Artikel ini menerangkan tentang pentingnya kearifan lokal, juga memberikan informasi tentang 5 karakteristik kearifan lokal.
—
Indonesia menjadi negara dengan populasi terbanyak ke 4 di dunia. Ratusan juta masyarakatnya tersebar di ribuan pulau yang masuk ke dalam wilayah teritori Republik Indonesia. Persebaran masyarakat itu, kemudian membentuk kelompok-kelompok yang memiliki tradisi, bahasa, budaya, dan kepercayaan yang berbeda-beda. Meski begitu, ragam budaya yang tersebar di Indonesia, selalu memiliki nilai-nilai yang baik untuk menjaga kedaulatan bangsa.
Nah, pada artikel ini, kita akan membahas tentang kearifan lokal. Suatu pengetahuan yang erat hubungannya dengan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia.
Menurut seorang ahli bernama I Ketut Gobyah, kearifan lokal adalah suatu kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu daerah. Kearifan lokal adalah perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada.
Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti yang luas. Bagi I Ketut, kearifan lokal adalah produk budaya masa lalu yang patut dijadikan pegangan hidup secara terus-menerus. Meskipun bernilai lokal, tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.
Setiap suku bangsa memiliki kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai sosial budaya yang harus dilestarikan. Mulai dari pendidikan, kesehatan, serta nasehat-nasehat leluhur untuk selalu berbuat baik kepada sesama manusia, bahkan alam tempat tinggalnya.
Keberlangsungan kearifan lokal bisa tercermin di dalam nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat tersebut. Misalnya melalui pepatah, nyanyian, petuah-petuah, tarian, atau bahkan semboyan. Nilai-nilai kearifan lokal yang tertanam di dalam kelompok masyarakat, akan menjadi bagian hidup yang tidak dapat terpisahkan. Kita bisa melihatnya melalui perilaku sehari-sehari mereka.
Baca juga:
Pendekatan Kearifan Lokal dalam Pemberdayaan Komunitas
Nah, kearifan lokal, juga bisa menggambarkan sebuah fenomena yang menjadi ciri khas suatu kelompok masyarakat. Misalnya seperti pepatah yang sering kita dengar dari masyarakat lokal Jawa Timur “Rawe-rawe rantas, malang-malang putung” atau masyarakat Jawa Tengah “Alon-alon asal klakon” dan banyak lagi.
Pada intinya, kearifan lokal adalah suatu hal atau tindakan yang dianggap baik oleh masyarakat. Jika tidak baik, maka secara perlahan, ia akan hilang. Namun, adat yang tidak baik, juga bisa terjadi jika adanya pemaksaan dari penguasa atau pemerintah setempat. Bila itu terjadi, maka hal itu akan tumbuh tidak secara alami, melainkan dipaksakan.
Contoh kearifan lokal yang baik dan berlangsung terus menerus, seperti Hutan Adat Desa.
Pada salah satu desa di kecamatan Kampar, yaitu Desa Rumbio, Provinsi Riau, masyarakatnya dibentuk untuk melestarikan hutan secara bersama-sama. Jika tidak, misalnya sampai ada yang menebang pohon di hutan tersebut, maka akan dikenakan denda sebesar beras 100 kg atau setara uang Rp 6.000.000,-
Kita bisa menemui contoh kearifan lokal seperti itu di banyak daerah. Sebuah nilai-nilai baik yang mentradisi dan menjaga hal buruk datang ke dalam kelompok masyarakat tersebut.
5 Karakteristik Kearifan Lokal
Untuk menjaga eksistensi budaya, tradisi, dan kekayaan alam yang dimiliki, baik masyarakat adat, maupun kelompok masyarakat lainnya, akan mempertahankannya dengan menunjukkan kearifan-kearifan lokal yang dimiliki. Nah, kearifan lokal juga memiliki karakteristik yang akan membuat
kearifan lokal tersebut dapat berfungsi di dalam masyarakat
.
