terkena penyakit Multiple Sklerosis, kafein dalam kopi juga bisa mengurangi risiko
kelainan sistem saraf
lainnya, seperti Alzheimer dan dimensia (pikun),”
“Emangnya pikun bisa dihindari dengan meminum kopi?” tanya Roro.
“Lebih tepatnya bukan menghindari, tapi menurunkan risiko terkena dimensia atau pikun ini. Kopi dapat menstimulus sistem saraf dan meningkatkan kemampuan kognitif alami dari manusia yang mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.”
“Nah ini! Roro, Rogu, terkait masalah penyakit Alzheimer yang berdasarkan penelitian, risiko terserang penyakit ini bisa dicegah dengan mengonsumsi kopi. Jadi, disebutkan bahwa Alzheimer itu merupakan penyakit yang disebabkan rusaknya sel-sel
sistem saraf manusia
(atrofi) yang mengalami penurunan fungsinya. Nah, kopi yang mengandung antioksidan berupa vitamin, mineral dan fitokimia ini bisa melindungan sel-sel tersebut,” sambung Guntur yang sedang membuka sebuah situs di internet di laptopnya.
Tingkatan Alzheimer dan gejalanya.
(sumber gambar: drjokers.com)
“Tuh Roro, sekarang kamu tahu kan manfaat minum kopi?” tanya Rogu.
“Tapi, kenapa aku kalau minum kopi itu dadanya berdebar-debar ya? Berarti kopi juga punya dampak negatif juga kan?” tanya Roro
Roro sepertinya masih penasaran kalau kopi itu punya dampak negatif nih Squad. Menurut kamu, apakah benar kopi punya dampak negatif?
“Roro, memang ada beberapa penelitian yang mengatakan kalau setelah minum kopi itu bisa membuat jantung berdebar. Tapi, kondisi kayak gitu cenderung kalau kamu konsumsi kafein dalam dosis banyak,”
“Memangnya ada anjuran berapa dosis kafein dalam kopi yang dianjurkan, Rogu?”
“Kafein itu nggak cuma ada di kopi doang lho teman-teman. Ada di dalam kopi, teh, bahkan coklat. Nah, kalau ditanya dosisnya itu tergantung lagi ke kondisi tubuh masing-masing orang.”
“Benar apa kata Rogu, Roro. Kafein yang dibutuhkan di dalam tubuh manusia itu berbeda-beda. Nggak bisa disamakan juga antara aku dan Rogu. Sama-sama menyukai kopi, tapi kebutuhan kafein dalam tubuh masing-masing berbeda. Kayak aku nih, minum dua gelas kopi saja sudah berdebar-debar dadanya,” ucap Guntur.
“Ah kamu mah berdebar karena dekat dengan Roro itu mah,” canda Rogu sambil tersenyum.
“Iihh…apaan sih kalian ini? Ayo kita lanjutin tugas kita. Besok kan dikumpul,” jawab Roro dengan sedikit agak kesal.
“Hihihi….Roro wajah kamu memerah. Ciyeee…ehem…,”
Rogu dan teman-temannya melanjutkan lagi nih kegiatannya. Kamu sekarang sudah paham belum tentang rahasia kopi bagi sistem saraf kita? Buat ngeyakinin lagi, jawab pertanyaan berikut yuk.
Kamu sudah tahu jawabannya Squad? Tulis di kolom komentar ya.
Intinya sih kamu boleh kok minum kopi, asal jangan berlebihan ya Squad. Sekarang kan banyak tuh kreasi minuman yang berbahan dasar kopi. Cocok banget tuh buat nemenin kamu nonton video belajar di
ruangbelajar
. Daftar sekarang yuk!