Cerita Dongeng: Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, Fungsi, Unsur & Contohnya





cerita dongeng







Suka membaca cerita dongeng? Yuk, cari tahu penjelasan lengkap tentang dongeng mulai dari pengertian, jenis-jenis, ciri-ciri, fungsi, unsur, struktur, dan contohnya.




















“Pada suatu hari……”






Hayo


, pasti kamu sangat familiar dengan potongan kalimat di atas ‘kan?


Yap


, bener banget. Itu merupakan salah satu contoh awalan dari sebuah cerita dongeng.



Dongeng sudah menjadi bacaan atau cerita yang sering kita dengar saat beranjak dewasa. Tak hanya cerita khayalan, dongeng juga memiliki makna atau pesan tersirat untuk para pembacanya, yang kebanyakan adalah anak-anak.



Namun, sebenarnya tahukah kamu apa itu dongeng? Lalu, seperti apa ciri-ciri dan manfaat dongeng? Bertepatan dengan
Hari Dongeng Sedunia
yang diperingati setiap tanggal 20 Maret, simak penjelasannya beserta contoh dongeng paling terkenal di nusantara berikut ini, yuk!




Pengertian Dongeng



Mari kita mulai dengan pengertian dongeng menurut KBBI ya. Berdasarkan KBBI,
dongeng adalah sebuah cerita yang tidak benar-benar terjadi
, terutama kejadian di zaman dahulu yang aneh-aneh. Bisa disimpulkan bahwa, dongeng merupakan cerita rakyat yang
fiktif atau khayalan
dengan
tema-tema yang imajinatif
dan sering tidak masuk akal.



Cerita dongeng dapat berkaitan dengan kepercayaan masyarakat pada sesuatu yang bersifat supranatural dan diimplementasikan di kehidupan manusia sehari-hari. Biasanya dongeng melibatkan kejadian luar biasa yang membuat pembaca ikut merasakan suasana yang terjadi di dalam cerita.



Kebanyakan cerita dongeng, baik itu lisan maupun tulisan,
tidak dapat dikenali siapa pengarangnya
. Hal ini dikarenakan banyak dongeng yang merupakan cerita turun temurun dari nenek moyang. Maka dari itu, dongeng digolongkan sebagai sastra lama yang sudah ada dari zaman dahulu.



Cerita dongeng memang terkesan sebagai kejadian nyata yang benar-benar terjadi, padahal dongeng hanyalah fiksi yang imajinatif. Walaupun termasuk cerita khayalan, dongeng tetap menjadi hiburan yang menyenangkan dan memberi banyak dampak positif bagi anak karena banyak memuat pesan moral.



Baca juga:
Pengertian Majas, Jenis, dan Contohnya, Lengkap!



fakta tentang dongeng malin kundang




Fungsi dan Manfaat Dongeng



Fungsi utama dari dongeng adalah sebagai
sarana hiburan
bagi para pendengar dan pembacanya. Namun, dongeng juga memiliki tujuan untuk
mewariskan nilai-nilai dan pesan moral
yang diyakini oleh masyarakat pada masa itu.



Cerita dongeng kerap melukiskan sebuah sindiran atau kebenaran yang berisi pelajaran moral. Biasanya, ada dua tokoh dongeng yang menjadi fokus utama, yaitu tokoh baik dan jujur yang akan mendapat imbalan menyenangkan, dan tokoh jahat yang akan mendapat hukuman. Pasti kamu masih ingat ‘kan cerita bawang merah dan bawah putih?




Unsur-unsur Dongeng




  • Tema: gagasan atau ide utama dari cerita dongeng


  • Latar: keterangan suasana waktu dan ruang terjadinya suatu peristiwa


  • Alur: peristiwa yang terjadi pada dongeng


  • Tokoh: pelaku yang ada pada dongeng


  • Penokohan: penampilan dan watak dari tiap tokoh yang ada di dalam cerita


  • Amanat: pesan moral yang ingin disampaikan pada pembaca atau pendengar



unsur-unsur dongeng




Jenis-jenis Dongeng




1. Fabel



Fabel
adalah cerita dongeng yang tokoh utamanya binatang tetapi memiliki watak dan perilaku seperti manusia. Fabel sering ditemukan pada kisah dongeng antara hewan, misalnya di hutan atau tempat-tempat lainnya.



Contoh fabel: Si Kancil, Burung Gagak yang Cerdik, Kancil dan Buaya, Semut dan Belalang, Persahabatan Kelinci dan Monyet, Kura-Kura dan Kancil, dan sebagainya.




