Yuk, cari tahu beberapa fakta penting tentang HIV/AIDS beserta dengan gejala dan penyebabnya agar kamu bisa menghindarinya.
—
HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit berbahaya di dunia. Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Lalu, sebenarnya apa sih itu HIV/AIDS? Yuk, simak penjelasan lengkapnya beserta gejala dan penyebabnya agar kamu bisa menghindarinya.
Apa Itu HIV/AIDS?
HIV atau
human immunodeficiency virus
adalah penyakit yang menyerang CD4, yaitu salah satu bagian dari sistem imun manusia. Sistem imun yang lemah akibat HIV akan membuat pengidapnya lebih mudah terkena infeksi oportunistis atau infeksi sekunder. Inilah yang menyebabkan gejala yang ditunjukkan oleh pasien HIV sangat bervariasi.
Sementara itu, AIDS berbeda dengan HIV. AIDS atau
acquired immunodeficiency syndrome
adalah kondisi yang bisa menyerang pasien HIV dengan CD4 berada di bwah 200 dan menimbulkan kumpulan gejala yang dapat mengganggu kualitas hidup. AIDS umumnya muncul ketika stadium infeksi HIV sudah mencapai tahap yang sangat parah.
FYI
, pasien HIV tidak selalu terkena AIDS. Apabila dideteksi sejak awal dan melakukan perawatan serta menjaga pola hidup, pasien HIV juga bisa hidup normal dan tercegah dari AIDS.
Gejala HIV/AIDS
Walaupun sangat bervariasi, secara umum ada beberapa gejala yang timbul pada pengidap HIV/AIDS. Beberapa contoh gejalanya antara lain berat badan turun, influenza, demam, diare, hingga penyakit yang lebih parah seperti meningitis dan tuberkolosis. Lihat gambar di bawah ini untuk lebih lengkapnya.
Baca juga:
Virus Corona dan Hal-hal yang Perlu Kita Perbaiki
Fakta HIV/AIDS
1. Negara dengan pengidap AIDS terbanyak di dunia adal
a
h Afrika Selatan
Ternyata negara dengan pengidap AIDS terbanyak di dunia adalah Afrika Selatan. Di Afrika Selatan, 20% penduduk dewasanya merupakan pengidap AIDS dan sekitar 2,7 juta pengidap AIDS tersebut sedang mengalami pengobatan. Selain itu, di Afrika Selatan,
HIV/AIDS
sering dianggap sebagai penyakit yang sangat berbahaya, sehingga pengidapnya bisa dijatuhi hukuman mati.
Banyak sekali ODHA (orang dengan HIV AIDS) di negara tersebut yang tidak mau mengakui di hadapan publik bahwa mereka terserang penyakit tersebut.
Negara dengan pengidap HIV/AIDS terbanyak adalah Afrika Selatan (Sumber: boombastis.com)
Tahukah kamu, mengapa Afrika Selatan memiliki ODHA terbanyak di dunia? Hal tersebut dikarenakan tingkat kemiskinan di Afrika Selatan yang masih tinggi. Tingkat kemiskinan tersebut juga berbanding lurus dengan tingkat edukasi HIV/AIDS mereka yang masih minim. Namun seiring dengan berjalannya waktu, pandangan masyarakat terhadap HIV/AIDS di Afrika Selatan mulai berubah menjadi penyakit yang bisa disembuhkan, karena sudah tersedianya pengobatan antiretroviral yang bisa memperpanjang hidup pengidap HIV/AIDS.
2. Pengobatan Antiretroviral untuk pengidap HIV/AIDS
Pengobatan Antiretroviral dapat membantu penderita HIV/AIDS (Sumber: hiv.autoimuncare.com)
Tahukah kamu, sekarang sudah ada obat yang bisa membantu pengidap HIV/AIDS. Pengobatan tersebut disebut dengan Pengobatan Antiretroviral. Menurut Permenkes no. 87 tahun 2014, Pengobatan antiretroviral merupakan bagian dari pengobatan HIV dan AIDS untuk mengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak terdeteksi. Dengan melambatnya pertumbuhan virus, maka otomatis perkembangan penyakit HIV/AIDS tersebut juga bisa diilambatkan.
Pada tahun 2015 lalu, sebanyak 15 juta orang sudah melakukan Pengobatan Antiretroviral ini, lho. Meskipun belum bisa menyembuhkan penyakit HIV/AIDS secara seutuhnya, tetapi pengobatan ini sudah cukup membantu. Semoga pengobatannya akan terus berkembang ya!
3. Dengan Tes HIV, lakukan deteksi dini terhadap virus HIV/AIDS
Banyak sekali penderita HIV yang terlambat mengetahui bahwa ia terserang penyakit ini. Sekarang, setiap orang bisa melakukan deteksi dini terhadap tubuh untuk mengetahui apakah ia terserang virus HIV/AIDS. Mayoritas dari tes ini melacak antibodi tubuh kita terhadap virus HIV/AIDS. Tahapan tes HIV antara lain tes darah dan tes air seni. Sekarang, jenis tes HIV yang paling sering digunakan disebut juga tes cepat atau
rapid test
, yang memungkinkan peserta test untuk mendapatkan hasil dalam waktu 2 jam. Wow, cepat juga, ya!
Dengan melakukan Tes HIV, kita bisa mendeteksi penyakit tersebut sejak awal (Sumber: medicalogy.com)
4. HIV/AIDS adalah masalah kesehatan dunia
HIV/AIDS telah ditetapkan sebagai masalah kesehatan publik di seluruh dunia. Seperti yang dilansir dari WHO, pada akhir tahun 2020 saja diperkirakan ada lebih dari 37,7 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan HIV. Namun, lebih dari dua per tiganya berasal dari Afrika.
Bahkan, tingkat kematian akibat HIV/AIDS pun cukup tinggi, lho. Di tahun 2020, tercatat ada sekitar 680.000 orang yang meninggal dunia akibat HIV. Sementara itu, kasus baru HIV di tahun 2020 diperkirakan mencapai 1,5 juta jiwa.
5. HIV dapat dicegah
HIV tentu saja dapat dicegah. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan penularan HIV yang direkomendasikan oleh WHO.
Tidak berganti-ganti pasangan
Menggunakan pengaman saat berhubungan seksual
Melakukan tes HIV dan penyakit menular seksual lainnya
Tidak menggunakan jarum suntik bekas
Mencegah transmisi HIV dari ibu ke anak
Melakukan sunat atau sikumsisi
—
Semoga setelah mengetahui fakta-fakta tentang HIV/AIDS di atas, bisa membantu kamu untuk lebih memahami tentang HIV/AIDS, ya. Perlu diingat, pengidap HIV/AIDS, atau yang biasa disebut dengan ODHA bukan orang yang harus kita jauhi, tetapi harus kita dukung agar bisa sembuh. Yuk, bersama kita jaga kesehatan supaya bisa terus beraktivitas dan berkarya. Jangan lupa Squad, tetap semangat belajar, yuk agar bisa terus membantu sesama! Temukan guru les terbaik untuk membantumu belajar di
Ruangguru Privat
.
Referensi:
Fakta HIV/AIDS [daring]. Tautan:
https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/12/173400023/5-fakta-tentang-hiv
(Diakses: 4 Juli 2022)
Mitos dan Fakta tentang HIV/AIDS [daring]. Tautan:
https://www.emc.id/id/care-plus/ini-7-mitos-dan-fakta-tentang-hiv-aids-yang-perlu-diketahui
(Diakses: 4 Juli 2022)