
  
 
Yuk, belajar cara menganalisis unsur intrinsik dari suatu cerpen. Simak selengkapnya di artikel
Bahasa Indonesia Kelas 11
berikut ini.
  
   —
  
 
  
  
 
  
   Guys
  
  , ingat nggak di kelas 9 dulu kamu pernah belajar tentang pengertian cerpen beserta unsur intrinsiknya? Sedikit berbeda dari pelajaran kamu di SMP dulu, kali ini, kamu akan mencoba langsung menganalisis unsur intrinsik yang ada dalam sebuah cerpen.
 
  Sebelum itu, ingat kah kamu, apa yang dimaksud unsur intrinsik pada cerpen? Unsur intrinsik cerpen adalah unsur-unsur pembentuk yang terdapat dalam cerita pendek itu sendiri.
  Ada tujuh unsur intrinsik cerpen yang harus kamu ketahui, yaitu tema, alur dan plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya penceritaan
  . Yuk, kita bahas satu per satu beserta dengan analisisnya ya.
 
  
 
  1. Tema
 
  
   Tema
  
  adalah
  
   gagasan utama yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam cerita.
  
  Sekarang coba kamu baca potongan cerpen berjudul “Tiga Butir Kurma per Kepala” karangan Yusrizal K. W. berikut ini.
 
  
   “Jangan ditanya rantau jauh saja. Tapi, pandanglah saya dari kecintaan pada orang dan kampung ini. Walau cuma bisa kasih kurma, itu indah sekali …” begitu kilahnya, seraya berkata lagi sambil menunjuk dadanya, “Semua tergantung di sini. Rantau yang jauh tiada taranya, di dalam dada. Begitu juga sebaliknya, di dada. Rasakan makna niatnya…”
  
 
  
   Di setiap bulan suci Ramadan, biasanya pak Ayub tiba-tiba muncul. Ia mendatangi setiap rumah dengan sepeda tuanya. Setiap rumah ia beri kurma. Kalau jumlah kurma itu dalam kantung plastik ada 15 buah, berarti penghuni rumah ada lima orang. Seandainya ada 21 buah, berarti penghuni rumah yang didatanginya ada tujuh orang. Ia mengatakan bahwa setiap orang atau per kepala di dalam sebuah rumah atau keluarga, mendapat tiga buah kurma.
  
 
  Dari potongan cerpen di atas, apakah kamu sudah bisa menebak temanya? Yap, tema dari cerpen di atas adalah
  
   kesetiakawanan sosial
  
  yang dibuktikan dengan pemberian kurma kepada masyarakat sekitar atau tetangga.
 
  Baca Juga:
  Mengupas Cerpen: Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, Struktur, dan Contohnya
 
  2. Alur
 
  Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita dalam cerpen
  . Alur cerpen terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:
 
Alur Maju (
progressive
)
Rangkaian peristiwa bergerak maju berdasarkan urutan waktu.
Alur Mundur (
regressive
)
Rangkaian peristiwa bergerak mundur. Ditandai dengan adanya kilas balik cerita (
flashback)
Alur Campuran (
compound
)
Rangkaian peristiwa bergerak maju dan mundur. Dalam hal ini, alur cerita dibuat lebih kompleks.
  Sekarang coba kita analisis alur dari cerpen
  “Tiga Butir Kurma per Kepala” karangan Yusrizal K. W. berdasarkan ringkasannya berikut ini.
 
  
   Cerpen ini dibuka dengan cerita tentang Pak Ayub. Ia digambarkan sebagai orang yang suka merantau, tapi warga kampung tidak tahu ia merantau kemana. Bisa ke banyak tempat dan berpindah-pindah. Kemudian, diceritakan kembali bahwa pada setiap bulan suci Ramadan Pak Ayub datang untuk membagi-bagikan kurma sejumlah tiga buah per orang. Tapi, sudah dua kali Ramadan Pak Ayub tidak pulang kampung. Keluarga dan warga kampungnya tidak tahu keberadaannya karena tidak pernah berkirim surat.
  
 
  
   Namun, saat bulan puasa sudah berjalan 20 hari, ada seseorang yang datang ke kampung dan melakukan kebiasaan seperti yang dilakukan oleh Pak Ayub yaitu membagi-bagikan kurma. Dari cerita pemuda yang datang, warga mengetahui bahwa Pak Ayub telah meninggal dan kembali mengenang kebaikannya.
  
