Saat duduk di bangku sekolah dasar, pernahkah kamu mendengar tentang
Kabinet Djuanda?
Sejak SD, pastinya kamu sudah belajar tentang sejarah bangsa Indonesia, mulai dari masa penjajahan Belanda, Jepang, sampai Indonesia merdeka. Setelah Indonesia merdeka dan terlepas dari penjajahan, suasana politik dalam negeri masih belum kondusif dan mendesak. Saat itulah
Kabinet Djuanda
terbentuk, bagaimana ya proses sampai terbentuknya?
Sejarah Awal Mula Kabinet Djuanda
Jadi, di antara tahun 1955 – 1957, kondisi bangsa menuju perpecahan yang diakibatkan oleh
polarisasi
yang dilakukan partai-partai dalam pembagian Jawa-Luar Jawa. Pada saat itu terjadi
sentimen-sentimen
antar kesukuan dan kedaerahan yang semakin jelas akibat dorongan perbedaan-perbedaan daerah yang diungkap pada
Pemilu 1955
. Kala itu suku Sunda menyatakan kejengkelannya kepada orang Jawa, karena menguasai bidang pemerintahan. Sementara itu, masyarakat luar pulau Jawa pun merasa pemerintah di Jakarta lalai dalam menjalankan tugasnya, karena masyarakat luar Jawa mulai frustasi dengan nilai mata uang rupiah yang semakin tinggi.
Kemudian pada 28 Oktober 1956, Presiden Soekarno berencana membubarkan partai politik, alhasil membuat militer saat itu gusar. Dua hari kemudian, Soekarno mengungkapkan pemikirannya untuk membentuk
Demokrasi Terpimpin
.
Nah
, karena pemikirannya itu, Masyumi
nggak
setuju. Namun, ada juga yang setuju, yaitu Murba dan PKI, sedangkan NU dan PNI bersikap
ambivalen
.
Baca juga:
Tokoh-Tokoh yang Berjuang Mempertahankan Kemerdekaan NKRI
Pada Desember 1956, militer di beberapa daerah mengambil alih kekuasaan sipil, seperti di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Saat itu PKI tidak setuju dengan pengambilan kekuasaan tersebut, akibatnya mereka banyak yang ditangkap oleh militer. Akibat hilangnya kekuasaan atas Sumatera, sumber perekonomian pun ikut hilang. Akibat kejadian ini, Nasution terpaksa harus mengakhiri Demokrasi Liberal. Apa itu Demokrasi Liberal?
Well
, Demokrasi Liberal menggunakan sistem pemerintahan parlementer atau perdana menteri.
Setelah kejadian itu, Nasution mendesak Soekarno untuk mengumumkan darurat perang. Presiden Soekarno setuju, dan
pada 14 Maret 1957
, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri, sekaligus berakhirnya kabinet Ali saat itu.
Pada 9 April 1957,
dibentuklah Kabinet baru bernama Kabinet Karya Djuanda di bawah komando seorang non-partai, yaitu Ir. Djuanda Kartawidjaja sebagai Perdana Menteri. Ir. Djuanda juga didampingi oleh 3 orang wakil, yaitu Mr. Hardi, Idham Chalid, dan dr. Leimana. Kabinet Djuanda saat itu bekerja di bawah bayang-bayang transisi antara Demokrasi Liberal menuju Demokrasi Terpimpin.
Baca juga:
Peran Bangsa Indonesia dalam Perdamaian Dunia
Tugas dari kabinet ini terbilang berat
lho
RG Squad. Kabinet Djuanda harus menghadapi pergolakan-pergolakan yang terjadi di berbagai daerah. Selain itu, Kabinet ini juga memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan Irian Barat dan menyelesaikan masalah ekonomi.
Nah,
untuk menyelesaikan tugasnya, Kabinet Djuanda membuat program kerja. Buat RG Squad yang belum tahu program kerja Kabinet Djuanda, kalian bisa baca artikel
program kerja Kabinet Djuanda
.
Penasaran dengan nama-nama kabinet lain pada masa Demokrasi Liberal? Masih belum paham perbedaan antara Demokrasi Liberal dengan Demokrasi Terpimpin?
Yuk
, taklukan semua materi sejarah bersama tutor yang siap menjadi teman belajar kamu! Segera daftar
ruangbelajar
sekarang.
Referensi:
Abdurakhman. (2018) Sejarah Indonesia Kelas XII. Jakarta: Kemendikbud RI.
Artikel terakhir diperbarui pada 22 November 2020.