2. Legenda



Legenda
cerita rakyat
yang ada
di kehidupan masyarakat dan berhubungan tentang suatu peristiwa
. Peristiwa dalam cerita rakyat tersebut bisa melahirkan
suatu asal usul suatu tempat, suatu nama daerah, atau hal-hal yang berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar
.



Contoh legenda: Tangkuban Perahu, Legenda Danau Toba, Batu Menangis, Candi Prambanan (Roro Jonggrang), Sangkuriang, dan sebagainya.




3. Mite atau Mitos



Mite atau yang lebih dikenal dengan mitos adalah jenis dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat terhadap hal yang tidak masuk akal. Biasanya, ceritanya akan berhubungan dengan makhlus halus, dewa-dewi, atau hal gaib lainnya.



Contoh mite: Nyi Roro Kidul, Laweyan, Joko Tarub, dan sebagainya.




4. Sage



Sage adalah dongeng yang ceritanya mengisahkan tentang sejarah dari tokoh tertentu yang memiliki kebaikan, keberanian, kesaktian, dan kepahlawanan. Sage mengandung unsur sejarah yang telah bercampur dengan cerita fantasi rakyat.



Contoh sage: Panji Laras, Calon Arang, Si Pitung, Lutung Kasarung, Airlangga, dan sebagainya.




5. Parabel



Parabel adalah cerita yang mengandung nilai-nilai pendidikan, baik itu pendidikan agama, moral, atau pendidikan secara umum yang disampaikan secara tersirat.



Contoh parabel: Sepasang Selop Putih, Damarwulan, Hikayat Bayan Budiman, Malin Kundang, dan sebagainya.




6. Jenaka



Dongeng jenaka atau lelucon adalah cerita lucu yang diperankan oleh tokoh-tokohnya.



Contoh jenaka: Si Kabayan, Pan Balang Tamak, Singa Rewa, dan sebagainya.




7. Dongeng biasa



Selain jenis-jenis di atas, ada juga dongeng biasanya yang umum diceritakan. Dongeng ini memuat cerita suka duka dan impian seseorang.



Contoh dongeng biasa: Bawang Putih dan Bawang Merah, Cinderella, Ande-ande Lumut, dan sebagainya.



jenis-jenis dongeng



Baca juga:
Penggunaan Tanda Baca, Fungsi, dan Contohnya, Lengkap!




Ciri-Ciri Dongeng




  • Ceritanya singkat


  • Kalimat pembuka umumnya diawali dengan:

    “pada zaman dahulu, pada masa silam, alkisah, pada suatu hari, dan sebagainya”



  • Memiliki alur yang sederhana


  • Karakter atau tokoh di dalam cerita biasanya tidak disampaikan dengan rinci


  • Ada dua tokoh dengan watak yang berlawanan, yaitu baik dan jahat


  • Ditulis dengan gaya penceritaan lisan


  • Bersifat fiktif atau khayalan


  • Ada versi yang berbeda-beda karena cara penyebarannya dari mulut ke mulut


  • Mengandung pesan moral yang bisa dipelajari oleh pembaca atau pendengar


  • Tidak diketahui dengan pasti siapa pengarangnya




Contoh Dongeng Beserta Pesan Moralnya




Malin Kundang



Pada zaman dahulu, hiduplah seorang janda bersama seorang anak laki-laki, di perkampungan Pantai Air Manis, Padang Sumatera Barat.



Perempuan itu bernama Mande Rubayah, sedangkan anak laki-lakinya bernama Malin Kundang. Sejak kanak-kanak, Malin Kundang sudah ditinggal mati ayahnya. Pada saat Malin menginjak dewasa, ada kapal besar berlabuh di Pantai Air Manis. Kedatangan kapal tersebut meneguhkan hatinya untuk 3pergi merantau.



“Bu, saya ingin mencari kerja, merantau ke negeri orang,” kata Malin dengan suara lirih. “Belum tentu setahun sekali ada kapal besar merapat di pantai ini. Saya akan mencari kerja agar nasib kita berubah dan terbebas dari kemiskinan.” Meski dengan berat hati, akhirnya Mande Rubayah pun mengizinkan anaknya pergi.



Hari berganti, bulan berjalan, dan tahun berbilang, Malin telah pergi meninggalkan kampungnya tanpa pernah memberi kabar kepada ibunya. Pada suatu hari, sebuah kapal besar berlabuh di pantai Air Manis. Melihat hal itu, Mande Rubayah ikut berdesakan mendekati kapal tersebut. Ia sangat yakin bahwa lelaki muda itu adalah Malin Kundang. Tanpa canggung, ia langsung memeluk Malin erat-erat, seolah takut kehilangan
anaknya lagi. Lalu ia pun menyapa Malin dengan suara serak, karena menahan tangis bahagia.



