Resensi Buku Di Tanah Lada Karya Ziggy Zazsyazeoviennazabrizkie



Resensi Buku Di Tanah Lada Karya Ziggy Zazsyazeoviennazabrizkie





Jika kamu sedang mencari bacaan yang unik, ringan, namun penuh dengan nilai kehidupan, novel Di Tanah Lada karya Ziggy bisa kamu jadikan rekomendasi. Penasaran? Simak ulasannya sebagai berikut!










Pendahuluan



Bagaimana sebenarnya pandangan dari seorang anak kecil tentang dunia ini? Apakah mereka memandang dunia ini hanya sebagai tempat untuk bermain, makan dan tidur? Atau sebagai tempat penuh kasih sayang dari orang-orang disekitar mereka?



Mungkin akan banyak anak-anak yang berpikir seperti itu. Namun, berbeda dengan Salva atau yang biasa dipanggil dengan Ava. Ava tidak seperti anak-anak pada umumnya yang membawa mainan dalam ransel mereka ketika berpergian atau membawa boneka dalam pelukannya saat ingin tidur. Tetapi, ia akan membawa kamus Bahasa Indonesia kesayangannya kemana pun ia akan pergi.



Kamus itu ia dapatkan sebagai kado ulang tahun ke-3 dari Kakek Kia yang selalu mengajarkan banyak hal kepada Ava. Sehingga, semenjak kepergian Kakek Kia untuk selama-lamanya, Ava hanya dapat mengandalkan kamus tersebut untuk lebih mengenal dunia yang belum bisa ia mengerti ini.



P bukan hanya sekedar satu huruf bagi Ava, tetapi juga nama dari seorang anak laki-laki yang ia temui semenjak pindah ke Rusun Nero. P-lah yang membantu Ava mengenal sekaligus mengahadapi dunia -yang menurutnya kejam ini─ selain dari kamus kesayangannya. Ava dan P tidak seberuntung anak-anak lainnya yang merasakan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya. Mungkin hal itu yang membuat mereka mudah akrab satu sama lain dan memutuskan untuk bertualang bersama-sama.



Identitas Buku Di Tanah Lada Karya Ziggy Zazsyazeoviennazabrizkie




Isi Cerita



Kepergian Kakek Kia membuat Ava dan keluarganya harus pindah ke sebuah rusun kumuh yang berada cukup jauh dari perkotaan bernama Rusun Nero. Hal tersebut disebabkan oleh keegoisan ayahnya yang suka berjudi dan tidak menyukai anak kecil, bahkan anaknya sendiri.



Ava diperlakukan seperti sampah yang hanya menjadi beban bagi keluarganya, padahal ia hanya seorang anak kecil yang tidak mengetahui apa-apa tentang dunia ini. Memiliki Mama yang baik tidak menjamin ia diperlakukan baik pula oleh ayahnya. Mungkin hal tersebut yang membuat Ava berpikir untuk mencari kasih sayang atau sekadar perhatian dari orang lain yang dapat memperlakukannya dengan baik.



Mungkin akan banyak orang mengira Ava adalah anak yang aneh dan terlalu dewasa dibandingkan dengan anak lain seusianya. Menggunakan kamus Bahasa Indonesia untuk menjawab rasa penasaran dari kata-kata yang baru ia temui membuatnya terbiasa dengan kata-kata baku dan menggunakannya sebagai bahasa sehari-hari.



Tidak terkecuali dengan P, anak pengamen laki-laki yang Ava temui disebuah warteg dekat rusun dan membantunya memotong ayam. Menurut P, Ava aneh karena menggunakan kata yang yang terkesat sangat formal ketika berbicara. Menurut Ava, P aneh karena namanya hanya terdiri dari satu huruf.



