Salah satu bentuk kesusastraan kuno dari Melayu adalah hikayat. Apa itu hikayat? Seperti apa karakteristik hikayat? Yuk, kita pelajari bersama melalui
artikel Bahasa Indonesia kelas 1o
ini!
—
Saat kamu mendengar kata ‘hikayat’, hal apa yang langsung terlintas dalam pikiranmu? Pasti kamu langsung terpikir tentang cerita berlatarkan istana dengan tokoh para raja, prajurit, serta unsur-unsur kerajaan lainnya. Iya, kan?
Kalau kamu berpikir seperti itu, kamu nggak salah, kok! Hikayat memang banyak menceritakan kisah yang berlatar istana dan kerajaan.
Sebenarnya, hikayat merupakan
salah satu jenis prosa yang berkembang di Indonesia jauh sebelum cerpen atau novel ditulis
. Tapi, nggak cuma Indonesia aja, lho. Negara-negara yang masih serumpun dengan Indonesia, seperti Filipina, Thailand, Brunei, dan Malaysia juga memiliki jenis cerita ini.
Hmm
.. jadi sebenarnya apa sih hikayat itu?
Pengertian Hikayat
Hikayat adalah
karya sastra lama berbentuk prosa dari Melayu yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah.
Isi cerita hikayat biasanya bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat tersebut.
Karena hikayat berasal dari Melayu, cerita hikayat banyak ditulis dalam Bahasa Melayu. Kemudian, seiring waktu banyak mengalami proses adaptasi dan terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia, agar pembaca dapat lebih memahami isi dari hikayat tersebut.
Baca Juga:
Cara Menulis Teks Cerita Sejarah Singkat
Tujuan Hikayat
Hikayat bertujuan sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta
.
Contoh hikayat
yang mungkin pernah kamu baca, yaitu
“Hang Tuah”, “Perang Palembang”, dan “Seribu Satu Malam”
. Di dalamnya, terdapat cerita yang membuat pembacanya akan merasa hanyut.
Selain itu, ada pula hikayat yang sengaja ditulis untuk
mendokumentasikan sesuatu
, seperti silsilah kerajaan. Lalu, ada hikayat yang ditulis dengan jalan cerita dibuat-buat sesuai perintah raja.
Tujuannya untuk
membuat para musuh merasa takut
, karena seolah-olah kerajaannyalah yang paling perkasa. Hal ini membuat hikayat pada zaman dulu, ditulis untuk menjaga keamanan kerajaannya dari serangan musuh.
Nilai-Nilai dalam Hikayat
Hikayat mengandung berbagai macam nilai yang bermanfaat bagi kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, yaitu nilai
moral
, nilai
agama
, nilai
sosial
, dan nilai
budaya
.
1. Nilai Moral
Nilai moral merupakan nilai yang berkaitan dengan
akhlak atau sikap baik dan buruk manusia
. Hikayat banyak mengandung nilai moral yang dapat dijadikan cerminan untuk bersikap dalam kehidupan sehari-hari.
2. Nilai Agama
Nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan
kepercayaan tokoh akan keberadaan Tuhan
. Hikayat banyak mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan untuk mempertebal iman.
3. Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan nilai yang berkaitan dengan
relasi antarmanusia
. Melalui hikayat, kita bisa banyak belajar mengenai nilai-nilai sosial yang dapat melatih kita menjadi manusia yang dapat bersosial dengan sesama manusia lainnya dengan baik.
4. Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan dengan
adat istiadat atau kebiasaan
di suatu wilayah tertentu. Karena hikayat berasal dari Melayu, kita bisa banyak belajar mengenai kebudayaan Melayu dengan membaca hikayat.
Ciri-Ciri Hikayat
Kita bisa mengenali apakah suatu karya sastra merupakan hikayat atau bukan berdasarkan karakteristik atau ciri-cirinya,
guys
! Ciri-ciri hikayat yang bisa kamu pahami, antara lain seperti tergambar pada infografik berikut.
1. Kemustahilan
Teks hikayat banyak mengandung kemustahilan, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan berarti
hal yang tidak logis atau tidak dapat diterima nalar
. Contohnya seperti bayi lahir disertai pedang dan panah. Contoh lainnya, yaitu seorang putri yang keluar dari gendang.
2. Anonim
Hikayat bersifat anonim, maksudnya adalah
tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang dari hikayat tersebut
. Hal ini disebabkan karena tidak ada nama penulis yang jelas dalam hikayat tersebut.erita yang ditulis dalam hikayat pun disampaikan dari satu orang ke orang lain secara lisan.
3. Kesaktian
Tokoh dalam hikayat
seringkali diceritakan
memiliki kesaktian tertentu
. Contohnya yaitu tokoh Garuda yang memiliki kemampuan merusak kerajaan dikalahkan oleh Syah Peri. Lalu, contoh lainnya yaitu Raksasa yang memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud.