“Malin, anakku, mengapa begitu lamanya kau meninggalkan ibu?” Malin terpana karena ia tak percaya bahwa wanita itu adalah ibunya.



Sebelum sempat berpikir, istrinya yang cantik itu berkata,”Cuih! Wanita buruk inikah ibumu? Mengapa kau membohongi aku?” Lalu dia berkata lagi. “Bukankah dulu kau katakan ibumu adalah seorang bangsawan sederajat dengan kami?”



Mendengar kata-kata istrinya, Malin Kundang mendorong wanita tua itu hingga terguling ke pasir. Mande Rubayah berkata lagi, “Malin, Malin, anakku. Aku ini ibumu, Nak!” Malin Kundang tidak menghiraukan perkataan ibunya.



“Hai, Perempuan tua! Ibuku tidak sepertimu, engkau tampak sangat miskin dan kotor!” kata si Malin sambil mendorong wanita tua itu hingga terkapar pingsan.



Ketika Mande Rubayah sadar, Pantai Air Manis sudah sepi. Di laut dilihatnya kapal Malin semakin menjauh. Hatinya perih seperti ditusuk-tusuk. Tangannya ditengadahkan ke langit. Ia kemudian berseru, “Ya Allah, Yang Maha Kuasa, kalau dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya tadi. Tapi kalau memang benar dia anakku, Malin Kundang, aku mohon keadilan-Mu.”



Tidak lama kemudian, cuaca di tengah laut yang tadinya cerah, mendadak berubah menjadi gelap. Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba datanglah badai besar menghantam kapal Malin Kundang. Seketika kapal itu hancur berkeping-keping. Kemudian terempas ombak hingga ke pantai.



Keesokan harinya, di kaki bukit terlihat kepingan kapal yang telah menjadi batu, itulah kapal Malin Kundang. Tak jauh dari tempat itu, nampaklah sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia. Konon, itulah tubuh Malin Kundang anak durhaka yang terkena kutukan ibunya menjadi batu. Di sela-sela batu itu, berenang-renang ikan teri, ikan belanak, dan ikan tenggiri.




(sumber cerita: dongengceritarakyat.com)




Pesan moral:




  • Sebagai anak kita tidak boleh menyakiti hati orang tua


  • Jangan sampai harta membuat kita lupa dengan asal-usul kita


  • Doa orang tua senantiasa diijabah oleh Yang Maha Kuasa


  • Berbohong akan mendatangkan keburukan



struktur dongeng




Bawang Merah dan Bawang Putih



Di sebuah desa, tinggalah seorang janda yang hidup dengan dua anak perempuannya yang memiliki wajah menawan, yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah meninggal dunia, jadi Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah.



Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki sifat karakter serta kepribadian yang berbeda. Bawang Putih memiliki sifat yang rajin, baik hati, jujur, dan rendah hati. Sementara, Bawang Merah memiliki sifat yang malas, sombong, iri hati.



Kepribadian Bawang Merah yang malas juga diperburuk karena ibunya yang memanjakannya. Ibunya selalu memberi Bawang Merah apapun yang diinginkannya.



Sedangkan Bawang Putih yang melakukan semua pekerjaan rumah, mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan ia hanya melakukannya sendiri. Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk diri mereka sendiri.



Ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka hanya meminta Bawang Putih. Bawang Putih tak pernah mengeluhkan nasib buruknya yang dia hadapi. Ia selalu melayani ibu tiri dan saudara perempuannya dengan gembira.



Suatu hari, Bawang Putih, mencuci baju ibu tiri dan Bawang Merah di sungai. Bawang Putih tak menyadari jika sepotong kain milik ibunya hanyut di sungai. Ia pun merasa sedih, berpikir jika kain itu tidak ditemukan, ia akan disalahkan, dihukum, atau diusir dari rumah.



Karena takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di sepanjang sungai. Setiap kali ia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang kain ibunya yang hanyut, tetapi semua orang tak melihat di mana kain itu.



Akhirnya Bawang Putih sampai ke suatu tempat di mana sungai itu mengalir ke sebuah gua. Anehnya, ia melihat ada seorang perempuan yang sangat tua di dalam gua tersebut. Bawang Putih pun bertanya pada perempuan tua itu jika ia melihat kain milik ibunya.



Perempuan tua itu tahu di mana kain itu, tapi ia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang Putih. Syaratnya ia harus bekerja membantu perempuan itu. Karena sebelumnya ia terbiasa bekerja keras, hingga ia bersedia membantu perempuan tua itu.



Saat hari sudah sore, Bawang Putih pun mengucapkan selamat tinggal pada perempuan tua kemudian perempuan itu juga menyerahkan kain padanya. Karena kebaikan Bawang Putih, perempuan tua itu menawarkan hadiah labu.



