
Artikel Sejarah Kelas XII ini akan membahas tentang perkembangan teknologi arsitektur dan konstruksi yang ada di Indonesia.
—
Salah satu “penyakit” yang sulit diobati di kota-kota besar salah satunya kemacetan. Terlebih kamu Squad yang tinggal di Jakarta. Pasti
nggak
asing deh dengan pembangunan yang sekarang lagi digencarkan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta. Coba lihat
deh
pembangunan MRT (
Mass Rapid Transit
) dan LRT (
Light Rapid Transit
) yang sedang berlangsung. Dampak dari pembangunan tersebut pastinya membuat macet lalu lintas di jalan. Mau
enggak
mau, pembuatan konstruksinya akan memakan badan jalan
tuh
.
Eh
iya,
ngomong-ngomong
soal konstruksi
nih
, ada kaitannya dengan arsitektur
dong
. Kita
nggak
akan membahas pengertian tentang arsitektur atau konstruksi
lho
ya. Di artikel ini kita akan bahas
fakta-fakta tentang perkembangan teknologi di bidang arsitektur dan konstruksi
, Kita akan membahas tentang
teknik pondasi Cakar Ayam dan Sosrobahu
.
Hmmm…
bikin penasaran
kan
kedua teknik pondasi tersebut? Simak terus artikel ini ya Squad.

Berbicara tentang pondasi Cakar Ayam ini
nggak
lepas dengan perhetalan olahraga terbesar di Asia
lho
Squad. Ya, tepat sekali, Asian Games.
Nah
, 56 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 1962, Jakarta berkesempatan menjadi tuan rumah Asian Games. Pada waktu itu
Prof. Dr. Ir. Sedyatmo ingin membangun proyek 7 menara listrik tegangan tinggi
dari wilayah
Tanjung Priok ke Gelanggang Olahraga Senayan
. Berhubung kondisi tanah yang lunak dan labil, berakibat pada sulitnya membangun pondasi menara listrik tersebut.
Nah
, dari situasi genting tersebut, lahirlah ide dari Sedyatmo untuk membuat pondasi yang kuat dengan medan tanah yang labil. Tercetuslah sebuah pondasi yang diberi nama “Cakar Ayam”. Kenapa “Cakar Ayam”? Apakah bentuknya mirip dengan cakar ayam pada umumnya?
Pondasi Cakar Ayam ini merupakan sebuah teknik dengan plat beton yang ditopang pipa-pipa beton di bawahnya
.

“
Wah
ini
mah
bahasan anak IPA yang mau masuk jurusan teknik sipil”
Memang benar, tapi kita akan bahas sekilas aja kok, kan ada hubungannya dengan judul artikel ini. Lanjut ya.
Jadi
tuh
,
pipa dan plat saling melekat dan mencengkram tanah lebih kuat
,
yaa
mirip cara kerja cakar ayam
gitu deh
. Jika dibandingkan dengan sistem pondasi sebelum ditemukannya pondasi Cakar Ayam ini, pembangunan menara listrik menguras tenaga dan biaya cukup besar. Padahal
kan
pasokan listrik tersebut segera dibutuhkan mengingat gelaran Asian Games saat itu.
Nah
, dengan sistem
pondasi Cakar Ayam
, maka
waktu pengerjaan dan biaya yang dikeluarkan bisa dihemat Squad
.
Baca Juga:
5 Perusahaan Ini Menjadi Bukti Perkembangan Teknologi Transportasi Indonesia
Ada banyak
lho
Squad bangunan yang sudah memakai teknik yang diciptakan oleh Prof Sedyatmo ini. Tadi sudah ada jalan tol bandara
kan
?
Nah
, ada juga nih
runway
serta apron di bandara Soekarno-Hatta yang mengadopsi teknik pondasi ini.

Teknik arsitektur dan konstruksi Sosrobahu ini
nggak
kalah keren
lho
Squad dengan pondasi Cakar Ayam yang ditemukan Prof. Sedyatmo. Seorang insinyur asal Bali,
Tjokorda Raka Sukmawati, di tahun 1980-an berhasil menemukan dan menggunakan teknik Sosrobahu
. Lebih bangga lagi
nih
Squad, teknik ini pada tahun 1995 akhirnya diekspor ke negara tetangga seperi Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina.
Saat pemerintahan Presiden Soeharto, Tjokorda Raka Sukawati mendapat tugas untuk memecahkan masalah dalam urusan pembangunan jalan tol. Maklum saja Squad,
pada saat itu jalan tol terhambat pembangunannya karena keterbatasan biaya dan lahan.
Nah, menariknya, Tjokorda Raka Sukawati ini mendapat
tantangan membangun jalan tol yang pembangunannya itu nggak boleh menghambat kelancaran lalu lintas yang sudah ada
.

Jadi, Tjokorda Raka Sukmawati ditugaskan
membangun proyek tol yang menghubungkan Cawang – Tanjung Priok
.
Nah
, untuk membangun tol tanpa mengganggu lalu lintas di jalan tersebut, maka beliau menggunakan
landasan putar bebas hambatan (LBPH)
. Ya, dengan kata lain, beliau mengadopsi
jalan tol dengan konsep jalan layang (
Flyover
)
. Teknologi penemuan Tjokorda ini diberi nama Sosrobahu yang merupakan nama tokoh sisipan dalam Mahabharata.
Teknik pondasi Sosrobahu ini dibuat dengan cara
lengan beton penyangga dibuat sejajar dengan jalan dibawahnya
. Setelah terbentuk,
lengan benton diputar 90 derajat
sehingga melintang dan tidak mengganggu lalu lintas jalan dibawahnya. Kemudian, untuk
memutar lengan beton seberat 480 ton
digunakanlah
landasan putar bebas hambatan
. Berkat teknik Sosrobahu ini, penggunaan jalan dibawahnya menjadi lebih efektif dibandingkan dengan teknik konstruksi konvensional yang menyebabkan seluruh badan jalan akan ditutup dan membuat kemacetan.

Gimana
Squad? Kamu tertarik ingin bisa seperti mereka berdua? Kuncinya hanya berdoa dan belajar Squad. Eh, belajar juga
nggak
boleh sembarangan
lho
. Kamu harus ditemani dengan guru yang benar-benar berkualitas. Coba temukan guru berkualitas yang sesuai kriteriamu yuk di
Ruangguru Privat
. Ada banyak guru privat yang bisa kamu pilih buat mengajar kamu
lho
.
Referensi:
Sh. Musthofa, Suryandari, Tutik Mulyati. 2009.
Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Hapsari, Ratna dan Adil M. Sejarah untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Erlangga.