Apa Itu Pola Keruangan Desa? Berikut Pengertian, Ciri & Macamnya | Geografi Kelas 12



Pengertian pola keruangan desa





Tempat tinggal manusia umumnya terbagi menjadi dua macam pemukiman, yakni desa dan kota. Kali ini, yuk kita belajar tentang pola keruangan desa! Ada apa saja, ya? Simak di
artikel Geografi kelas 12
berikut!







Halo teman-teman, tentunya kalian pernah mendengar istilah desa, atau bahkan tinggal di sebuah desa, bukan? Desa biasanya identik dengan rumah-rumah yang sederhana, pola sosial masyarakatnya yang kekerabatan, dan sumber penghidupannya sebagai petani atau nelayan.



Namun tidak hanya itu saja lho, masih banyak hal-hal lain yang mencirikan pola keruangan desa. Lebih lengkapnya, kita pelajari artikel ini bersama, ya!



Pengertian Desa



Berdasarkan asal katanya,
desa berasal dari bahasa sanskerta yaitu deshi
(bukan Keshi, apalagi Teshi :P) yang artinya tanah kelahiran atau tanah tumpah darah.



Menurut UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa, definisi desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.



Selain definisi desa berdasarkan undang-undang, ada pula definisi desa berdasarkan pemikiran tokoh yakni Sutardjo Kertohadikusumo, yang menjelaskan bahwa
desa adalah suatu kesatuan hukum dan di dalamnya bertempat tinggal sekelompok masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri
.



Baca Juga:
Macam-Macam Perencanaan Tata Ruang dan Tujuannya



Ciri-Ciri Desa



Selanjutnya kita bahas tentang ciri-ciri desa. Ketika akan menentukan sebuah pemukiman dikatakan desa atau bukan, kita bisa nih menilai dari ciri-cirinya.
Ciri-ciri dari desa digolongkan menjadi dua (2) bagian, yaitu ciri fisik dan ciri sosial
.



1. Ciri Fisik Desa



a. Tata guna dan pemanfaatan lahan



Pada pedesaan, tata guna dan pemanfaatan lahannya, lebih menitikberatkan pada sektor pertanian. Hal ini, terbukti dengan luasnya hamparan sawah, maupun kebun yang ada di desa.



b. Aktivitas yang tergantung pada alam



Masih berkaitan dengan kegiatan desa yang lekat dengan pertanian, kehidupan di desa masih tergantung pula dengan alam. Jadi, tiap-tiap desa akan berbeda budaya pertaniannya. Misalnya pada pertanian sawah, yang bergantung pada musim, atau pertanian lahan basah, yang tergantung pada jenis tanah.



c. Kebiasaan beraktivitas



Fenomena alam seperti yang dijelaskan sebelumnya, kemudian mempengaruhi gaya hidup tiap-tiap desa. Contoh sederhananya yaitu, ketika matahari mulai terbenam, penduduknya pasti akan menghentikan aktivitas mereka, dan beristirahat untuk melanjutkan kegiatannya di esok hari ketika matahari sudah terbit kembali.



d. Jumlah penduduk



Pada desa, jumlah penduduk bisa dikatakan relatif sedikit, atau tidak sebanyak di wilayah perkotaan. Penduduk yang sedikit ini, menempati suatu wilayah yang sangat luas, sehingga bisa dikatakan rasio kepadatan penduduknya cukup rendah. Maka dari itu, banyak nih anggapan kalau ingin mencari kehidupan yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk keramaian, pindah ke desa adalah pilihan yang tepat.



e. Pola pemukiman



Dari segi pola pembangunan pemukiman, wilayah desa cenderung mengikuti morfologi yang terdapat di desa tersebut. Misalkan desa yang ada di pesisir pantai, maka pola pemukimannya akan memanjang mengikuti garis pantai.



Baca Juga:
Apa Saja Faktor dan Zona Interaksi Desa-Kota, Ya?



2. Ciri Sosial Desa



a. Penduduknya bersifat homogen



Ciri berikutnya dari desa, yakni penduduknya yang cenderung homogen. Di desa, baik itu dari segi pekerjaan, agama, hingga budaya, rata-rata tergolong sama. Hal ini dikarenakan penduduk desa bisa terbilang turun-temurun tinggal di suatu wilayah yang sama, sehingga tidak ada proses masuknya budaya dari luar. Oleh sebab itu, aspek sosial para penduduk di desa cenderung homogen.



b. Sistem gotong royong



Di desa sendiri, terkenal dengan sebuah istilah gotong royong atau saling membantu sesama. Kamu tentu paham dengan budaya dari warga desa yang memiliki kekerabatan yang erat, sehingga cenderung saling membantu dan bekerjasama. Misalnya bisa kita lihat pada sebuah kegiatan hajatan, sudah pasti semua orang di desa akan turut membantu untuk mensukseskan hal tersebut.



c. Hukum informal



Nah di desa, juga ada suatu aturan atau batasan dalam berkehidupan. Namun sifatnya lebih informal atau tidak resmi. Pada umumnya hukum di desa lebih bersifat konvensi atau adat istiadat, yang dipegang sejak lama dan dijaga oleh para tetua di desa dan seluruh penduduknya.



d. Pola pikir masyarakat desa



Selanjutnya, pola pikir masyarakat desa cenderung tradisional, dan mengacu pada kepercayaan yang turun temurun selalu diajarkan sejak dari nenek moyangnya. Kamu bisa menyadarinya dengan kurangnya desa yang cenderung mengikuti perkembangan dunia modern.



e. Kontrol sosial



Pengamanan atau kontrol sosial di desa, umumnya dilakukan secara informal, berlandaskan kekeluargaan, dan mengacu pada nilai serta norma yang berlaku.