Ada dua labu, yang satu lebih besar dari yang lain. Bawang Putih diminta untuk memilih labu yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah, ia memilih labu yang kecil. Setelah itu Bawang Putih kembali ke rumahnya.



Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat marah karena Bawang Putih terlambat. Bawang Putih kemudian menceritakan apa yang terjadi. Ibu tirinya masih marah karena Bawang Putih terlambat dan hanya membawa satu labu kecil. Jadi, ibunya membanting labu itu ke tanah.



“Prakk…” dan labunya pun pecah.



Tapi aneh, ternyata dalam labu ada perhiasan emas yang indah dan berkilauan. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat terkejut. Mereka kemudian merasa akan menjadi sangat kaya jika memiliki perhiasan yang begitu banyak.



Tetapi karena keserakahannya, mereka malah berteriak pada Bawang Putih dan membentaknya kenapa Bawang Putih tak mengambil labu yang besar. Dalam pikiran Bawang Merah dan Ibunya, jika labu yang besar diambil, pasti mereka mendapatkan lebih banyak perhiasan.



Untuk memenuhi keserakahan mereka, Bawang Merah mengikuti langkah-langkah yang diceritakan oleh Bawang Putih. Ia rela menghanyutkan kain ibunya, berjalan di sepanjang sungai, bertanya pada orang-orang dan akhirnya datang ke gua tempat perempuan tua itu tinggal.



Namun, tidak seperti Bawang Putih, Bawang Merah menolak membantu perempuan tua itu untuk bekerja dan ia bahkan dengan arogan memerintahkan perempuan tua itu untuk memberinya labu yang lebih besar.



Perempuan tua itu memenuhi permintaan Bawang Merah memberikan labu yang besar untuk Bawang Merah.



Bawang merah dengan senang hati membawa labu besar yang diberikan perempuan tua, sambil membayangkan berapa banyak perhiasan yang ia akan dapatkan.



Sekembalinya ke rumah, Ibunya pun menyambut Bawang Merah. Tidak lama setelah itu, labunya dihancurkan ke tanah.



Bukan isi perhiasan, berbagai ular berbisa yang menakutkan keluar dari dalam labu. Bawang Merah dan Ibu tiri akhirnya menyadari apa yang mereka lakukan selama ini salah, dan meminta Bawang Putih untuk memaafkan mereka.




(sumber cerita: popmama.com)




Pesan moral:




  • Jadilah anak yang rajin


  • Sifat serakah tidak akan membuat bahagia dan akan membawa kesusahan di masa datang


  • Apabila kita berbuat baik, maka Tuhan akan selalu menolong kita. Sementara orang yang suka berbuat jahat, pasti akan mendapat balasannya.






Gimana, seru banget ‘kan pembahasan kita kali ini? Pasti kamu jadi nostalgia mengingat-ingat dongeng di masa kecil dulu ‘kan? Mau tahu lebih dalam tentang dongeng atau cerita rakyat lainnya? Kamu bisa langsung lihat pembahasannya dengan video beranimasi di
ruangbelajar
!




Referensi:



Pengertian dongeng [daring]. Tautan:

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dongeng

(Diakses: 14 Maret 2022)



Mengenal Dongeng, mulai dari Pengertian hingga Unsur Pembentuknya [daring]. Tautan:

https://bobo.grid.id/read/082701106/mengenal-dongeng-mulai-dari-pengertian-hingga-unsur-pembentuknya?page=all

(Diakses: 14 Maret 2022)



Yuk, Mengenal Apa yang Dimaksud dengan Dongeng [daring]. Tautan:

https://mediaindonesia.com/humaniora/458447/yuk-mengenal-apa-yang-dimaksud-dengan-dongeng

(Diakses: 14 Maret 2022)



Dongeng: Ciri, Struktur dan Jenisnya [daring]. Tautan:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5812672/dongeng-ciri-struktur-dan-jenisnya

(Diakses: 14 Maret 2022)



Fakta Sebenarnya Batu Malin Kundang di Padang [daring]. Tautan:

https://bekasi.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-121858337/batu-malin-kundang-di-padang-ternyata-bukan-karena-dikutuk-ibunya-begini-fakta-sebenarnya

(Diakses: 14 Maret 2022)



Cerita Malin Kundang [daring]. Tautan:

https://dongengceritarakyat.com/legenda-cerita-malin-kundang-asli/

(Diakses: 14 Maret 2022)



Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih [daring]. Tautan:

https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/jemima/dongeng-anak-nusantara-bawang-merah-dan-bawang-putih/7

(Diakses: 14 Maret 2022)




Artikel telah diperbarui pada 7 Juli 2022



LihatTutupKomentar