Kehidupan Indonesia di Masa Demokrasi Terpimpin | Sejarah Kelas 12



sejarah_12



Squad, tahu

nggak

kalau setelah merdeka pada tahun 1945, sebagai negara baru Indonesia pernah beberapa kali berganti sistem pemerintahan. Setelah “mencoba”

demokrasi liberal

, Indonesia mengubah haluan sistem pemerintahannya ke sistem

demokrasi terpimpin

. Hal ini dimaksudkan agar seluruh keputusan serta pemikiran yang berkaitan dengan negara berpusat pada pemimpin negara saat itu, yaitu Soekarno. Masa Demokrasi Terpimpin dimulai sejak lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.





KONDISI POLITIK DI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN



Pada 9 Juli 1959,

Kabinet Djuanda

dibubarkan dan diganti menjadi Kabinet Kerja yang dilantik pada 10 Juli 1959. Kabinet ini memiliki program kerja yang disebut

Tri Program

yang meliputi:



(1) masalah-masalah sandang dan pangan,



(2) keamanan dalam negeri, dan



(3) pengembalian Irian Barat.



KONDISI POLITIK INDONESIA DI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN



Kebijakan-kebijakan politik yang terdapat dalam infografis di atas tentunya tidak lepas dari berbagai kecaman karena adanya

penyimpangan

. Seperti penetapan Soekarno sebagai Presiden Seumur Hidup.

Hmm, kok

bisa? Waktu itu masih bisa, karena waktu itu UUD 1945 belum diamandemen, dan di Pasal 7 saat itu hanya disebutkan bahwa presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya boleh dipilih kembali.

Wah

, kalau sekarang tentu

nggak

bisa yaa.



Selain itu, keberadaan MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara) juga menuai kontroversi. Kenapa? Tidak lain karena pembentukannya dibuat langsung oleh presiden, bahkan diketuai olehnya. Padahal seharusnya, badan seperti MPRS dipilih melalui Pemilu (Pemilihan Langsung).



PERISTIWA PENTING DI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN batas



Kehidupan Indonesia di masa Demokrasi Terpimpin ini memicu terjadinya berbagai peristiwa penting. Peristiwa apa saja, bisa kamu cek di infografis di bawah ini ya, Squad!



PERISTIWA PENTING DI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN




Baca juga:


5 Bentuk Penyimpangan Demokrasi Terpimpin terhadap Politik Luar Negeri



KONDISI EKONOMI DI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN



Kondisi ekonomi pada masa awal Demokrasi Terpimpin sangat terpuruk akibat pemberontakan-pemberontakan yang terjadi. Untuk mengatasi keadaan ekonomi pada masa ini, sistem ekonomi berjalan dengan sistem komando, di mana alat-alat produksi dan distribusi yang vital harus dimiliki dan dikuasai negara atau minimal di bawah pengawasan negara.




1. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Badan Perancangan Pembangunan Nasional (Bappenas)



Upaya perbaikan perekonomian Indonesia dilakukan dengan pembentukan

Dewan Perancang Nasional (Depernas)

pada

15 Agustus 1959

yang dipimpin

Moh. Yamin

. Dapernas kemudian menyusun program kerjanya berupa pola pembangunan nasional yang disebut sebagai

Pola Pembangunan Semesta Berencana

dengan mempertimbangkan faktor pembiayaan dan waktu pelaksanaan pembangunan. Pola Pembangunan Semesta dan Berencana terdiri atas

Blueprint

tripola yaitu proyek pembangunan, pola penjelasan pembangunan dan pola pembiayaan pembangunan.



Pada tahun

1963,

juga dibentuk

Badan Perancangan Pembangunan Nasional (Bappenas)

yang dipimpin Presiden Soekarno sebagai pengganti Depernas. Tugas Bappenas adalah menyusun rencana pembangunan jangka panjang maupun pendek.




2. Penurunan nilai uang



Untuk membendung inflasi dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, pada tanggal 25 Agustus 1950 pemerintah mengumumkan penurunan nilai uang.

Gimana


sih

penurunan nilai uang tersebut? Sebagai contoh, untuk uang kertas pecahan Rp500 nilainya akan berubah menjadi Rp50 begitu seterusnya. Selain itu, semua simpanan di bank yang melebihi Rp25.000 akan dibekukan.




3. Melaksanakan Deklarasi Ekonomi (Dekon)



Pada tanggal 28 Maret 1963 dikeluarkan landasan baru bagi perbaikan ekonomi secara menyeluruh yaitu

Deklarasi Ekonomi (Dekon).

