Apa yang Menyebabkan Terjadinya Gempa Palu? | Geografi Kelas 10



penyebab terjadinya gempa palu-2





Artikel ini membahas apa yang menyebabkan terjadinya gempa di Palu, Donggala, juga Sigi. Membahas juga bagaimana lembaga penanggulangan bencana menanggulangi bencana alam yang terjadi.






Baru-baru ini Indonesia kembali diguncang gempa dengan kekuatan yang cukup besar. Jika sebelumnya adalah Lombok, kini Palu dan sekitarnya lah yang terguncang oleh rentetan gempa besar dan juga tsunami kecil. Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo mengguncang hingga menyebabkan jalan-jalan retak dan rusak, bangunan-bangunan roboh dan porak poranda, manusia-manusia menjadi korbannya.



Berdasarkan data yang didapat dari tim ACT dan BNPB, lebih dari 1200 orang meninggal dunia dalam musibah ini, 600an orang luka-luka berat, dan masih banyak yang hilang. Tidak ada listrik, tidak ada jaringan komunikasi, Palu dan Donggala Sulawesi Tengah seketika hening dan gelap gulita. Diperkirakan titik pusat gempa berada di kedalaman 11 km, dan berada pada jarak 26 km laut Donggala.



Foto gempa palu


Kondisi Palu setelah terjadinya gempa dan tsunami. Sumber: Wartainfo.com



Apa yang menyebabkan Palu dan Donggala diterjang gempa besar? Kamu pastinya sudah tahu kalau Indonesia adalah negara kepualauan di mana sebagian besarnya adalah lautan. Terus, kamu tahu nggak, ternyata Sulawesi itu termasuk salah satu pulau yang rawan terkena gempa, mengapa? Karena pulau ini berada di pertemuan tiga lempeng utama, yang mana lempeng utama ini menimbulkan dampak geologi yang begitu kompleks dan beragam.




3 Lempeng besar dan utama itu adalah:




  • Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat


  • Lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan-tenggara


  • Dan lempeng Filipina, lempeng yang lebih kecil di antara dua lempeng utama



Seorang ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) mengutarakan pernyataannya bahwa, ketika ketiga lempeng utama itu bergerak dan saling tabrakan, energi-energi dapat terkumpul di beberapa titik, hingga membentuk patahan-patahan dan tekanan-tekanan. Apabila salah satu titik tidak lagi kuat menahan, energinya akan menjadi gempa bumi, seperti yang terjadi di Palu dan Donggala baru-baru ini.



Jika
di Lombok ada sesar flores
, di Sulawesi juga ada beberapa sesar, yaitu sesar Palu-Koro, sesar Matano, sesar Gorontalo, sesar Walanae, sesar Batui, sesar Poso, dan lainnya. Dari berbagai macam sesar yang ada di Sulawesi, sesar Palu-Koro adalah satu di antara 4 sesar yang paling besar di Sulawesi bahkan paling aktif dari seluruh sesar di Indonesia.



Posisi sesar Palu-Koro berada di bawah wilayah Sulawesi Tengah, secara geologi membujur dari Laut Sulawesi kemudian kota Palu, sampai Teluk Bone. Perkiraan panjangnya 500 km dari bagian Utara ke Selatan. Jika melihat dari kedalaman titik pusat gempanya, maka gempa bumi yang mengguncang Palu dan Donggala ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona Sesar Palu-Koro. Sebagaimana yang dikatakan oleh Kepala BMKG, Dwikora Karnawati pada saat siaran pers BMKG.



Setiap tahunnya, sesar Palu-Koro ini diperkirakan bergerak 7 cm. Dengan bergeser dan bergeraknya sesar itu, maka dampak yang dihasilkan adalah getaran dan patahan pada beberapa bagian bumi. Apalagi jika proses tumbukan 3 lempeng sedang berlangsung, getaran yang dihasilkan cukup membuat porak-poranda pulau-pulau yang berada di wilayahnya.



Oh ya, kamu tahu nggak, sebetulnya pada tahun 2017 sudah ada ekspedisi sesar Palu-Koro yang digagas oleh seorang aktivis kebencanaan, yaitu Trinirmalaningrum, yang akrab disapa Rini. Pada bulan Agustus 2018, Rini bersama timnya berhasil mengumpulkan hasil dokumentasi gempa-gempa yang pernah terjadi di sepanjang Sesar Palu-Koro. Ekspedisi ini ia lakukan karena minimnya data tentang sesar Palu-Koro, padahal sesar ini yang paling aktif.



Daftar gempa yang terjadi di Sesar Palu-Koro


Kalau kata bu atau mba Rini, sebenarnya gempa yang terjadi kemarin itu sudah terprediksi

lho

. Kemudian, selain data yang ditemukan oleh Rini, sebenarnya Badan Geologi pun sudah merilis peta ancaman gempa di Sulawesi, namun untuk sosialisasinya sendiri terkait potensi gempa ini, masih terbilang kurang.



Nah Squad, kalau dari pandangannya Pak Sukmandaru Prihatmoko selaku Ketua Ikatan Ahli Geologi (IAGI), memang sudah banyak prediksi tentang gempa di Sulawesi, namun hal itu juga harus diimbangi dengan kesiapan dari lembaga-lembaga yang fokus pada pencegahan dan penanggulangan bencana alam, pemerintah pusat maupun daerah, dan juga masyarakat itu sendiri. Mulai dari sosialisasi tentang potensi bencana, cara menanggulanginya, sampai apa yang harus dilakukan oleh masyarkat.



Lembaga-lembaga penanggulangan bencana


Bencana alam memang tidak bisa kita hindari, apalagi kalau melihat secara geografis dan astronomi, negara kita ini memang sangat rawan terkena gempa bumi, juga tsunami. Oleh karena itu, pengetahuan tentang potensi bencana alam, cara menanggulangi, semua harus dikuasai. Kamu sudah tahu? Jika belum, kamu bisa memelajarinya di
ruangbelajar
.



Ketika pengetahuan kamu sudah banyak, maka bukan nggak mungkin kamu bisa jadi salah satu orang yang mencegah dampak buruk akibat benca alam itu terjadi. Jadi, tetap belajar agar pengetahuan kita semua semakin luas ya. Dan jangan lupa kita doakan saudara-saudara kita di Palu dan sekitarnya yang terdampak bencana alam, juga saudara kita di Lombok yang sebelumnya juga terkena bencana alam.




Referensi:



Wardiyatmoko. 2006. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga



Sindhu P. Yasinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga




Sumber foto:



Foto Kondisi Palu setelah terjadinya gempa dan tsunami [daring]. Tautan: http://www.wartainfo.com/2018/10/7-fakta-gempa-tsunami-palu-donggala-sulteng.html/2





Artikel terakhir diperbarui pada 3 Desember 2020.




LihatTutupKomentar