Yuk, kenali tentang drama! Khususnya mengenai unsur-unsur, struktur, ciri-ciri, serta kaidah kebahasaan pada drama. Mari kita belajar di
artikel Bahasa Indonesia kelas 8
ini!
—
Siapa di sini yang suka nonton pementasan
drama
? Biasanya, drama dipentaskan di sebuah gedung teater di mana kamu bisa duduk dan menyaksikan secara langsung akting dari tokoh-tokoh yang diperankan. Bagi yang belum pernah nonton pertunjukan drama, setidaknya, kamu harus coba. Karena seru banget! Hehehe…
Nah, di artikel kali ini, kita akan belajar mengenai drama. Mulai dari pengertian, ciri-ciri, unsur, struktur, hingga kaidah kebahasaan dalam membuat naskah drama. Penasaran nggak, sih?
Pengertian Drama
Sebelumnya, kamu sudah tahu belum apa itu drama?
Drama adalah komposisi syair atau prosa
yang diharapkan dapat
menggambarkan kehidupan dan watak, melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan
. Drama biasa disebut juga dengan istilah lain, seperti sandiwara, lakon, tonil, sendratari, atau tablo.
Pengertian Drama Menurut para Ahli
Nah, istilah drama, sebetulnya datang dari khazanah kebudayaan Barat, khususnya tradisi bersastra Yunani. Drama sendiri berasal dari istilah Yunani,
draomai
, yang artinya suatu tindakan, aksi, perbuatan, dan sebagainya. Berikut pengertian drama menurut para ahli:
Kraus (1999: 249) dalam bukunya
Verstehen und Gestalten
Drama adalah bentuk gambaran seni yang datang dari nyanyian dan tarian ibadat Yunani kuno, yang di dalamnya terdapat dialog dramatis, konflik, dan penyelesaiannya yang dipertunjukkan di atas panggung.
Moulton (dalam Soediro Satoto 1991: 3)
Drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Artinya, drama dapat menggerakkan fantasi penonton/pembaca. Mereka dapat melihat kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung melalui drama.
Bathazar Verhagen
Drama adalah kesenian melukis sifat dan sifat manusia melalui gerak.
Atar Semi (1993: 156)
Drama adalah sebuah cerita atau tiruan mengenai perilaku manusia yang dipentaskan.
Pementasan drama (Sumber: jepara.go.id)
Dalam sebuah drama, terdapat naskah drama atau teks drama.
Naskah drama adalah sebuah teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan
. Bisa dibilang, naskah drama merupakan
blueprint
dari sebuah drama. Karena drama akan dieksekusi sesuai dengan naskah drama yang sudah dibuat.
Baca Juga:
Cerita Fabel: Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur, dan Contohnya
Agar drama dapat berjalan dengan baik, terdapat banyak hal yang perlu diperhatikan, nih! Mulai dari unsur-unsur drama, struktur, ciri-ciri, hingga kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks drama. Biar nggak makin penasaran, kita bahas satu per satu, yuk!
Ciri-Ciri Drama
Drama memiliki beberapa ciri khas yang perlu kamu ketahui, di antaranya yaitu:
Disampaikan dalam bentuk dialog.
Memiliki tokoh atau karakter yang diperankan.
Terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari cerita drama.
Dilakukan di atas panggung yang telah dilengkapi dengan peralatan dan properti untuk menghidupkan suasana.
Dilakukan di hadapan penonton karena drama merupakan sarana hiburan.
Unsur-Unsur Drama
Unsur-unsur drama terdiri dari empat hal, yaitu alur, penokohan, dialog, dan latar. Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Alur
Alur adalah
rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita
. Alur drama mencakup bagian-bagian pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, hingga penyelesaian. Dalam drama, terdapat tiga jenis alur, yakni:
a. Alur Maju
Alur maju adalah alur yang menggambarkan
cerita berjalan berurutan ke depan atau kronologis
.
b. Alur Mundur
Alur mundur adalah alur yang menggambarkan cerita berupa
peristiwa mundur ke belakang
atau sorot balik (
flashback
).
c. Alur Campuran
Alur campuran adalah
perpaduan dari alur maju dan mundur
atau disebut juga
compound
.
2. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan
karakter tokoh
. Dalam sebuah pementasan drama, tokohlah yang menggambarkan atau memerankan secara langsung cerita yang ada dalam naskah drama. Tokoh terbagi dua berdasarkan perannya, yaitu:
a. Tokoh Utama
Tokoh utama adalah
tokoh yang menjadi sentral cerita
dalam pementasan drama.
b. Tokoh Pembantu
Tokoh pembantu adalah
tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita
.
3. Dialog
Dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk
percakapan antara dua tokoh atau lebih
. Dalam dialog terdapat dua unsur, yakni:
a. Wawancang
Wawancang adalah
kata-kata atau kalimat yang harus diucapkan
oleh tokoh dalam drama.
b. Kramagung
Kramagung adalah
petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan
yang harus dilakukan oleh tokoh.
4. Latar
Latar adalah
keterangan ruang dan waktu
yang ada dalam drama. Latar dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Latar Tempat
Latar tempat
menggambarkan lokasi terjadinya setiap
scene
dalam drama
. Latar tempat dapat digambarkan dengan bantuan properti yang mendukung.
Misalnya, drama yang dipentaskan adalah drama fabel yang berlatar tempat di hutan belantara. Maka, bisa ditambahkan properti seperti pohon-pohon buatan, rerumputan buatan, bunga-bunga buatan, serta kostum hewan yang dikenakan oleh para tokoh.
b. Latar Waktu
Latar waktu
menggambarkan waktu terjadinya setiap
scene
dalam drama
, bisa berupa hari, jam, tanggal, bulan, maupun tahun. Sama halnya dengan latar tempat, latar waktu juga dapat digambarkan dengan bantuan properti yang mendukung.
Misalnya, suatu
scene
dalam drama berlatar waktu siang hari yang terik, maka bisa ditambahkan properti seperti lampu sorot berwarna terang yang menandakan bahwa
scene
tersebut terjadi di siang hari.
c. Latar Suasana
Latar suasana
menggambarkan suasana terjadinya setiap
scene
dalam drama
. Latar suasana dapat digambarkan dengan bantuan properti, musik, maupun akting yang dilakukan tokoh.
Misalnya, suatu
scene
dalam drama berlatar suasana yang mencekam, maka bisa ditambahkan properti seperti lampu yang remang-remang, musik yang menegangkan, dan akting tokoh yang seolah merinding dan ketakutan.
Baca Juga:
Teks Ulasan: Pengertian, Jenis, Struktur, Kebahasaan, dan Contohnya
Struktur Teks Drama
Next
, kita masuk ke bagian struktur teks drama. Struktur teks drama terdiri dari tiga bagian, yaitu
prolog, dialog, dan epilog
.
1. Prolog
Prolog adalah bagian berupa
kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang
yang umumnya disampaikan oleh dalang, narator, atau tokoh tertentu.
2. Dialog
Dialog adalah
percakapan antartokoh dalam drama
. Dialog terdiri atas tiga bagian, yaitu:
Orientasi → bagian awal cerita
Komplikasi → bagian pengembangan cerita
Resolusi → bagian akhir cerita
3. Epilog
Epilog adalah
kata-kata penutup
yang berisi simpulan maupun amanat tentang keseluruhan isi drama.
Kaidah Kebahasaan Teks Drama
Gimana, sampai sini, kamu tertarik untuk membuat teks drama? Setelah mengetahui unsur-unsur dan struktur teks drama, kita masuk ke kaidah kebahasaannya dulu, nih. Supaya kamu semakin paham dan dapat membuat naskah drama yang bagus dan menarik! Kaidah kebahasaan yang digunakan dalam drama, antara lain sebagai berikut:
Berupa dialog.
