5 Teori Pembentukan Tata Surya dan Pencetusnya | Geografi Kelas 10



teori pembentukan tata surya geografi kelas 10





Kamu tau nggak sih, bagaimana asal mula tata surya terbentuk? Yuk, pelajari 5 teori pembentukan tata surya menurut para ahli! Ada Teori Nebula, Planetesimal, Pasang Surut, Bintang Kembar, hingga Awan Debu, lho!











Entah kenapa di negara ini, malam hari itu selalu identik dengan kegalauan. Sendirian, ngeliatin bintang, bengong, keingat masa lalu…. Ya, tidak bisa dipungkiri, kesunyian malam memang membuat banyak orang sering berkhayal.



Tapi, pernahkah kamu berpikir:

kok bisa sih, bintang dan planet-planet yang kita lihat itu ada di sana?



Lebih jauh lagi, pernah nggak kamu mikir, “Bagaimana ya, cara bumi ini terbentuk? Gimana bisa ada
planet-planet
yang melayang di angkasa, tapi nggak saling bertabrakan? Seperti apa sih, awal mulanya?”



Ternyata, setelah ditelisik, sampai saat ini, ada 5 teori yang menjelaskan tentang awal mula pembentukan tata surya. Wah, ada teori apa aja, tuh?



lima teori pembentukan tata surya



Teori Nebula



Ketika mencari tahu tentang Teori Nebula di internet, kita pasti akan menemukan nama

Immanuel Kant

.
Selain sangat dikenal sebagai filsuf, Kant juga fokus mempelajari berbagai ilmu. Mulai dari geologi, astronomi sampai fisika.



Pada karyanya di tahun 1755 yang berjudul

“The Universal Natural History and Theories of the Heavens”

, dia mencetuskan teori yang menjelaskan tentang asal muasal tata surya.
Dia berpendapat bahwa pada awalnya

, kabut dan gas yang ada di angkasa berputar lambat dan membentuk cakram datar

dengan beberapa inti massa.
Nah,
inti massa yang berada di tengah, memiliki suhu tinggi dan berpijar lalu membentuk matahari, sementara bagian inti massa di pinggirnya mengalami pendinginan dan perlahan-lahan berubah menjadi planet yang mengorbit pada matahari.






Tentu, pada zaman itu, tidak hanya Kant yang berpikir tentang

“Gimana sih proses munculnya tata surya?”.

Ada juga
seorang astronom asal Perancis
bernama

Pierre Simon De Laplace

yang memikirkan tentang asal mula terbentuknya tata surya.



Dalam bukunya yang berjudul

Exposition of a World System



(1796), Laplace memberikan pernyataannya soal proses terbentuknya tata surya.
Berbeda dengan Kant yang berpikir kalau tata surya berasal dari kabut yang berputar lambat, Laplace berpendapat bahwa tata surya kita

berasal dari kabut gas yang berputar cepat dan mempunyai suhu sangat tinggi

.






Kecepatan putaran kabut gas ini, akhirnya melemparkan berbagai materi bola gas ke sekelilingnya. Lama kelamaan, bola-bola padat ini berubah menjadi planet-planet dan sumber utama bola panas itu menjadi pusat peredaran planet yang kita kenal dengan matahari.



Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Teori Nebula merupakan teori yang menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari
kabut pekat dan besar yang berputar, berpilin, dan terpadatkan menjadi matahari beserta planet-planet dan penyusun tata surya lainnya
.



Teori Planetesimal




Hayoo

, kalau dari namanya, kira-kira kayak apa tuh, teori planetesimal?




Baca juga:
5 Akibat Revolusi Bumi Bagi Kehidupan, Apa Saja itu?



Teori ini dikemukakan oleh
Thomas C. Chamberlin dan
Forest R. Moulton
pada tahun 1905. Pada teori ini, Moulton dan Chamberlin berpendapat bahwa pada mulanya, matahari merupakan bintang yang memang sudah ada sebelum penyusun sistem tata surya lainnya terbentuk, tapi pada saat itu belum diputuskan kalau namanya adalah matahari.



Lalu, pada suatu waktu, ada sebuah
bintang lain
berukuran sebesar matahari yang
lewat dan mengorbit dekat sekali dengan matahari
. Nah, berhubung si bintang gede ini punya gravitasi, akibatnya
ada material matahari yang tertarik keluar
.



