Artikel geografi kelas X ini membahas tentang berbagai hal yang terjadi jika seseorang terjebak di luar angkasa. Mulai dari alat keselamatan, serta dampaknya terhadap tubuh.
—
Bagi kamu pencinta film
science fiction
, pasti nggak asing dengan penjelajahan ke luar angkasa. Mau itu di film The Martian—orang yang terjebak di ruang angkasa, Firstman yang mengisahkan pendaratan ke bulan pertama kali, maupun Gravity, film yang menggambarkan orang yang mengambang-ambang di luar angkasa.
Saat menonton film-film kayak gitu, kita kadang mikir, apakah kita benaran bisa bertahan hidup di luar angkasa? Bagaimana rasanya melayang di luar angkasa sendirian? Karena di bumi, sendirian di malam minggu aja udah bikin kita nangis darah…
Well
, seperti yang kita tahu, astronaut identik dengan pakaian putih dengan helm bulat besar. Ternyata, baju ini bukan sembarang baju. Karena sebenarnya, baju ini adalah kendaraan angkasa untuk satu orang. Jadi nggak bisa, tuh, satu baju dipake berdua. Selain tidak kuat menampung beban… ya sempit aja nggak, sih?
Baju astronaut ini bahasa kerennya Extravehicular Mobility Unit atau EMU. Baju ini ngebantu para astronaut untuk bisa bernapas, bergerak, dan supaya kepala gak langsung benjol kalo kepentok sesuatu.
Jadi, apakah dengan menggunakan baju ini akan membuat kita bisa hidup di luar angkasa?
Jawabannya, tergantung.
Tergantung dari model pakaian, banyaknya oksigen yang dibawa, dan hal-hal lain kayak misalnya… tiba-tiba ada meteor yang nabrak begitu aja. Apabila kondisi baik-baik aja, umumnya, dengan menggunakan EMU, astronaut bisa bertahan di luar kapal luar angkasa sampai 7 jam.
Baca juga:
Dari Mana Asalnya Bau Hujan?
Iya, tempat nongkrong astronaut di luar angkasa biasa disebut dengan ISS (
International Space Station
). Di sini, mereka bakal mengontrol segala hal yang terjadi di luar angkasa dan melaporkannya kepada NASA yang berada di bumi. ISS ini berada di ketinggian 300-400 km dari bumi, yaitu lapisan termosfer, lapisan yang sama dengan
terbentuknya aurora.
International Space Station (Sumber: giphy.com)
Meskipun kesannya keren, tapi bukan berarti astronaut ini bebas keluyuran jalan-jalan begitu aja lho. Astronaut nggak mungkin tiba-tiba ngajakin temen astronautnya, “Ka! Main yuk kak!” pakai EMU, naik ke atap pesawat luar angkasa, lalu bikin
insta story
hitam dan tulisan “MOOD” diiringi lagu galau.
Berarti bisa liat sunset terus, asik jadi anak indie penyuka senja~
NASA punya protokol pengamanan khusus supaya astronaut selamat sewaktu sedang di luar pesawat luar angkasa. Ketika memutuskan pergi ke luar kapal, EMU ini akan terikat dengan selang baja sepanjang 26 meter ke badan pesawat.
Tapi, kalau selang itu tiba-tiba rusak, apa yang terjadi?
Nggak. Tenang. Astronautnya belom mati, kok. Dia masih bisa kembali ke pesawat dengan menggunakan
jetpack
darurat yang berada di EMU. Kecuali, kalau
jetpack-
nya rusak juga. Baru, deh. Jalan satu-satunya supaya si astronaut bisa kembali adalah dengan… pasrah.
Pasrah aja udah nungguin ada temen yang nyelametin.
Sumber: Film Gravity via YouTube
Sekarang, kita coba mengkhayal sedikit.
Bayangkan kamu adalah seorang astronaut.
Kapal luar angkasa kamu terbentur meteor besar. Kamu terlempar ke luar pesawat. Di depan mata kamu ada bumi yang amat, amat besar. Kamu menatapnya, lalu, di tengah kekaguman itu,
batu-batu meteoroid
menerjang kamu. Selang yang menghubungkan EMU dan kapalmu copot.
Jetpack
kamu rusak. Terdengar suara oksigen dari tabung yang bocor.
Kamu memutuskan untuk membuka EMU.
Kalau itu, entah gimana caranya, kejadian ke kamu, hal pertama yang perlu kamu ingat adalah:
jangan coba-coba menahan napas.
Karena kalo kamu keburu panik dan nahan napas, udara yang tersimpan di paru-paru kamu akan mengembang secara drastis. Dan hasilnya… paru-paru kamu pecah.
And then
,
you
g
ame over.
Kalau kamu berhasil mencoba “biasa aja”, kamu punya waktu 15 detik untuk
live
instagram
demi mengabadikan momen sampai akhirnya kamu pingsan.
Pada saat ini, teman-temanmu punya kesempatan 40 detik sampai 2 menit untuk memberikan oksigen dan tekanan udara.
Kalau nggak,
game over.
Tapi tenang, ini bukan bagian terburuknya. Karena selain tidak ada oksigen, di luar angkasa juga nggak ada tekanan udara, itu artinya,
kamu bakal bergerak terus searah dengan gaya awal kamu
. Kalau kamu terlempar ke arah kanan, maka kamu gak akan berhenti-berhenti… sampai kamu kejedot sesuatu.
Selain itu, darah dan segala jenis cairan di tubuh kamu akan menguap menjadi gas dan udara di tubuh mengembang. Kulit kamu akan berasa ketarik dan badan kita jadi jauh lebih gede kayak balon. Beruntungnya, kulit kita masih cukup kuat menahan “penggembungan” badan ini.
Sumber: Tech Insider via YouTube
Selama mengambang tidak jelas di ruang hampa udara ini, masih banyak kemungkinan hal yang terjadi: bisa aja kamu nyasar dan terkena cahaya matahari langsung bersuhu 120 derajat celsius, atau bahkan minus 230 derajat kalau kamu ada di bagian bagian bumi yang lagi malam. Belum lagi kalau kamu ngambang sampai ke antara Mars dan Yupiter, lalu ketemu
kumpulan asteroid
.
Gimana, sekarang kebayang, kan, apa yang akan terjadi apabila manusia terjebak di luar angkasa? Kalau kamu penasaran tempat ISS di luar angkasa dan ada lapisan-lapisan apa saja di atmosfer kita, cobain aja tonton lewat
ruangbelajar!
Referensi:
Wardiyatmoko. 2006. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Sindhu P. Yasinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Artikel terakhir diperbarui pada 3 Desember 2020.