Keragaman Budaya Indonesia dalam Menyambut Ramadan dan Idulfitri | Geografi Kelas 11



Keragaman Budaya Indonesia dalam Menyambut Ramadan dan Idulfitri





Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi dalam menyambut Ramadan dan Idulfitri, lho! Ada tradisi apa saja, ya? Yuk, perhatikan artikel berikut!











Teman-teman, nggak terasa, sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadan, nih! Biasanya, masing-masing daerah di Indonesia memiliki budaya atau tradisi tersendiri untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Kalau tradisi di daerahmu apa,

guys

?



Eits, nggak cuma bulan Ramadan aja lho, yang disambut dengan tradisi tertentu. Nanti, setelah bulan Ramadan usai dan Idulfitri tiba, biasanya akan ada tradisi yang berbeda lagi untuk menyambutnya. Wah, jadi penasaran deh, seperti apa sih keragaman budaya Indonesia dalam menyambut Ramadan dan Idulfitri? Kita bahas, yuk!



Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia



Di berbagai daerah di Indonesia, terdapat beberapa tradisi yang dilakukan untuk menyambut bulan Ramadan. Biasanya, tradisi ini dilakukan sebagai upaya untuk
membersihkan dan menyucikan diri sebelum memasuki bulan Ramadan
. Selain itu, biasanya tradisi ini juga ditujukan untuk
berbagi kebahagiaan dan menunjukkan rasa syukur
kepada Allah SWT. Ada tradisi apa aja, ya? Yuk, kita bahas!



Munggahan



Munggahan adalah tradisi menyambut Ramadan yang dilakukan oleh
masyarakat Jawa Barat
. Secara umum, munggahan adalah
berkumpul dan makan bersama seluruh anggota keluarga
. Hal ini dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi dan berdoa bersama. Munggahan biasanya dilakukan
sehari atau 2 hari sebelum puasa dimulai
.



munggahan




Munggahan bersama keluarga menyambut Ramadan (Sumber: ayoindonesia.com)



Poin unik dari munggahan adalah cara penyajian makanannya yang
menggunakan daun pisang yang panjang
. Seluruh menu makanan mulai dari nasi, sayur, hingga lauk-pauknya, ditata berjajar di atas daun pisang yang panjang. Jadi, pada tradisi munggahan, makannya nggak perlu pakai piring,

guys

!



Baca juga:
Melihat 7 Fakta Unik Ramadan di Berbagai Negara di Dunia!



Dugderan



Selanjutnya, ada tradisi yang disebut dengan Dugderan. Dugderan adalah
festival khas Kota Semarang
yang dirayakan untuk menandai bahwa
ibadah puasa di bulan suci Ramadan telah tiba. Perayaan ini dibuka oleh walikota dan dimeriahkan oleh sejumlah petasan dan kembang api.



Nama dugderan sendiri diambil dari suara bedug dan suara letusan petasan.
“Dug”
berarti
suara yang berasal dari bedug
, sementara
“der”
adalah
suara dari letusan petasan
.



dugderan




Dugderan di Semarang (Sumber: theasianparent.com)



Tradisi dugderan ini telah diadakan
sejak tahun 1882
, pada masa Kebupatian Semarang di bawah pimpinan Bupati R.M. Tumenggung Ario Purbaningrat. Perayaan ini dulunya dipusatkan di kawasan Masjid Agung Semarang atau Masjid Besar Semarang (Masjid Kauman) yang berada di pusat kota lama Semarng dekat Pasar Johar.



Padusan



Padusan adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh
masyarakat Jawa Tengah
. Secara umum,
padusan adalah mandi
. Iya, mandi. Tapi, mandinya ini adalah mandi dalam rangka menyambut bulan Ramadan,
dengan harapan dapat menyucikan jiwa dan raga
untuk menyambut bulan yang suci pula.



padusan




Padusan, ritual mandi untuk mensucikan diri (Sumber: kompas.com)



Sebenarnya, upacara mandi seperti ini juga
banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia
, meskipun bukan pada bulan Ramadan. Tapi,
tujuannya tetap sama
, yaitu sebagai bentuk penyucian jiwa dan raga. Hanya saja,
penyebutan acaranya berbeda-beda
di berbagai daerah.