Baca Juga:
Resensi Buku Almond Karya Sohn Won Pyung



Keanehan yang dimiliki keduanya membuat mereka ingin lebih mengenal satu sama lain hingga mereka suka bermain bersama karena ternyata mereka tinggal di tempat yang sama ─Rusun Nero. Selain tempat tinggal, ternyata mereka memiliki sifat ayah yang sama, kasar dan suka menyiksa anak mereka. Jika mereka tidak diinginkan di sini, bukankah lebih baik untuk pergi ke tempat yang dapat menerima mereka dengan baik? tempat yang jauh dari para ayah ─atau mungkin juga para ibu─ ke mana saja, asal mereka dapat diperlakukan dengan baik.



Ava pernah datang kesebuah tempat di mana disana, tidak ada kata-kata umpatan dilayangkan untuknya dan tidak ada siksaan yang ia dapatkan disini. Hanya ketenangan dan rasa kasih sayang yang ia rasakan. Tempat itu bernama Tanah Lada. P yang pada awalnya tidak tertarik dengan tempat itu karena menganggap semua tempat sama saja mulai lelah dengan perlakuan ayahnya mulai tertarik dan memutuskan untuk pergi ke tempat yang Ava selalu bangga-banggakan tersebut. Dari sinilah, petualangan mereka untuk mencari tempat yang akan memberikan ketengan dan kasih sayang itu dimulai.




Keunggulan Buku



Menggunakan sudut pandang anak kecil mengenai dunia ini menjadi suatu penyajian novel yang ingin Ziggy berikan agar berbeda dengan novel-novel lainnya. Dalam novel ini juga terdapat banyak istilah yang diartikan melalui KBBI sehingga dalam penulisannya tidak hanya sebagai pelengkap atau menjadi ciri khas dari tokoh sebagai anak yang ingin mengetahui banyak hal, tetapi juga menambah wawasan bagi para pembacanya.



Alur yang disajikan sangat mudah untuk dipahami dan sangat dapat ditebak pembaca. Selain itu, terdapat banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dalam cerita ini seperti mengajarkan untuk banyak bersyukuratas apa yang telah kita miliki saat ini, salah satunya ialah yang jarang kita sadari yaitu arti dari keluarga.



Baca Juga:
Resensi Buku I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki Karya Baek Se Hee




Kelemahan Buku



Terdapat beberapa bagian alur cerita dan penggunaan bahasa yang agak sulit untuk dimengerti karena cerita disajikan sudut pandang dan pemikiran dari anak kecil yang masih polos dan tidak berpikir panjang dalam menentukan suatu keputusan. Cukup banyak pembaca yang merasa bingung bahkan hingga kecewa dengan ending dari novel ini karena merasa agak memaksakan dan tidak terduga.




Kesimpulan



Buku ini sangat unik dan menarik karena dalam penulisannya yang menggunakan pemikiran anak kecil, namun dengan gaya bahasa yang baku dan tidak seperti anak kecil pada umunya. Plot yang diberikan dan pemikiran dari tokoh yang tidak dapat ditebak membuat buku ini semakin sayang untuk dilewatkan.



Banyak orang berpikir bahwa anak kecil belum melewati banyak hal seperti apa yang telah dilewati oleh orang dewasa. Dengan pemikiran itulah, anak-anak kehilangan kesempatannya untuk mengutarakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.  Banyaknya pelajaran hidup yang tertuang dalam novel akan mengajak pembaca sadar bahwa anak kecil sekalipun dapat mengajarkan kita mengenai arti dari kehidupan.



Tentang Peresensi:



Sabrina Sakha Ifa






Ruangguru membuka kesempatan untuk kamu yang suka menulis cerpen dan resensi buku untuk diterbitkan di ruangbaca, lho!
Setiap minggunya, akan ada karya cerpen dan resensi buku
yang dipublikasikan. Kamu bisa
baca karya resensi buku menarik lainnya di sini
, ya. Yuk, kirimkan karyamu juga! Simak syarat dan ketentuannya
di artikel ini
. Kami tunggu ya~



LihatTutupKomentar