1. Kearifan lokal sebagai pemberi arah perkembangan budaya.
Kearifan lokal sebagai pemberi arah perkembangan budaya berarti kearifan lokal menjadi salah satu alat untuk mengarahkan masyarakat setempat (lokal) agar tetap berperilaku sesuai dengan perkembangan budayanya, meskipun terjadi berbagai perubahan yang berkaitan dengan perkembangan kondisi sosial masyarakat. Dengan karakteristik ini, masyarakat cenderung menjaga nilai-nilai lokal yang mereka miliki dan menerapkan cara hidup yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
2. Kearifan lokal sebagai alat kontrol sosial.
Kearifan Lokal sebagai alat kontrol sosial berarti kearifan lokal menjadi alat yang mampu menjaga agar masyarakat memiliki tanggung jawab akan keberlangsungan kehidupan dan hubungan sosial masyarakat setempat agar tidak hilang, begitupun dengan kebudayaan maupun tradisi yang sudah ada sejak dahulu agar tidak tergerus oleh kebudayaan asing maupun zaman.
3. Kearifan lokal sebagai pertahanan budaya.
Kearifan lokal sebagai pertahanan budaya, berarti kearifan lokal memiliki karakteristik yang mampu menjaga kebudayaan asli masyarakat dari perkembangan zaman maupun pengaruh budaya luar atau asing. Dengan adanya kearifan lokal, nilai-nilai, tradisi dan kebudayaan di masyarakat akan tetap terjaga dan lestari. Sehingga masyarakat dapat hidup sesuai dengan kearifan yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
4. Kearifan lokal sebagai alat akomodasi budaya luar.
Kearifan lokal sebagai alat akomodasi budaya luar berarti kearifan lokal mampu memilih dan menyesuaikan kebudayaan mana yang cocok dengan kebudayaan asli masyarakat. Karakteristik ini menunjukkan bahwa kearifan lokal tidak selalu menunjukkan cara hidup masyarakat yang tradisional, tetapi juga adaptif dan dapat menerima berbagai perkembangan dan perubahan yang ada.
5. Kearifan lokal sebagai penyatu kebudayaan.
Kearifan lokal sebagai penyatu budaya di sini berarti kearifan lokal mampu menyatukan budaya asli masyarakat setempat dengan budaya lain sehingga membentuk identitas kebudayaan nasional. Penyatuan budaya lokal dengan budaya lain tersebut dapat terjadi karena kearifan lokal masyarakat Indonesia itu sendiri yang mengedepankan rasa toleransi dan saling menghormati, hingga hasil dari proses penerimaan kebudayaan tersebut berwujud pada terbentuknya identitas kebudayaan nasional pada suatu bangsa.
Pentingnya nilai-nilai kearifan lokal pada kehidupan masyarakat, ternyata tidak hanya terletak pada ranah kegiatan sosial, budaya, dan politik, melainkan juga pada ranah pendidikan. Paulo Freire, seorang tokoh pemikir pendidikan mengatakan bahwa, kearifan lokal akan mengajarkan peserta didik untuk selalu konkret pada apa yang mereka hadapi. Dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Action for Freedom’, Ia menyebut, dengan dihadapkannya peserta didik pada problem dan situasi yang dihadapi, mereka akan merasa lebih tertantang untuk kemudian menanggapinya secara kritis. Maka dari itu, Freire menegaskan bahwa sangat diperlukan adanya integrasi ilmu pengetahuan dengan kearifan lokal.
Nah, gimana? Apakah kamu sudah jelas tentang apa itu kearifan lokal dan mempelajari detail karakteristik kearifan lokal?
Sebenarnya masih banyak lagi hal menarik yang bisa kamu dapat tentang kearifan lokal. Kamu bisa melengkapi pengetahuan kamu hanya dengan belajar di aplikasi Ruangguru. Kamu bisa berlangganan
ruangbelajarplus
, kamu akan mendapat journey video belajar, live teaching, konsultasi minat bakatmu, dan juga berlatih dengan banyaknya latihan soal. Jadi, yuk berlangganan, dan buat belajarmu menjadi lebih menyenangkan.
Referensi:
Friere, Paulo. 1977.
Cultural Action for Freedom.
Massachussets: Penguin Books.
Kymlicka, Will. 2002.
Kewargaan Multikultural.
Jakarta: LP3ES.
Mariane, Irene. 2014.
Kearifan Lokal Pengelolaan Hutan Adat.
Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.