4. Istanasentris
Hikayat seringkali bersifat istanasentris yaitu
bertema dan berlatar kerajaan
. Tokoh-tokoh yang diceritakan dalam hikayat biasanya adalah raja, anak raja, atau prajurit. Selain itu, latar tempat yang digunakan adalah suatu negeri yang dipimpin oleh raja, atau istana dalam suatu kerajaan.
5. Arkais
Hikayat bersifat arkais yaitu
menggunakan bahasa yang sudah lampau
. Bahasa yang digunakan dalam hikayat sudah jarang dipakai atau tidak lazim digunakan dalam komunikasi masa kini. Contohnya, seperti
hatta
,
titah
,
upeti
, dan
bejana
.
6. Statis
Penggambaran dan penulisan kisah dalam hikayat
tidak memiliki banyak perbedaan dengan hikayat lain
atau hikayat dari negara lain. Unsur, kisah, dan segala hal dalam hikayat memiliki kemiripan antara satu dengan lainnya. Dengan begitu,
hikayat menjadi salah satu karya sastra yang statis atau tetap
.
7. Edukatif
Walaupun bersifat mustahil, hikayat biasanya
mengandung amanat baik yang dapat dijadikan pembelajaran
bagi para pembacanya. Hikayat biasanya menanamkan unsur-unsur edukatif untuk melakukan kebaikan, tenggang rasa terhadap sesama, saling menghargai, dan nilai-nilai kehidupan lainnya.
Baca Juga:
Kumpulan Contoh Teks Eksposisi berbagai Tema & Strukturnya
Struktur Hikayat
Struktur hikayat terbagi menjadi 5 bagian, yakni abstraksi, orientasi, komplikasi, revolusi, dan koda. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Abstraksi
Abstraksi merupakan
gambaran besar dari cerita
. Bagian inilah yang akan dikembangkan lagi menjadi beberapa macam peristiwa.
2. Orientasi
Selanjutnya, bagian orientasi
berkaitan dengan beberapa aspek, seperti aspek tempat/latar, waktu, dan suasana
. Orientasi membantu cerita hikayat agar mudah dipahami pembaca dan menarik.
3. Komplikasi
Komplikasi merupakan
urutan kejadian yang mengarah pada puncak masalah
. Pada bagian ini, karakter dalam cerita hikayat akan menghadapi konflik.
4. Resolusi
Sementara resolusi, merupakan
penyelesaian dari konflik
yang dialami tokoh/karakter dalam cerita hikayat.
5. Koda
Struktur teks hikayat yang terakhir adalah koda. Bagian ini
berisi amanat atau pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca
. Lewat koda, pembaca bisa menyimpulkan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat.
Jenis-Jenis Hikayat
Biasanya, prosa lama ini bertemakan sejarah, keagamaan, biografi, epos, dan cerita rakyat yang kental akan keajaiban. Keragaman cerita ini membuat jenis hikayat terbagi ke dalam dua aspek, yaitu
aspek historis dan aspek isi cerita
.
A. Aspek Historis
Sebagian besar hikayat sering ditemukan dalam bahasa Melayu klasik, tetapi ada beberapa hikayat yang juga ditulis dalam bahasa lain. Nah, hal ini terjadi karena hikayat yang berasal dari beberapa negara dengan bahasa, latar belakang agama, dan sejarah yang berbeda.
Maka dari itu, apabila dilihat dari aspek historis, jenis hikayat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok, di antaranya:
1. Melayu
Hikayat Melayu pada umumnya kental akan unsur agama Islam. Contoh dari hikayat Melayu, yaitu “Hikayat Hang Tuah”, “Hikayat Indera Bangsawan”, “Hikayat Malim Demam”, dan “Hikayat Si Miskin”.
2. India
Ciri khas hikayat India yaitu memiliki unsur keagamaan, yaitu agama Hindu. Kisah utama dalam hikayat Hindu, yaitu cerita “Sri Rama” dan “Mattabbhroto”. Nah, seiring berjalannya waktu, dua kisah tersebut berkembang menjadi hikayat lainnya, seperti “Hikayat Pandawa Lima”, “Hikayat Perang Pandawa”, dan “Hikayat Bayan Budiman”.
3. Arab-Persia
Mayoritas agama yang dianut di Arab dan Persia adalah agama Islam. Maka dari itu, hikayat-hikayat yang muncul juga bertema Islam dan mengandung nilai-nilai keislaman. Beberapa contohnya, yaitu “Hikayat 1001 Malam”, “Hikayat Bachtiar”, dan “Hikayat Amir Hamzah”.
4. Jawa
Hikayat-hikayat Jawa memiliki kemiripan sifat, tokoh, dan alur seperti hikayat yang ada di India dan Arab. Hal ini karena budaya Jawa dipengaruhi oleh agama Islam dan Hindu. Percampuran budaya yang berbeda ini akhirnya melahirkan budaya baru. Beberapa contoh hikayat Jawa, yaitu “Hikayat Panji Semirang”, “Hikayat Cekel Weneng Pati”, dan “Hikayat Indera Jaya” yang diambil dari cerita Alingdarma.