Tujuan dibentuknya Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari imperialisme. Meski begitu, dalam pelaksanaannya Dekon tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah inflasi, Dekon justru mengakibatkan perekonomian Indonesia stagnan. Masalah perekonomian diatur atau dipegang oleh pemerintah sedangkan prinsip-prinsip dasar ekonomi banyak diabaikan.




4. Pembangunan Proyek Mercusuar



Keadaan perekonomian semakin buruk karena pembengkakan biaya proyek mercusuar. Proyek Mercusuar Soekarno adalah proyek pembangunan ibukota agar mendapat perhatian dari luar negeri. Untuk memfasilitasi Ganefo (

Games of the New Emerging Forces

) sebagai tandingan dari Olimpiade, pemerintah membangun proyek besar seperti gedung CONEFO yang sekarang dikenal sebagai DPR, MPR, DPD DKI Jakarta, Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, pembangunan Monumen Nasional (Monas), dan pusat pertokoan Sarinah.



Pembangunan Kompleks Olahraga di Senayan, termasuk Gelora Bung Karno merupakan proyek yang ambisius pada saat itu. (Sumber: sejarahri.com).



KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA DI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN




1. Larangan pedagang asing di luar ibukota daerah



Dalam bidang sosial, pada masa Demokrasi Terpimpin pernah terjadi konflik antar pedagang asing, terutama Cina. Pada 1 Januari 1960, para pedagang asing dilarang berdagang di pedesaan. Akibatnya, banyak di antara mereka yang dipindahkan ke kota. Atas kebijakan tersebut pemerintah di Beijing memberikan reaksi keras terhadap usaha tentara Indonesia melarang warga negara asing (etnis Cina) bergerak dalam bidang usaha eceran diluar kota-kota besar.




2. Kerusuhan di Jakarta



Pada masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia, keadaan sosial Indonesia mulai kacau. Kedutaan besar Inggris dan 21 rumah stafnya dibakar habis di Jakarta. Sebagai balasan, kedutaan besar Indonesia di Malaysia juga mengalami kerusakan. Hal ini berujung pada pemutusan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura.



Demokrasi Terpimpin



Soekarno ketika masa Demokrasi Terpimpin (Sumber: qudsfata.com).




3. Konflik Lekra dengan Manikebu



Dalam bidang kebudayaan, juga terdapat konflik Lekra dan Manikebu. Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) kelompok pendukung ajaran Nasakom sementara Manikebu (Manifesto Kebudayaan) adalah sekelompok cendekiawan yang anti dengan ajaran tersebut. Kelompok Manikebu mendukung Pancasila, namun tidak mendukung ajaran Nasakom. Manikebu tidak ingin kebudayaan nasional didominasi ideologi tertentu. Manikebu kemudian dilarang oleh pemerintah RI karena dianggap menunjukkan sikap ragu-ragu terhadap revolusi. Tokoh-tokoh dalam Manikebu antara lain H.B. Jassin dan Taufiq Ismail.




4. Pelarangan musik dan tarian ala Barat



Squad, sekarang kamu tentu bisa dengar berbagai musik dan menarikan berbagai tarian dengan bebas, ‘

kan

? Berbeda dengan masa Demokrasi Terpimpin, segala aspek kehidupan masyarakat berada di bawah dominasi politik. Bahkan, kelompok seniman Koes Bersaudara (Koes Plus) juga pernah ditahan oleh pihak Kejaksaan karena dianggap memainkan musik yang kebarat-baratan. Melalui pidato-pidatonya, Presiden Soekarno mengecam kebudayaan Barat berupa musik “

rock and roll

”, dansa ala “

cha-cha

”, musik pop.



Hidup di masa sekarang tentunya berbeda dengan kehidupan Indonesia di masa demokrasi terpimpin, ya. Jika di masa sekarang kita bisa hidup bebas, di masa itu pemerintah hampir “memasuki” semua aspek kehidupan. Kita harus bersyukur

nih

, Squad. Oh iya, kalau kamu mau diskusi tentang topik ini lewat

ruangles

yang pastinya didampingi sama guru-guru yang handal.




Sumber Referensi:



Abdurakhman. Pradono, A. Sunarti, L. and Zuhdi, S. (2018)

Sejarah Indonesia

. 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan




Sumber Foto:



Foto ‘Pembangunan Gelora Bung Karno’ [Daring]. Tautan: https://www.wowshack.com/20-historical-photos-from-the-1962-asian-games-in-jakarta/ (Diakses: 27 November 2020)



Foto ‘Soekarno ketika masa Demokrasi Terpimpin’. [Daring]. Tautan: https://qudsfata.com/demokrasi-terpimpin/ (Diakses: 27 November 2020)




Artikel diperbaharui 27 November 2020



LihatTutupKomentar