Artikel ini membahas tentang manfaat sinar inframerah di kehidupan sehari-hari, sejarah penemuannya, serta karakteristik dan sifat-sifatnya.
—
Kamu nyadar
nggak?
Ada satu benda di dunia ini yang keliatannya sepele, tapi ngebantu kita banget. Benda itu bernama…
kembang kol
remote
. Bayangin
deh,
gimana hidupmu tanpa
remote
. Tiap mau nonton
tv,
harus bangun dan
mencet
secara
manual tv
-nya. Kalo nontonnya tiduran dan
mager
, jempol kaki maju-maju buat ganti.
Ganti suhu
AC, hand stand.
Mencetnya
tetep
pakai jempol kaki.
Tahu
gak
gimana cara kerja
remote
itu? Walaupun keliatannya gampang dan sederhana banget, sistem kerja
remote
itu menggunakan sinar inframerah.
Iya, pakai sinar. Makanya, Kamu harus mengarahkan
remote
dengan benar. Kalau ada benda yang menghalangi penerima sinyal di TV-nya, apapun yang kamu pencet di
remote
jadi gak pengaruh. Ya, karena informasi yang dikirimkan sinar tidak sampai ke penerima alias TV.
Sinar inframerah ini pertama kali ditemukan oleh mas-mas kelahiran Jerman yang bernama
Friedrich Wiliam Herschel
tahun 1800. Iya,
udah jadul
banget ya? Setelah heboh karena berhasil menemukan planet Uranus di tahun 1781, Sembilan belas tahun kemudian ia mencoba membuat penemuan lain.
Di masa itu, Herschel akrab dengan
penemuan
Newton
yang mengatakan bahwa sinar matahari dapat dipisahkan menjadi komponen kromatis terpisah melalui pembiasan kaca prisma. Itu, lho, kalau kamu pantulin sinar matahari dengan kaca prisma, maka akan muncul cahaya warna-warni kayak pelangi. Kadang pake CD juga bisa. Penemuan ini yang bikin fotografer masa kini ngasih efek-efek pelangi ke muka orang.
Saat itu, Herschel kepikiran ‘Jangan-jangan setiap warna ini punya panas yang berbeda-beda?’ Hasil dari kekepoan ini adalah: dia mengarahkan kaca prisma ke cahaya matahari, lalu mengukur suhu tiap warnanya.
Herschel ingin mengetahui seberapa banyak panas yang melewati filter warna yang berbeda. Saat mengukur suhu dengan spektrum cahaya ungu, biru, hijau, kuning, oranye, dan merah, dia mendapati bahwa
semakin mendekati warna merah, suhunya semakin meningkat.
Uniknya, ketika Herschel mencoba mengukur suhu di luar bagian merah,
tempat di mana tidak ada sinar matahari, suhu tersebut adalah yang paling tinggi.
Ia pun meneliti tentang sinar panas yang “terpisah” dari berbagai cahaya tampak tadi.
Dan, seperti yang kamu tahu, sekarang kita mengenalnya dengan sinar inframerah.
Sinar inframerah memiliki panjang gelombang antara 760 nm sampai 1000 µm dan frekuensi 30 GHz sampai 40.000 GHz.
Well
, kita semua sama-sama tahu bahwa benda panas akibat getaran atomik dan molekuler
dianggap memancarkan gelombang panas
dalam bentuk sinar inframerah. Makanya, sinar inframerah sering disebut dengan radiasi panas.
Baca juga:
Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel
Iya, semua yang mengandung panas akan memancarkan radiasi sinar inframerah. Bahkan api sekalipun.
Meskipun ada kata-kata “radiasi”, kamu
gak
perlu takut. Inframerah itu gak lebih dari sekedar panas kok. Jadi nggak berbahaya. Setiap hari kita terpapar sinar inframerah dari benda-benda “panas” tadi. Bahaya baru bisa muncul kalau panas yang kita terima berasal dari… api cemburu.
Ckckck
kedengkian dan iri hati itu lah sumber bahaya yang sesungguhnya!