Bagaimana cara mengajarkan kepada anak untuk berpikir kritis sejak dini? Yuk, simak pembahasan lengkapnya pada artikel berikut ini!
—
Pernahkah kita sadari bahwa sejak di bangku sekolah dasar, anak-anak cenderung dididik untuk menjadi penurut, pengikut, dan mungkin selalu disalahkan bila mereka tidak mampu dalam suatu mata pelajaran? Padahal, setiap anak seharusnya bisa diajarkan untuk lebih berpikir kritis sejak di masa-masa sekolahnya.
Tidak ada salahnya
kok
berpikir kritis. Apa lagi, berpikir kritis rupanya merupakan cara berpikir yang memiliki lebih banyak nilai positifnya, terutama untuk menemukan sebuah titik masalah yang sedang dihadapi anak agar terhindar dari kesalahan tersebut atau membuat anak bisa mengatasi masalahnya sendiri.
Coba bayangkan, apabila anak-anak tidak dididik berpikir kritis sejak dini, kebiasaan tersebut bisa berlanjut hingga ke jenjang pendidikan mereka yang lebih tinggi. Misalnya ketika anak-anak sudah memasuki usia kuliah dan tinggal jauh dengan orang tua, tidak diajarkannya cara berpikir kritis akan membuat ia menjadi mahasiswa yang sulit dalam mencari solusi untuk masalahnya sendiri hanya karena tidak dibiasakan berpikiran kritis.
Menjadi orang yang berpikir kritis itu artinya bisa menjadi “
problem solver
”, menjadi seseorang yang jeli dalam melihat sisi lain dari sebuah masalah untuk bisa diselesaikan.
Baca Juga:
Smart Parents, Ketahui Alasan Anak Berbohong Berdasarkan Usia
Kabar Hoaks yang Merajalela
Dari mana asalnya kabar hoaks? Menurut survei tahun 2018 yang dilakukan oleh Jakpat Mobile Survey Platform, sebanyak 44,19% orang Indonesia tidak dapat mencerna informasi sepenuhnya dengan benar, melainkan terlalu memiliki keinginan kuat untuk segera membagikannya dengan orang lain.
Fenomena berkembang pesatnya kabar hoaks atau kabar bohong selama ini sudah jelas disebarkan oleh orang-orang yang begitu saja percaya akan kabar yang tersebar, tanpa adanya sikap kritis.
Mengajari anak bersikap kritis penting agar mereka tidak mudah menganggap benar semua informasi yang mereka ketahui. (Sumber: Unsplash.com)
Hal itu jelas akan sangat berbahaya apabila generasi selanjutnya tidak dididik untuk berpikir kritis. Selain mereka tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, rupanya hal itu juga membuat mereka rentan untuk menjadi penyebar berita bohong.
Tentu kita tidak ingin anak-anak kita menjadi seperti itu kan? Dengan berpikir kritis, termasuk terhadap kabar atau berita yang beredar di internet,
kita bisa membuat anak-anak menjadi generasi bebas hoaks
.
Namun, mengajarkan anak-anak untuk bisa selalu bertanya mendalam dengan membuatnya berpikir kritis bukanlah yang mudah, tetapi bukan hal yang mustahil untuk dilakukan.
1. Dorong anak untuk lebih banyak bertanya
Bertanya adalah kunci. Segala sesuatu yang ada di dunia tercipta bahkan awalnya karena sebuah pertanyaan. Dorong anak untuk selalu bertanya akan segala hal, mulai dari yang remeh-temeh, yang paling membuatnya penasaran. Hal itu akan membuat anak bisa berpikir kritis ke depannya.
2. Kurangi memberikan jawaban secara langsung
Bila anak sudah banyak bertanya sesuatu kepada orang tua, usahakan jangan langsung memberikan jawabannya, hal itu akan membuat anak merasa cepat puas. Alhasil, anak tidak terbiasa berpikir karena selalu disuguhi jawaban dari rasa ingin tahu mereka.