Baca Juga:
Memahami Pembangunan dan Pengembangan Wilayah



Perbedaan desa dan kota - pola keruangan desa



Pola Keruangan Desa



Pola keruangan desa adalah

pengaturan dan pemanfaatan ruang (lahan) untuk keperluan tertentu, sehingga tidak terjadi pemanfaatan yang tumpang tindih

. Pola pemukiman antara satu desa dengan yang lainnya memiliki perbedaan tergantung karakteristik yang dimiliki. Oleh sebab itu, pola keruangan desa memiliki beberapa jenis.



Jika ingin mengklasifikasikan jenis-jenis pola keruangan desa, cukup dengan mengamati bagaimana pola pemukiman atau tempat tinggal penduduknya. Setiap desa dibedakan pola keruangannya berdasarkan bentangan alam atau kebutuhan dari masyarakat tersebut untuk penghidupannya.



Simpelnya, dengan membayangkan bahwa rumah-rumah di desa pegunungan, tentunya berbeda bukan, dengan desa yang ada di pesisir pantai. Ada empat (4) jenis pola keruangan yang berbeda dari desa-desa di Indonesia. Berikut penjelasannya, ya!



1. Pola Memusat




Pola keruangan desa - pola memusat



Pertama, yakni pola memusat. Pola ini termasuk yang paling umum ditemui di desa-desa Indonesia. Ciri khas dari pemukiman pola memusat adalah pembangunan rumah penduduknya cenderung berdekatan pada suatu titik lokasi tertentu.



Pola memusat banyak terdapat di wilayah dataran rendah. Pola semacam ini kemungkinan terbentuk karena dihuni secara turun-temurun oleh beberapa generasi. Ciri khas dari penduduk dengan desa pola memusat adalah tingkat kekerabatannya yang tinggi.



2. Pola Mengelilingi




Pola keruangan desa - pola mengelilingi



Pola mengelilingi fasilitas pada prinsipnya mirip dengan pola memanjang, namun perbedaannya ada pada pembangunan dari desanya tidak memanjang, namun mengelilingi suatu fasilitas tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat.



Pola ini umumnya ditemukan di dataran rendah, dimana fasilitas umum yang ada dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Misalnya mengelilingi waduk atau mata air. Fasilitas yang dikelilingi tersebut sudah pasti berada ditengah-tengah pemukiman, dan digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan industri maupun sehari-hari.



Baca Juga:
Apa Saja Permasalahan Tata Kota dan Perencanaan Ruang?



3. Pola Memanjang




Pola keruangan desa - pola memanjang



Selanjutnya, pola memanjang. Pola pemukiman ini, dapat dikenali dengan pola pembangunannya yang memanjang pada suatu garis. Nah, garis tersebut bukan garis biasa, melainkan menjadi sumber penghidupan, atau kemudahan mobilitas penduduk yang tinggal di daerah tersebut.



Nah, Pola ini sering ditemui pada desa yang  berada di pesisir laut, karena umumnya penduduk bekerja sebagai nelayan. Selain itu, pola memanjang juga bisa kamu temui pada desa yang dekat dengan jalan raya. Rumah-rumah yang berdiri di atasnya, cenderung mengikuti dari garis yang memanjang.



4. Pola Menyebar




Pola keruangan desa - pola menyebar



Pada pemukiman ini, umumnya ada pada daerah dataran tinggi, karna rata-rata penduduknya, akan mencari dataran yang rendah, morfologinya rata dan mudah untuk didirikan bangunan, sebagai tempat tinggal para penduduknya.



Selain dari faktor morfologi tadi, kecenderungan pembangunan yang menyebar pada desa dengan pola menyebar, antara lain karena alasan kesuburan tanah, sumber air, dan topografi dari lingkungannya.



Baca Juga:
Mempelajari Pola Keruangan Kota, Ciri-Ciri, dan Strukturnya



Selesai sudah materi kita kali ini mengenai pola keruangan desa. Semoga kamu paham mengenai pengertian, ciri-ciri, serta macam-macam pola keruangan desa, ya. Terima kasih sudah belajar hari ini!



Istirahat dulu, kalau kamu penasaran dengan materi seru lainnya dari Ruangguru, bisa banget nih kamu coba langganan belajar di Brain Academy Online! Ada fitur live teaching dengan STAR Master Teacher berpengalaman dan teman-teman seluruh Indonesia, bikin suasana belajar mu jadi menyenangkan! Yuk daftar
Brain Academy Online
yuk!







Referensi:



Endarto, Danang, Dkk, 2009.

Geografi 3 Untuk SMA/MA Kelas XII

, Jakarta, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.



LihatTutupKomentar