 
  Nah, dari hasil analisis dan
  
   kronologi cerita
  
  yang disajikan dalam cerpen di atas, kamu bisa mengetahui bahwa cerita ini memiliki alur
  
   maju
  
  . Jadi, dari suatu peristiwa ke peristiwa lainnya berjalan maju.
 
  3. Tokoh dan Penokohan
 
  Ada yang tahu, apa bedanya tokoh dengan penokohan?
  Tokoh adalah
  
   pelaku
  
  yang ada di dalam cerpen
  . Sementara itu,
  
   penokohan
  
  adalah
  
   gambaran watak, sifat, atau karakter
  
  setiap tokoh dalam cerita.
 
  Berikut adalah beberapa contoh analisis tokoh dan penokohan dari cerpen “Tiga Butir Kurma per Kepala”.
 
Kami akrab mengenal Pak Ayub sebagai tuan kurma yang bijaksana.
(watak tokoh digambarkan bijaksana secara langsung)
“Saya Zamzami. Anak angkat Pak Ayub”
(karakter tokoh dijelaskan melalui dialog)
Ia berpeci, dagunya berjanggut, kumisnya tipis, wajahnya bersih.
(deskripsi fisik tokoh menggambarkan ia orang yang religius)
  4. Latar
 
  
   Setting
  
  atau
  
   latar
  
  adalah gambaran mengenai
  
   tempat, waktu dan suasana
  
  cerpen. Langsung saja kita analisis ketiga latar tadi pada kutipan cerpen “Tiga Butir Kurma per Kepala” berikut ini.
 
Dan di saat puasa berjalan dua puluh hari, seseorang tak dikenal mendatangi
rumah-rumah warga kampung
.
(latar tempat)
Tak lama bedug berbuka puasa berdentam. Kami terbayang kurma dari Allah, begitu tutur Pak Ayub dulu tentang keikhlasannya, yang
tadi sore
di antara Zamzami.
(latar waktu)
Sementara perantau yang dulu pulang bawa dan nyumbang macam-macam untuk surau, masjid, jalan, tugu, dan balai pemuda, kini bertambah banyak. Bingkisan Ramadan dan lebaran pun silih berganti diterima warga kampung.
(latar suasana)
  Baca Juga:
  Apa Saja Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen? Cari Tahu Yuk!
 
  5. Sudut Pandang
 
  
   Sudut pandang
  
  adalah
  
   cara bercerita atau cara pandang seorang pengarang
  
  pada suatu peristiwa dalam cerpen. Sudut pandang cerpen juga terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya sebagai berikut:
 
Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama
  Sudut pandang ini umumnya menggunakan kata ganti seperti “aku” atau “saya” pada tokoh utama cerita, “kami” sebagai bentuk jamak. Dalam sudut pandang ini penulis atau pembuat cerita seolah-olah terlibat dalam ceritanya dan dia sendiri sebagai tokoh utama dalam cerita.
 
Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan
  Sudut pandang ini seolah-olah si tokoh utama yang bercerita, akan tetapi posisinya dalam cerita bukanlah sebagai tokoh utama.
 
Sudut pandang orang ketiga serba tahu
  Pada sudut pandang ini umumnya menggunakan kata ganti seperti ia, dia atau nama dari pelaku yang ada dalam cerita yang dibuat oleh penulis.
 
Sudut pandang orang ketiga pengamat
  Dalam sudut pandang ini maksudnya kata “dia” sangat terbatas. Penulis cerita menggambarkan apa yang dilihat, didengar, yang dialami dan yang dirasakan oleh tokoh utama dalam cerita, akan tetapi hal tersebut sangat terbatas hanya pada seorang tokoh saja.
 
  Coba kita lihat contoh analisis unsur intrinsik sudut pandang, masih dalam cerpen “Tiga Butir Kurma per Kepala” berikut ini.
 
  
   Di antara sejumlah perantau asal kampung
  
  
   
    kami
   
  
  
   yang mendampek itu, ada satu nama yang paling berkesan, yaitu Pak Ayub.
  
  
   (sudut pandang orang pertama pelaku sampingan)
  
 
  6. Amanat
 
  
   Amanat
  
  adalah sebuah
  
   pesan atau harapan seorang penulis
  
  cerita kepada pembaca agar pembaca mau bertindak atau melakukan sesuatu.
 