Baca Juga:
Cara Mendidik Anak lewat Belanja Bulanan
3. Beri anak pertanyaan terbuka
Ada baiknya tanyakan kembali kepada anak dengan pertanyaan yang membuat mereka mencari jawabannya sendiri. (Sumber: Unsplash.com)
Dibanding memberikan jawaban secara otomatis dari setiap pertanyaan anak, cobalah untuk mengajukan pertanyaan balik. Bantu mereka untuk berpikir kritis dengan kembali memberi beberapa pertanyaan. Misalnya, ketika sang buah hati bertanya mengenai suatu topik, Ayah/Bunda bisa bertanya pendapat mereka terlebih dahulu. Lalu, Anda bisa kembali mengajukan pertanyaan mengenai opini mereka terkait pendapat sebelumnya.
4. Dorong anak rajin mencari referensi sendiri
Hal ini setali tiga uang dengan jangan terlalu sering memberikan jawaban langsung terhadap pertanyaan anak. Ajak anak untuk mencari jawabannya sendiri, salah satunya lewat Ruangguru. Tapi, ajari juga bahwa mereka harus bisa menyaring informasi dengan baik. Dengan begitu, selain akan membuat anak menjadi kritis, kegiatan ini juga akan menumbuhkan minat baca anak dan membuat mereka memiliki wawasan baru.
5. Biarkan anak bereksplorasi
Sebagai orang tua, pasti selalu ingin membimbing atau mengarahkan anak dalam melakukan segala hal. Namun, sering kali, hal ini membatasi anak untuk bertindak dengan caranya sendiri. Ketika anak dihadapkan pada masalah, orang tua akan mengambil alih untuk menyelesaikannya. Akibatnya, anak terbiasa bergantung pada orang tua. Mereka tidak dibiasakan berpikir untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Oleh karena itu, Ayah/Bunda perlu memberikan mereka kepercayaan untuk bereksplorasi.
Dorong anak untuk mengerjakan segala sesuatu dengan caranya sendiri merupakan salah satu tips mengajari anak berpikir kritis. (Sumber: Unsplash.com)
6. Buat keberpihakan
Ketika anak sudah mendapatkan referensi jawabannya, lakukan diskusi kecil kepada anak-anak. Setelah anak-anak membaca referensinya, tanyakan apakah dia setuju dengan penulisnya atau tidak. Minta mereka menjelaskan mengapa mereka setuju dan mengapa mereka tidak setuju.
7. Jangan menghakimi
Misalkan anak-anak melakukan suatu kesalahan, kita tidak perlu langsung memarahinya atau memberikannya nasihat. Cukup tanyakan dulu kenapa si anak melakukan kesalahan itu, atau cari tahu apa tujuan mereka melakukannya dengan pendekatan yang tidak membuat sang anak merasa diinterograsi.
Baca Juga:
Manfaat Dongeng untuk Anak terhadap Perkembangan Psikologisnya
Itulah beberapa tips melatih anak berpikir kritis yang bisa Ayah/Bunda terapkan untuk si kecil. Nah, pasti ingin dong anak-anaknya bisa memiliki daya pikir kritis? Cara di atas memang tidak serta merta akan membuat anak menjadi langsung mampu berpikir kritis, tetapi kita bisa menumbuhkan cara berpikir seperti itu lewat cara-cara di atas. Tumbuhkan rasa nyaman untuk mereka bisa belajar apapun yang ada di sekitarnya, termasuk juga saat belajar.
Mendukungan penuh dalam proses pembelajaran anak dapat dilakukan dengan memberikan akses pengetahuan seluas-luasnya. Nah,
Kursus Ruangguru for Kids
dapat dijadikan solusi!
Di sana, kemampuan berpikir kritis dan potensi anak akan terus diasah dalam belajar membaca, menulis, dan berhitung (Calistung), Matematika, Bahasa Inggris, dan Sains.
Yuk, coba
trial class
nya sekarang!
Sumber Gambar:
Foto ‘Ottawa Art Gallery’. Fotografer: Nabil Saleh [Daring]. Tautan: https://unsplash.com/photos/a5RK_uk5Ej0 (Diakses pada 11 November 2022)
Foto ‘Time Together on the Couch’. Fotografer: Alexander Dummer [Daring]. Tautan: https://unsplash.com/photos/UH-xs-FizTk (Diakses pada 11 November 2022)
Foto ‘Charming Girl’. Fotografer: Yuri Shirota [Daring]. Tautan: https://unsplash.com/photos/p0hDztR46cw (Diakses pada 11 November 2022)