Apa sih yang menyebabkan anak suka berbohong? Tentu itu ada sebabnya, ya. Yuk, ungkap alasannya dan cari tau upaya yang bisa kita lakukan di artikel berikut ini.
—
Smart Parents, pernahkah merasa curiga pada apa yang
dikatakan anak
? Mungkin dilihat dari gerak-gerik saat mengungkapkannya atau ketidakjelasan rentetan informasi yang diberikan. Lalu, ketika orang tua mengetahui bahwa ia memang benar-benar berbohong, pasti hal pertama kali yang dirasakan adalah sedih. Selain itu, sebagian orang tua ada yang memutuskan untuk memarahi atau menasihatinya. Tetapi sebenarnya mengapa anak harus berbohong? Apakah orang tua selama ini pernah mengajarkannya? Atau ada alasan lainnya yang selama ini belum terungkap?
Anak di usia yang masih sangat muda sebenarnya justru belum bisa membedakan antara kebenaran dan fiksi, sehingga tidak bisa dinilai bahwa ia berbohong. Walau faktanya, anak yang berbohong menjadi pertanda baik. Profesor Psikologi di John Jay College New York, Angela Crossman mengungkapkan anak usia belum sekolah dengan IQ yang lebih tinggi biaanya akan berbohong. Penelitiannya menyatakan, kemampuan berbohong ini dapat dikaitkan dengan kemampuan sosial yang baik saat masa remaja.
Baca juga:
Mencegah Stress pada Anak dengan Self Talk
Namun tentu saja, tidak semua anak yang berbohong memiliki dampak positif dan dianggap lucu, karena pada dasarnya orang tua ingin membesarkan anak dengan nilai-nilai kejujuran, bukan? Mengetahui tipe anak yang berbohong pada setiap jenjang usianya dapat membantu Smart Parent menunjukkan tingkat kejujuran yang pantas pada usianya.
Toddler (1-2 tahun)
Anak berbohong pada usia dini, misalnya bayi 2 tahun yang mengatakan popok mereka tidak kotor karena ingin menghindari popok yang harus diganti. Kebohongan seperti ini mementingkan diri sendiri dan merupakan jenis yang paling banyak dicoba oleh anak-anak kecil. Cara mereka berbohong biasanya dengan menyangkal bahwa telah melakukan sesuatu. Namun, tentu saja tidak masuk akal untuk menghukum balita karena mereka tidak mengerti bahwa apa yang dilakukan itu salah.
Jika seorang anak berusia dua tahun menarik ekor kucing dan mengatakan bahwa teman khayalannya melakukannya, respons terbaik adalah dengan mengatakan, “Kucing juga punya perasaan.” Menurut Elizabeth Berger, seorang psikiater anak dan penulis buku ada tipsnya
nih
untuk membesarkan anak-anak dengan karakter. Strategi yang lebih baik adalah, daripada bertanya, “Apa kamu yang memecahkan vas itu?” katakan, “Lihat, vasnya rusak”. Sehingga dapat mengurangi intensitas si anak berbohong.
Preschoolers (3-4 tahun)
Kisah-kisah dongeng yang sering ditontonnya sehari-hari memacu fantasinya untuk berkata-kata yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Misal, seorang anak mengatakan pada ayahnya bahwa ia melihat pelangi berbicara padanya, atau ada monster di dapur rumahnya. Anak usia
preschool
memang lekat dengan khayalan yang dibangunnya. Sebenarnya, hal tersebut termasuk wajar sebab akan meningkatkan pikiran dan kreativitas si anak.
Akan tetapi, jika orang tua sudah merasa terganggu dengan hal ini, penting juga untuk menjaga perspektif anak agar tidak terlalu terlewat batas fantasinya. Namun, satu hal yang harus diingat bahwa apa yang tampak aneh bagi orang dewasa mungkin sekadar cara anak memproses ide-ide baru.
Baca juga:
5 Cara Mengajari Anak untuk Menabung
Anak sekolah
Shea McMahon (8) dan saudaranya Jack (6) dari Austin, Texas membantah mencuri gelang saudara perempuan mereka yang baru lahir. Ibunya berteriak dan membujuk, mengatakan tidak ada sarapan hari Minggu sampai salah satu dari mereka mengaku. Beberapa menit kemudian, Jack mengakui. Tetapi ketika ibunya meminta detail, dia panik. Kemudian Shea, pelaku sesungguhnya, menangis. Upaya Jack untuk melindungi kakaknya menandakan langkah perkembangan penting: kemampuan melakukan
white lie
yang menguntungkan orang lain atau untuk menghindari menyakiti perasaan seseorang. Hal Ini sebenarnya menunjukkan sedikit kesadaran dan kepekaan sosial.
Anak-anak seusia ini melakukannya untuk segala macam alasan yang dapat dimengerti, bahkan dapat dimaafkan. Misalnya, mereka takut betapa kecewanya Anda atau hukuman yang akan mereka terima. Sebelum Anda menyuruh anak ke kamarnya atau mengambil hak pada TV-nya untuk hari itu, cobalah mencari tahu apa yang mendorongnya untuk berbohong, dan mempertimbangkan alasannya.
Remaja
Pada usia ini, mereka mulai bisa mengembangkan gagasan konkret tentang kebenaran dan kepalsuan, namun masih abu-abu sehingga dalam waktu relatif sebentar, orang tua akan segera mengetahui apakah yang dikatakan olehnya benar atau bohong. Sebab, terkadang mereka masih cenderung mengabaikan detail cerita. Jangan kaget jika anak Anda terus diam tentang hal-hal yang akan ia bagikan pada Anda.
Baca juga:
Pilihan Makanan Bergizi Penambah Daya Tahan Tubuh Anak
Walau begitu kerahasiaan tak melulu sebuah ketidakjujuran atau tanda bahwa anak Anda melakukan kesalahan. Itu mencerminkan kedewasaannya yang tumbuh. Psikiater anak, Dr. Brody menyampaikan bahwa anak-anak yang menceritakan segalanya kepada orang tua mereka pada usia 13 atau 14 tidak tumbuh dewasa. Sehingga, dengan memiliki rahasia menandakan bahwa ia sudah cukup mandiri.
Namun, Smart Parents harus tetap mengawasi sampai sejauh mana rahasia yang disembunyikannya. Jangan sampai berimbas pada suatu hal yang merugikan bagi masa depan si anak.
Nah
, untuk menghindari seringnya terjadi hal seperti ini, mari kita perkiat karakter anak dengan
aplikasi Ruangguru
. Terdapat beragam konten inspirasi dan motivasi yang bisa ditonton gratis oleh anak dan orang tua. Download sekarang di bawah ini!