  Seperti apa sih amanat yang ingin disampaikan dalam cerpen “Tiga Butir Kurma per Kepala”? Coba kita analisis berdasarkan potongan-potongan berikut ini.
 
Saat menerima kurma, pemilik rumah hanya mengucap terima kasih. Setelah orang itu pergi, bibir-bibir yang belum disentuh oleh hal yang membukakan puasa, bergerak bergetar. Mereka teringat Pak Ayub.
Ketika kami tersadar, ketika kerinduan dan keinginan bersua Pak Ayub yang sudah dua kali Ramadan tak pulang ke tanah kelahirannya memuncak, pengantar kurma itu kami tahan beramai-ramai.
Pemberian dari Pak Ayub itu rasanya sampai ke lubuk hati sejuknya.
  Kira-kira, apa pesan dari cerpen di atas? Penulis ingin menyampaikan bahwa berbuat baiklah selama hidup, karena
  
   kebaikan akan terus diingat orang walaupun kita sudah tiada
  
  . Amanat lainnya adalah untuk selalu ingat
  
   berbagi kepada sesama
  
  dengan apapun yang kita miliki.
 
  7. Gaya Penceritaan
 
  
   Gaya penceritaan
  
  adalah pemakaian bahasa yang digunakan oleh pengarang
  . Gaya bahasa ini biasanya digunakan untuk memberikan kesan yang lebih menarik ke dalam cerita. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan majas.
 
  Sebagai contoh kamu bisa lihat kalimat di bawah ini:
 
  
   Lidah api bergoyang menjilat wajah saya yang tengah merunduk.
  
  
   (gaya bahasa menggunakan majas personifikasi)
  
 
  
 
  Oke, gimana, nih? Sudah paham belum bagaimana cara menganalisis unsur intrinsik cerpen? Untuk menambah pemahaman kamu, berikut ada contoh soal yang bisa kita bahas bersama.
 
  
   Contoh Soal Analisis Unsur Intrinsik Cerpen
  
 
  
   Bacalah kutipan cerita berikut!
  
 
  “Orangtua Ari ingin Ari pindah ke Kota Malang untuk melanjutkan SMP di sana. Memang orang tuanya tinggal di Malang, sedangkan di sini Ari tinggal bersama neneknya.”
 
  Ibu terdiam sejenak, lalu berkata lagi. “Oh Lasmi, berpisah dengan teman sekolah itu biasa. Kan, tidak selamanya kalian dalam satu sekolah, lama-kelamaan kau akan melupakan Ari juga.”
 
  “Ah, tidak bisa, Bu. Ibu tahu selama ini Ari sudah seperti saudara sendiri,” kata Lasmi terbata-bata.
 
  Konflik dalam kutipan cerita tersebut adalah …
 
Lasmi sangat kesal karena Ibu mengizinkan Ari pindah ke Malang.
Lasmi ingin ikut pindah ke Malang jika Ari melanjutkan SMP di sana.
Lasti tidak dapat menerima atas kepindahan Ari ke Malang.
Lasmi menyadari bahwa kepindahan teman sekolah itu biasa.
  
   Jawaban: C
  
 
  
   Pembahasan:
  
 
  Konflik merupakan bagian dari alur. Konflik ditandai dengan adanya pertentangan masalah. Masalah pertama dari kutipan cerpen tersebut adalah rencana kepindahan Ari ke Malang. Sementara, masalah kedua adalah Lasti tidak terima Ari pindah karena ia pikir bahwa ia akan kehilangan teman. Pertentangan antara masalah pertama dan kedua ini disebut dengan konflik. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C.
 
  Baca Juga:
  Yuk, Belajar Cara Menganalisis Unsur Ekstrinsik Cerpen
 
  Itu lah pembahasan ringkas mengenai cara menganalisis unsur intrinsik cerpen. Agar kamu dapat semakin lancar dan tidak kebingungan saat mengerjakan soal, banyak-banyaklah berlatih ya! Berlatih soal-soal dapat mengasah kemampuan kamu dalam memahami konsep suatu materi.
  
   Yuk
  
  , perbanyak latihan soal di
  ruangbelajar
  !
 
  Referensi:
  Suherli dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas 11. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.