Menggunakan tanda petik pada dialog.
Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau, ia, -nya).
Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog (aku, saya, kami, kita, kamu).
Banyak menggunakan konjungsi temporal (sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian).
Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa (menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat).
Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami).
Menggunakan kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana (ramai, bersih, baik, gagah, kuat).
Contoh Drama Singkat
Diariku
Tokoh: Mina dan Yeri
Sinopsis: Suatu hari sepulang jam sekolah, Yeri sedang menulis sesuatu di buku diarinya. Tak disangka, Mina yang habis rapat OSIS, melihat Yeri duduk sendirian di ruang kelas. Yeri pun dikagetkan oleh kedatangan Mina.
Dialog:
Mina: “Hai, Yeri!”
Yeri: (Terdiam dan merunduk sedih)
Mina: “Kamu kenapa, Ri? Apa ada masalah?”
Yeri: “Oh Mina, nggak kok. Aku nggak apa-apa.”
Mina: “Jangan bohong, aku melihat kamu termangut sedih dari tadi. Cerita saja padaku. Ada apa?”
Yeri: “Sudahlah, tak ada yang perlu aku jelaskan padamu.”
Mina: “Lalu ini apa? (mengambil buku diari Yeri) Kamu menyimpan rahasia di sini?”
Yeri: (marah) “Enggak! Kembalikan bukuku! Kamu nggak akan mengerti dengan perasaanku!”
Mina: “Kamu kenapa sih, Ri? Jika ada masalah, cerita saja!”
Yeri: (Menangis) “Aku hanyalah anak yang tidak diharapkan siapa-siapa. Orang tuaku selalu membandingkanku dengan saudaraku. Aku seperti pembantu saja tinggal di sini!”
Mina: “Pasti sulit rasanya ya, Ri.” (mengusap punggung Yeri)
Yeri: “Setiap hari, aku selalu disuruh ini, disuruh itu. Semua pekerjaan rumah aku yang mengerjakan. Mereka nggak peduli denganku!”
Mina: “Kalau kamu sedang merasa kesusahan dan muak dengan keluargamu. Sekali-kali datang ke rumahku saja. Kita bermain sampai perasaan sedihmu hilang, ya.”
Yeri: “Tetap saja, aku harus pulang dan menghadapi orang tuaku nantinya, Mina.”
Mina: “Jangan khawatir, kita cari solusi agar orang tuamu tahu bahwa hal yang mereka lakukan salah.”
Yeri: “Terima kasih ya, Mina. Aku akan coba tegar sampai mendapatkan jawaban dari masalah ini.”
Mina: “Begitulah pentingnya sahabat. Aku senang bisa membantu mengatasi masalahmu.”
—
Nah, itu dia pembahasan tentang drama, khususnya mengenai unsur-unsur drama, struktur teks drama, ciri-ciri, hingga kaidah kebahasaan yang digunakan dalam drama. Setelah membaca pembahasan tadi, apakah kamu jadi paham? Biar pemahamanmu makin mantap lagi, kamu bisa loh tonton video pembahasannya yang menarik dan mudah dipahami di
ruangbelajar
!
Referensi:
http://eprints.uny.ac.id/9929/3/BAB%202%20-%2007203241040.pdf
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/37473/MTEwMjY5/Inferioritas-Perempuan-Dalam-Naskah-Ketoprak-Pedhut-Jatisrana-Karya-Bondan-Nusantara-Sebuah-Tinjauan-Feminisme-3.pdf
Sumber Gambar:
Gambar ‘Pementasan Drama’ [Daring]. Tautan: https://jepara.go.id/2019/11/25/srawung-teater-hadirkan-sebuah-pilihan/ (Diakses: 20 April 2022)
Artikel ini pertama kali ditulis oleh Shabrina Alfari dan telah diperbarui oleh Kenya Swawikanti.