Belajar Jenis-Jenis Bunyi dari Sekelompok Jerapah | IPA Terpadu Kelas 4



Jenis-Jenis Bunyi





Di markas utama, Lulu menonton video tentang sekelompok jerapah yang membuatnya penasaran. Ia pun jadi belajar tentang jenis bunyi berdasarkan frekuensinya, loh! Kok bisa? Yuk, lanjut membaca!











Mata Lulu membulat penasaran melihat betapa tenangnya si jerapah berkomunikasi. Lulu bertanya kepada Robo. “Robo, jerapah-jerapah itu kelihatan sedang berkomunikasi, tapi dari tadi aku

nggak

mendengar mereka bersuara sama sekali.

Nggak

berkokok seperti ayam, nggak berkicau seperti burung, dan nggak menggonggong seperti anjing.

Gimana,

ya, cara jerapah berkomunikasi?”



“Jerapah berkomunikasi dengan mengeluarkan serta mendengar bunyi yang frekuensinya tidak bisa kita dengar, Lulu.” jawab Robo.





Eh

?

Emang

ada ya bunyi yang

nggak

bisa kita dengar?”



“Ada, Lulu. Bunyi ada beberapa jenis. Saya jelaskan, ya!” jawab Robo. Lulu menyimak dengan seksama.



“Apakah kamu masih ingat, kalau salah satu syarat terjadinya bunyi adalah adanya

sumber bunyi

?” tanya Robo



Lulu menjawab dengan bersemangat, “Ingat, Robo! Sumber bunyi itu asalnya dari

benda yang bergetar

, kan?”



“Benar, Lulu.

Nah

, setiap getaran memiliki frekuensi tertentu.”



“Frekuensi? Itu apa,

sih

?” tanya Lulu.





Frekuensi

adalah

banyaknya getaran

dalam satu detik. Frekuensi memiliki satuan yang disebut dengan

Hertz (Hz)

.”



“Oh, berarti jenis-jenis bunyi dibedakan berdasarkan frekuensinya, ya?” Lulu semakin penasaran.



“Benar, Lulu.

Berdasarkan frekuensinya,

bunyi dibedakan menjadi beberapa jenis. Ada

bunyi infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

” jawab Robo.





Wih

!

Jelasin

satu-satu

dong

, Robo!” ujar Lulu.



Baca juga:
Membuktikan Syarat Terjadinya Bunyi dengan Telepon Kaleng



“Baik, Lulu. Pertama, ada bunyi

infrasonik,

yaitu bunyi yang memiliki

frekuensi kurang dari 20 Hz

. Bunyi tersebut hanya bisa didengar oleh hewan seperti jangkrik, gajah, dan jerapah.”



Lulu langsung menyambung penjelasan Robo. “Oh! Aku

ngerti

sekarang. Berarti, jerapah menggunakan bunyi infrasonik untuk berkomunikasi dengan sesamanya,

kan

?”



“Benar, Lulu. Lalu, ada juga bunyi

audiosonik,

yang merupakan bunyi dengan

frekuensi antara 20-20.000 Hz.

Audiosonik adalah bunyi yang dapat didengar oleh manusia.” jelas Robo lagi.





Wah

, contoh bunyi yang bisa didengar manusia banyak sekali,

dong

! Misalnya, suara orang yang sedang berbicara, suara anjing menggonggong, suara kucing yang mengeong, dan banyak lagi!”



“Betul. Terakhir, ada bunyi

ultrasonik

yang memiliki

frekuensi lebih dari 20.000 Hz.

Bunyi jenis ini dapat didengar oleh hewan seperti kelelawar, paus, dan lumba-lumba.”



“Oh, iya! Aku jadi ingat. Puti pernah cerita kalau kelelawar, paus, dan lumba-lumba menggunakan kemampuan mendeteksi bunyi ultrasonik yang disebut

ekolokasi

.” ujar Lulu antusias.



“Ya, Lulu. Mereka menggunakan kemampuan ekolokasi untuk mendeteksi musuh, menentukan arah, menghindari bahaya, mencari makanan, dan berkomunikasi.”



LihatTutupKomentar