Material yang tidak terseret jauh, berhasil kembali masuk dan bergabung dengan matahari. Tetapi, material yang terseret jauh akhirnya hanya mengambang di angkasa. Kemudian,
material-material yang mengambang ini lama-kelamaan mengumpul, menyatu, dan mengeras sehingga menjadi berbagai planet dan penyusun sistem tata surya lainnya
.



Teori Pasang Surut



Pasang surut? Bukannya itu air laut? Kok ada di angkasa? Apa hubungannya sama pembentukan
tata surya
?




Eits

, sabar dulu,

guys

..



sabar




Tunggu dulu sebentar (Sumber: giphy.com)



Hilangkan dulu bayangan kamu tentang laut-laut itu. Teori pasang surut ini, sebenarnya mirip kayak teori planetesimal. Teori ini dikemukakan oleh
James dan Jeffreys
.



Sama halnya dengan teori planetesimal, pada teori ini, matahari dianggap sebagai bintang yang memang sudah ada, hanya saja masih belum diputuskan kalau namanya adalah matahari.



Lalu,
lewatlah satu bintang besar yang mengorbit dekat dengan matahari
. Nah, kalau dalam teori planetesimal, gravitasi bintang besar ini membuat material-material matahari tertarik. Sedangkan dalam teori pasang surut,
gravitasi bintang besar yang lewat ini menarik gelombang pasang gas-gas panas matahari
.



Gelombang gas-gas matahari yang tertarik ini kemudian
membentuk

filament

yang pada akhirnya menjadi cikal bakal planet dan penyusun sistem tata surya lainnya.



Teori Bintang Kembar



Teori ini mungkin cukup ‘unik’ dan berbeda dari sebelumnya. Teori ini dikemukakan oleh

Raymond Arthur Lyttleton

, seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris pada tahun 1956. Menurutnya, sebelum galaksi terbentuk, terdapat
dua ‘bintang raksasa’
di luar angkasa.



Iya, makanya disebut bintang kembar.






Nah,
salah satu dari dua bintang ini meledak dan hancur membentuk serpihan berupa batuan, gas, debu, dan berbagai material lainnya
. Kemudian, pecahan dari bintang yang meledak tersebut mengambang-ambang di angkasa dan perlahan-lahan mengorbit ke bintang yang masih utuh.



Pecahan-pecahan dari bintang yang meledak itu
lama kelamaan menjadi planet beserta penyusun sistem tata surya lainnya
, sementara
bintang yang masih utuh (tidak meledak) kemudian menjadi matahari
.



Teori Awan Debu



Teori Awan Debu (

The Dust-Cloud Theory

) pada awalnya dicetuskan oleh

Carl Friedrich von WeizsÓ“cker

,
kemudian teori ini ‘disempurnakan’ lagi oleh

Gerald Peter Kuiper

. Pada dasarnya, mereka mengatakan kalau tata surya
terbentuk dari gumpalan awan dan debu dengan jumlah yang sangat banyak, yang berputar menyerupai cakram, lalu berubah bentuk menjadi planet dan matahari
.



Pada teori Awan Debu, proses yang terjadi adalah
pemampatan atau penggumpalan.
Pada proses pemampatan ini, partikel debu tertarik ke bagian pusat awan, membentuk bola, dan lama kelamaan menjadi cakram. Nah, partikel yang berada di tengah cakram saling menekan, lalu menimbulkan panas dan menjadi pijar.
Bagian tengah ini, kemudian menjadi matahari
. Sementara bagian luarnya berputar dengan sangat cepat, lalu sampai pada titik di mana mereka terpental dan terpecah menjadi gumpalan yang lebih kecil.
Bagian inilah yang pada akhirnya menjadi planet dan penyusun tata surya lainnya
selain matahari.








Gimana,

guys

? Sekarang sudah tahu kan, tentang 5 teori pembentukan tata surya dan pencetusnya. Kira-kira teori mana nih, yang menurutmu paling masuk akal? Coba kamu jawab pada kotak pertanyaan di atas, ya! Nah, kalau kamu ingin mempelajari materi dalam bentuk video beranimasi, lengkap dengan rangkuman infografisnya, langsung aja tonton di
ruangbelajar
!








Referensi:



Wardiyatmoko. (2006).

Geografi untuk SMA/MA Kelas X

. Jakarta: Erlangga.



Yasinto,
Sindhu P. (2016).

Geografi untuk SMA/MA Kelas X

. Jakarta: Erlangga.





Artikel ini telah diperbarui pada 16 November 2021.




LihatTutupKomentar