Guntur ditunjuk untuk mewakili kelasnya dalam lomba pidato memperingati Hari Pahlawan yang diadakan di sekolahnya. Namun, dia murung karena ragu teks pidato yang dibuatnya sudah sesuai dengan struktur yang ada.
Waduh
,
gimana nih
nasib Guntur?
—
Seperti biasa, Roro dan Guntur pulang sekolah bersama. Dalam perjalanan pulang, Guntur hanya diam saja sehingga membuat Roro bingung. Roro bertanya-tanya apakah ini balasan karena dia
ngambek di kantin
waktu itu, ya?
Roro menoleh ke arah Guntur yang berjalan di sampingnya lalu bertanya, “Guntur, kamu marah ya sama aku?”
Guntur hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Roro. Roro kembali bertanya, “Terus kenapa kamu
diem
aja
dari tadi?”
“Aku lagi gugup Ro karena dipilih mewakili kelas kita untuk lomba pidato,” jawab Guntur pelan.
“Wajar
sih
kamu gugup. Pidato ‘kan artinya kamu harus
ngomong
tentang sesuatu kepada orang banyak jadi pasti kamu nanti malu
deh
,” ucap Roro santai.
Guntur menatap Roro sebal, “
Ih,
Roro! Kamu bukannya
nenangin
malah bikin makin takut
aja
!”
Roro terkekeh geli melihat ekspresi sebal Guntur. Dia puas karena bisa
ngisengin
Guntur.
Baca juga:
Pengertian Teks Eksplanasi dan Ciri-Cirinya
“Roro kamu jangan iseng,” tegur Kanguru tiba-tiba muncul merangkul mereka.
“
Hahaha
maaf Guntur.
Tapi
, aku yakin kamu pasti bisa tampil dengan baik nanti. Jadi, kamu harus semangat dan jangan malas latihan pidatonya.” Roro mengakhiri keisengannya.
“
Makasih
Ro.
Tapi
,
ngomong-ngomong
aku takut
nih
teks pidato buatanku jelek.” Guntur mulai mengeluh.
Sekarang Roro dan Kanguru menjadi paham apa yang membuat Guntur murung. Mereka ingin membantu Guntur agar lebih tenang.
“Guntur, pidato ‘kan ada strukturnya, jadi asal teks pidato buatanmu
udah
sesuai dengan strukturnya artinya
udah
bagus
kok,
” kata Kanguru.
“
Nah
, masalahnya aku
nggak
tau
teks pidatoku
udah
sesuai struktur atau belum,” balas Guntur.
“
Yaudah, kalo gitu
kita analisis bareng
aja yuk
teks pidato buatanmu!” ajak Roro semangat.
Wajah Guntur berubah menjadi lebih ceria. Dia segera mengeluarkan sebuah buku dari tasnya.
“Kebetulan
nih
aku bawa teks pidatoku. Ayo, kita analisis sekarang!” ujar Guntur semangat menunjukkan teks pidato di bukunya.
“
Eh
, jangan di pinggir jalan begini, bahaya,” cegah Kanguru.
Kanguru pun mengajak mereka ke taman untuk menganalisis teks pidato Guntur. Setibanya di taman, mereka duduk di sebuah bangku dan mulai melakukan analisisnya.
“Struktur pertama adalah salam pembuka. Isinya kalimat sapaan kayak selamat pagi, selamat siang, atau ucapan salam keagamaan juga boleh.” Kanguru memulai penjelasannya.
“Terus
ditambahin
menyapa kepala sekolah, guru-guru, dan teman-teman juga bisa. Oh iya, jangan lupa ucapan syukur juga,” ujar Roro.
Guntur membaca teks pidatonya, “Iya, aku
udah nulis
kayak begitu
nih
!”
Roro pun melanjutkan, “Struktur yang kedua adalah pendahuluan.
Nah
, pada bagian ini kamu harus menjelaskan topik permasalahan yang mau dibahas.”
“Berarti aku
jelasin
yang mau aku bahas itu tentang Hari Pahlawan, ya?”
Pertanyaan Guntur dijawab dengan anggukan kompak dari teman-temannya. Kanguru kembali membaca isi teks pidato Guntur.
“Guntur coba bagian ini kamu
tambahin
kalimat ajakan
deh
. Karena struktur ketiga itu adalah inti yang isinya selain ada pembahasan topik secara lengkap, juga ada ajakan kepada pendengar pidatomu nanti.” Kanguru menjelaskan panjang lebar.
“Iya betul
tuh
. Biar sesuai juga dengan tujuan pidato, yaitu menyampaikan informasi yang dapat memberikan pengaruh kepada pendengar atau pembacanya.” Roro menambahkan.
Mulut Guntur membentuk huruf O setelah mendengar penjelasan dari teman-temannya. Dia segera mengeluarkan tempat pensil dari tasnya, lalu menambahkan kalimat ajakan di pidatonya.
“
Udah nih
. Terus ada struktur apalagi?” tanya Guntur pada teman-temannya.
“Struktur selanjutnya adalah penutup dan salam penutup,” jawab Roro.
“
Nah,
pada bagian struktur ini kamu harus menyampaikan rangkuman atau kesimpulan dari topik yang dibahas,” kata Kanguru.
“Jangan lupa ucapkan permohonan maaf dan rasa terima kasih di akhir pidatomu,” tambah Roro.
Mereka pun mengecek bagian akhir teks pidato itu. Ternyata Guntur sudah menulisnya dengan baik. Dengan begitu, selesai sudah kegiatan menganalisis teks pidato Guntur yang mereka lakukan.
“
Makasih
ya teman-teman
udah
mau bantu aku,” ucap Guntur tulus.
“Sama-sama. Sekarang jangan murung dan gugup lagi, ya,” ujar Roro senang yang dibalas anggukan oleh Guntur.
Setelah itu, Guntur memasukkan kembali buku dan tempat pensilnya ke dalam tas. Dia senang telah selesai menganalisis teks pidato buatannya agar sesuai dengan struktur yang ada. Kini dia menjadi percaya diri untuk mewakili kelasnya.
Wah
, Guntur jadi
ngerti
deh
cara menganalisis teks pidato berdasarkan strukturnya. Kalau kamu mau
ngerti
juga, coba gabung
deh
ke
ruangbelajar
. Di
ruangbelajar
ada video animasi yang bisa bikin belajar kamu lebih menyenangkan,
lho
!