B. Aspek Isi
Sementara itu, apabila dilihat dari aspek isi ceritanya, jenis hikayat dibagi ke dalam lima kelompok, yaitu:
1. Sejarah
Hikayat ini sering kali berkisah tentang tokoh atau kejadian bersejarah. Walaupun berkisah tentang sejarah, hikayat tetap bersifat fiksi atau khayalan sang pujangga. Kisah dalam hikayat ini biasanya dikaitkan dengan kisah-kisah sejarah yang pernah terjadi dalam suatu masa.
Selain itu, bisa juga latar belakang peristiwa disesuaikan dengan kejadian yang terjadi dalam sejarah. Contohnya, seperti “Hikayat Patani”, “Hikayat Hang Tuah”, dan “Hikayat Raja-Raja Pasai”.
2. Biografi
Hikayat biografi biasanya hanya fokus pada seorang tokoh. Tokoh yang diangkat ini bisa diambil dari tokoh nyata maupun fiksi. Meskipun begitu, kisahnya menceritakan tentang kehidupan tokoh tersebut. Contohnya, seperti “Hikayat Abdullah” dan “Hikayat Indera Bangsawan”.
3. Agama
Jenis hikayat ini menceritakan tentang tokoh agama, peristiwa dalam keagamaan, maupun nilai-nilai hidup yang diajarkan dalam suatu agama. Contohnya, seperti “Hikayat Indera Putera”, “Hikayat Si Miskin”, “Hikayat 1001 Malam”, dan “Hikayat Bayan Budiman”.
4. Peristiwa
Hikayat peristiwa menceritakan tentang sebuah peristiwa besar yang pernah terjadi tapi dengan penggambaran yang didramatisasi dengan keajaiban-keajaiban dan mukjizat. Contohnya, seperti “Hikayat Raja-Raja Pasai” dan “Hikayat Tanjung Lesung”.
5. Cerita
Hikayat ini menekankan pada kisah yang diangkat, terutama tentang romansa percintaan. Biasanya, hikayat ini juga disertai dengan latar belakang sejarah. Contohnya, seperti “Hikayat Malin Kundang” dan “Hikayat Roro Jonggrang”.
Baca Juga:
Kumpulan Contoh Teks Anekdot Singkat beserta Struktur & Maknanya
Bentuk-Bentuk Hikayat
Setelah memahami beberapa jenis hikayat, selanjutnya kita akan belajar tentang bentuk-bentuk hikayat yang dilihat dari cara penggambarannya. Perhatikan penjelasan berikut, ya.
1. Cerita rakyat
Hikayat ini
digambarkan dengan jenaka
. Biasanya, hikayat cerita rakyat bercerita tentang asal usul suatu tempat atau benda. Contohnya, yaitu “Hikayat Rhang Manyang”.
2. Roman
Hikayat roman
berisi tentang kisah cinta dan kisah rumah tangga
, misalnya “Hikayat Putroe Gambak Meuh”.
3. Epos
Seperti namanya, hikayat epos
berkisah tentang kepahlawanan seseorang
. Salah satu contoh epos yang terkenal, yaitu “Hikayat Ramayana”.
4. Tambeh
Hikayat tambeh
bercerita tentang pedoman hidup
. Maka dari itu, kisahnya seringkali mengandung amanat yang bisa dipetik pembacanya. Contohnya, seperti “Hikayat Tambek Tujoh Blah”.
5. Chara
Chara merupakan bentuk hikayat yang
berfokus pada seseorang tokoh terpuji
. Bentuk hikayat ini juga termasuk dalam jenis hikayat biografi. Salah satu contohnya, yaitu “Hikayat Indera Bangsawan”.
Contoh Hikayat
Selain beberapa contoh yang disebutkan di atas, berikut contoh-contoh hikayat terkenal lainnya:
Hikayat Abu Nawas
Hikayat Banjar
Hikayat Iskandar Zulkarnain
Hikayat Nakhoda Muda
Hikayat Kalila dan Daminah
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Panca Tanderan
Hikayat Putri Kemuning
Hikayat Antu Ayek
Hikayat Tiga Pengembara Lapar
Hikayat Shinta dan Raja Kalanggan
Hikayat Jaya Lengkara
Hikayat Jaka Tarub
Hikayat Perkara Si Bungkuk dan Si Panjang
Hikayat Seorang Kakek dan Seekor Ular
Hikayat Patani
Demikian pembahasan tentang pengertian, nilai-nilai, ciri-ciri, jenis, bentuk, hingga contoh hikayat. Sudah cukup jelas atau masih bingung,
nih?
Semoga sudah cukup jelas, ya.
Kalau kamu masih mau belajar lebih banyak tentang hikayat, langsung aja, yuk, tonton video belajar beranimasi dengan latihan soal serta rangkuman di
ruangbelajar
!
Referensi:
Dosen Pendidikan. 2022.
Contoh Hikayat.
Diakses pada 11 Oktober 2022 dari https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-hikayat/.
Zabadi, Fairul dan Sutejo. (2015).
Bahasa Indonesia
. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Artikel ini telah diperbarui pada 30 November 2023.