Apakah RG Squad pernah melihat tawuran? Tawuran merupakan salah satu contoh perilaku yang menyimpang dalam masyarakat. Artinya perilaku tersebut tidak baik untuk dilakukan atau dicontoh oleh orang lain. Perilaku menyimpang atau sering disebut juga sebagai perilaku yang bertentangan dengan norma dan nilai sosial di masyarakat selalu ada dari zaman dahulu hingga saat ini. Perilaku tersebut tentu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada hal-hal atau kondisi di masyarakat tersebut yang memicu terjadinya perilaku menyimpang.
Nah
, apa
aja sih
RG Squad faktor penyebab perilaku menyimpang tersebut?
1. Faktor Sosialisasi
Perilaku menyimpang terjadi salah satunya karena ketidaksesuaian pesan, norma, dan nilai yang disampaikan oleh masing-masing agen sosialisasi atau individu lain. Individu yang mempelajari perilaku-perilaku tersebut akhirnya tidak merasa bahwa hal tersebut menyimpang, dan menganggap bahwa perilaku yang ia pelajari normal untuk dilakukan.
2. Faktor
Anomie
Secara umum,
anomie
dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat kehilangan pegangan norma. Menurut Emile Durkheim,
anomie
adalah suatu keadaan tanpa norma dan tanpa arah, sehingga dalam masyarakat tersebut tidak tercipta kesesuaian antara kenyataan yang diharapkan dan kenyataan sosial yang ada. Hal ini sering terjadi pada masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai, tetapi nilai dan norma itu saling bertentangan. Sehingga yang terjadi kemudian adalah konflik nilai, bukan kesepakatan nilai. Masyarakat menjadi sulit untuk mencari pegangan dalam menentukan arah perilaku yang teratur. Gejala ini sering ditemui pada masyarakat modern, yang salah satu contohnya adalah nilai kebebasan berekspresi yang saat ini banyak dianut oleh orang-orang di negara demokratis dan liberal. Namun di masyarakat Indonesia, kebebasan berekspresi tetap ada batasnya agar tidak melanggar adat-adat ketimuran. Contohnya bisa dilihat dengan masih adanya stigma negatif pada orang-orang yang mengunggah foto-foto dengan pakaian minim di media sosial.
Tawuran antarwarga merupakan salah satu bentuk
perilaku menyimpang dalam masyarakat
(sumber: mediaindonesia.com)
3. Faktor
Differential Association
Menurut Edwin H. Sutherland, perilaku menyimpang terjadi akibat adanya differential association atau asosiasi yang berbeda terhadap suatu kejahatan. Semakin tinggi interaksi seseorang dengan orang yang berperilaku menyimpang, semakin tinggi pula kemungkinan orang tersebut untuk bertingkah laku yang menyimpang. Derajat interaksi ini pun bergantung pada frekuensi, durasi, dan intensitas, sehingga interaksi tersebut tidak cukup sekali-dua kali untuk membuat seseorang bisa terpengaruh.
4. Faktor
Labeling
Itulah penjelasan tentang beberapa faktor penyebab perilaku menyimpang dalam masyarakat. Semoga faktor-faktor tersebut bisa segera dituntaskan ya RG Squad. Paling
enggak
yaaaa….
sedikit demi sedikit perilaku menyimpang di masyarakat bisa berkurang. Betul
gak
?
Faktor ini menyebutkan bahwa perilaku menyimpang muncul karena adanya cap, julukan, atau sebutan atas individu yang melakukan suatu perbuatan yang dianggap menyimpang. Bila kita memberi cap terhadap seseorang sebagai orang yang menyimpang, maka secara tidak langsung cap atau sebutan tersebut akan mendorong orang itu untuk berprilaku yang menyimpang pula.
Mau les privat dengan guru terbaik yang sesuai kriteria kamu?
Kamu juga bisa tentukan waktu sendiri untuk jadwal les-nya
lho.
Yuk, coba pesan guru privat kamu sendiri di
ruangles
.
Referensi:
Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI.
Richard Osborne & Borin Van Loon. 1996. Mengenal Sosiologi For Beginner. Bandung: Mizan
Sumber Foto:
Foto ‘Tawuran’ [daring] Tautan: https://mediaindonesia.com/read/detail/95354-mengurai-tawuran-manggarai
Artikel ini diperbarui pada 26 November 2020.