Eits,

intermezzo

dulu! Kamu tahu nggak sih, kalau di
ruangbelajar
ada fitur bernama
Banksoal
yang berisikan ribuan latihan soal, lho! Nah, fitur ini pas banget buat kamu yang sebentarlagi akan menghadapi PAS. Jangan lupa cobain, ya!





Tradisi Menyambut Idulfitri (Lebaran) di Indonesia



Selain untuk menyambut bulan Ramadan, Indonesia juga memiliki banyak tradisi untuk menyambut Idulfitri atau Lebaran. Biasanya, perayaan ini lebih mengarah pada
bentuk sukacita akan kemenangan
yang telah susah payah didapatkan
setelah berpuasa selama sebulan penuh
. Selain itu, biasanya perayaan ini ditujukan untuk
mengucap syukur
kepada Allah SWT, karena masih bisa berkumpul, bersilaturahmi, dan bertemu dengan keluarga dan sanak saudara. Kira-kira, ada tradisi apa aja, ya?

Check it out

!



Festival Meriam Karbit



Festival ini dilakukan di
Kalimantan Barat
, tepatnya di
Kota Pontianak
. Festival ini biasa dirayakan
seminggu sebelum Idulfitri tiba
. Meriam karbit adalah
meriam yang
terbuat dari
batang pohon atau
bambu
dan ruas-ruasnya dilubangi hingga menjadi corong. Meriam ini hanya
mengeluarkan bunyi dan api
, karena
tidak memakai peluru
.



Meriam karbit




Meriam karbit menembak (Sumber: www.amazingborneo.id)



Bambu yang sudah bolong tengahnya, akan
diberikan air
dan
diisi dengan karbit
di bagian ujungnya. Karbit yang menyublim karena terkena air, jika disulut dengan api akan menimbulkan ledakan dan api. Tapi, meriam yang digunakan di Pontianak,
ukurannya berkali-kali lebih besar
daripada meriam karbit yang biasa ditemukan di daerah lain karena tidak terbuat dari bambu, melainkan dari
batang pohon
yang dilubangi.



menghias meriam karbit




Menghias meriam karbit (Sumber: kompas.com)



Sebenarnya, awal mula diadakannya festival ini tidak ada kaitannya dengan Idulfitri, tetapi erat kaitannya dengan
penyebaran islam di Pontianak
. Jadi, waktu pendiri Kota Pontianak, Sultan Abdurrahman, mendirikan kota ini dan menyebarkan agama Islam, beliau sering mendapat gangguan dari hantu kuntilanak. Sultan Abdurrahman akhirnya membuat meriam karbit dan menembakkannya untuk mengusir kuntilanak tersebut.



Dalam pemaknaan zaman sekarang, festival ini dijadikan sebagai
ajang silaturahmi, pariwisata, dan lomba
antarkelompok pengrajin meriam serta warga Kota Pontianak.



Baca juga:
Apa Hubungannya Mobilitas Penduduk dengan Mudik?



Grebeg Syawal



Grebeg Syawal adalah salah satu dari 3 acara grebeg yang diadakan dalam 1 tahun oleh
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
atau
Kesultanan Jogja
. Grebeg Syawal diadakan pada saat hari raya Idulfitri dan dilaksanakan
setelah solat Idulfitri selesai
.



Gerebek Syawal




Gunungan untuk grebek Maulid (Sumber: www.ceritajogja.com)



Grebeg Syawal adalah acara
bagi-bagi rezeki
yang dilakukan oleh
Sri Sultan Hamengku Buwono
kepada
rakyat Yogyakarta
dengan cara membagi-bagikan gunungan yang telah didoakan terlebih dahulu. Gunungan ini adalah sebuah
tumpukan hasil bumi
yang di tumpuk dalam bentuk segitiga sehingga
menyerupai gunung
.



