Kamu tahu
nggak
perbedaan antara orang yang marah diam-diam dan
ngedumel
dengan orang marah yang berani menggertak orang lain? Bukan, ini bukan cuma
ngomongin
temanmu yang
nyebelin
.
Karena d
i dalam ilmu sosiologi, salah satu di antara kedua tindakan tadi termasuk ke dalam
tindakan
sosial,
lho
.
Kira-kira
yang mana ya?
Sebelum menjawab hal itu, kita harus tahu dulu
dong
apa itu tindakan sosial.
Tindakan sosial adalah tindakan yang memengaruhi atau dipengaruhi oleh orang lain.
Masalahnya, tidak semua tindakan dapat dikatakan tindakan sosial.
Lalu, tindakan seperti apa yang bisa dianggap tindakan sosial?
Nah
, berikut adalah ciri-cirinya:
Menurut Max Weber,
tindakan sosial mengandung makna jika ditujukan atau memperhitungkan keberadaan orang lain
. Berikut, contoh yang tidak termasuk tindakan sosial:
Marah dan membanting barang-barang pribadi. (Tindakan ini bukan termasuk tindakan sosial karena tidak memengaruhi perilaku orang lain).
Tindakan itu bisa menjadi tindakan sosial, jika:
Marah, lalu mendorong teman. (dengan mendorong teman, tindakan kamu menjadi berpengaruh terhadap tindakan orang lain—orang yang kamu marahin—ada kemungkinan dia kesal dan balas mendorongmu lagi, atau menyirammu dengan air). Eits, ini cuma contoh ya! Jangan ditiru,
nggak
baik.
Berdasarkan hal yang mendorongnya, tindakan sosial terbagi menjadi 4 jenis:
1. Tindakan Rasional Instrumental
Tindakan yang
didasari pada akal/rasio
, sehingga mempertimbangkan antara tujuan dan cara yang dilakukan. Misalnya, seorang murid yang begadang belajar demi persiapan ulangan.
2. Tindakan Berorientasi Nilai
Tindakan sosial ini berkaitan dengan nilai-nilai dasar yang terkandung di masyarakat.
Seperti etika, estetika, agama, dan nilai-nilai lain
. Contohnya, seorang anak yang berhenti main bola untuk melakukan ibadah (tindakan ini didorong oleh nilai agama).
3. Tindakan Afektif
Tindakan sosial ini terjadi
karena dorongan dari perasaan/emosi.
Contohnya, seorang siswa yang menangis karena dihukum guru saat mencontek ulangan teman (Makanya, ikut ruangbelajar
aja
!
Nggak
perlu nyontek, kamu bisa belajar dengan berbagai video seru!)
4. Tindakan Tradisional
Tindakan yang
didasarkan atas kebiasaan yang telah mendarah daging.
Contoh: Tradisi Ngaben di Bali sebagai bentuk penghormatan atas orang yang telah meninggal dunia.
Baca juga:
Pendekatan Kearifan Lokal dalam Pemberdayaan Komunitas
Selain tindakan sosial, dalam melakukan hubungan sosial, kita pasti akan melakukan interaksi sosial. Ada beberapa tokoh yang
mendefinisikan interaksi sosial:
H Booner:
Hubungan antara 2 individu atau lebih, di mana perilaku individu yang satu memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku individu lainnya. Atau sebaliknya.
Gillin & Gilin:
hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antarindividu dengan kelompok.
Kimball Young:
Hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu, antarindividu dan kelompok, maupun antarkelompok
Sederhananya,
interaksi sosial adalah proses terjadinya aksi dan reaksi (timbal balik) dari kedua belah pihak, baik antarindividu, individu dengan kelompok, maupun antarkelompok.
Adapun ciri-ciri interaksi sosial menurut Charles P. Loomis
Jumlah pelaku lebih dari 1 orang.
Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol.
Ada dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang berlangsung (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang).
Ada tujuan. Maksudnya, orang-orang terlibat di suatu interaksi mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
Gimana
? Sekarang sudah mulai paham kan dengan konsep hubungan sosial yang ada di masyarakat? Mulai dari memb
edakan mana yang termasuk tindakan sosial, jenis jenisnya, serta interaksi sosial dan ciri-cirinya.
Kalau kamu ingin memelajari materi lainnya lagi,
yuk
langsung aja download aplikasi Ruangguru, dan simak materi-materi lainnya dengan konsep kilat di
Ruangbelajar
!
Referensi:
Suhardi, Sri Sunarti. (2009) Sosiologi 1: Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Artikel ini diperbarui tanggal 27 November 2020