Setelah didoakan, maka semua yang menonton bisa berebut dan mengambil bagian dari gunungan tersebut. Mereka yang ikut berebut gunungan berharap akan
mendapatkan berkah
karena telah mendapatkan barang yang sudah didoakan.



Tumbilotohe



Tumbilotohe merupakan salah satu tradisi yang cukup unik dan keren dari
Kota Gorontalo, Sulawesi
.
Tumbilotohe adalah
tradisi
menerangi Kota Gorontalo hingga ke pelosok
dalam rangka perayaan
menyambut Idulfitri
. Masyarakat Gorontalo berlomba menerangi daerah sekitar mereka dengan berbagai lampu yang menarik.



tumbilotohe




Tumbilotohe di Gorontalo (Sumber: tempo.co)



Awalnya, tradisi ini dilakukan untuk
memudahkan masyarakat dalam menemukan jalan ke masjid
, karena pada zaman dahulu belum ada penerangan lampu. Lama kelamaan, perayaan ini mengalami pergeseran makna, sehingga saat ini hanya digunakan sebagai bentuk perayaan saja.






Itu dia beberapa contoh keragaman budaya Indonesia dalam menyambut Ramadan dan Idulfitri atau Lebaran. Tradisi-tradisi tersebut tidak lain merupakan sebuah wujud rasa syukur kepada Allah SWT. Hal ini membuat keanekaragaman budaya di Indonesia menjadi sangat beragam karena setiap daerah mempunyai caranya sendiri dalam mengungkapkan rasa syukurnya.
Nah, kalau kamu masih ada yang bingung seputar mata pelajaran di sekolah, kamu bisa banget nih mencari materinya di
ruangbelajar
. Di sana ada banyak video belajar yang seru dan beranimasi, lho!





Referensi:



Endarto, Danang, dkk. (2009).

Geografi 2 Untuk SMA/MA Kelas XI.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.



Sumber Gambar:



Gambar ‘Munggahan’ [Daring]. Tautan: https://www.ayoindonesia.com/khazanah/pr-013016674/makna-tradisi-munggahan-dalam-menyambut-ramadhan-jelang-puasa-bagi-warga-sunda (Diakses: 30 Maret 2022)



Gambar ‘Dugderan’ [Daring]. Tautan: https://id.theasianparent.com/dugderan (Diakses: 30 Maret 2022)



Gambar ‘Padusan’ [Daring]. Tautan: https://travel.kompas.com/read/2022/03/25/170400227/klaten-tiadakan-tradisi-padusan-di-umbul-jelang-ramadhan-2022?page=all (Diakses: 30 Maret 2022)



Gambar ‘Festival Meriam Karbit’ [Daring]. Tautan: https://www.amazingborneo.id/festival-meriam-karbit-pontianak-62-811-5695-100-aam/ (Diakses: 30 Maret 2022)



Gambar ‘Menghias Meriam Karbit’ [Daring]. Tautan: https://travel.kompas.com/read/2016/06/18/111500027/Festival.Meriam.Karbit.Siap.Menggetarkan.Malam.Takbiran.di.Pontianak (Diakses: 30 Maret 2022)



Gambar ‘Grebeg Syawal’ [Daring]. Tautan: https://www.ceritajogja.com/56-kraton-yogyakarta-tiadakan-grebeg-syawal-tahun-ini.html (Diakses: 30 Maret 2022)



Gambar ‘Tumbilotohe di Gorontalo’ [Daring]. Tautan: https://foto.tempo.co/read/72836/tumbilotohe-tradisi-nyalakan-lampu-botol-3-hari-sebelum-lebaran (Diakses: 30 Maret 2022)





Artikel ini pertama kali ditulis oleh Seno Aji dan telah diperbarui oleh Kenya Swawikanti pada 30 Maret 2022.




LihatTutupKomentar