18 Contoh Puisi Pendek berdasarkan Jenis-Jenisnya | Bahasa Indonesia Kelas 10




Contoh Puisi Berdasarkan Jenis-Jenisnya





Kamu suka baca puisi? Yuk, lihat beberapa contoh puisi pendek, beserta pengertian, ciri-ciri, jenis, bentuk, dan unsur pembangun puisi di

artikel Bahasa Indonesia kelas 10

berikut ini.










“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.”



Tahu nggak itu penggalan apa?

Yap

, bener banget. Itu adalah penggalan dari salah satu teks puisi paling terkenal karya Sapardi Djoko Damono.



Puisi memang memiliki kata-kata yang indah dan sering membuat para pembacanya

baper

. Puisi sebenarnya dapat kita temui dengan mudah sehari-hari. Bahkan, syair-syair lagu yang indah dan disusun dengan makna yang dalam termasuk ke dalam bentuk puisi,

lho

.



Berpuisi bukanlah hal yang asing bagi kita. Dengan mendengar dan membaca sesuatu yang dipuisikan, suasana hati pun menjadi lebih damai. Tidak jarang, kalimat-kalimat dalam puisi kerap mewakilkan perasaan kita. Bener

nggak

?



Nah, kali ini kita akan melihat pengertian puisi secara lebih dekat beserta dengan contoh dan jenis-jenis puisi. Sudah siap? Yuk, simak berikut ini ya.



Pengertian Puisi



Puisi adalah
teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan dari kata-kata
. Puisi dapat mengungkapkan berbagai perasaan, mulai dari kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada sang Pencipta yang diungkapkan dalam bahasa indah.



Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak disukai karena disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif. Puisi kerap dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis atau penyairnya. Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair ini dirangkai dengan kata-kata yang indah dan berbeda dengan bahasa sehari-hari.



Makna sangat penting bagi suatu karya puisi. Seindah apa pun rangkaian kata-kata yang dibuat, akan menjadi tidak berarti jika maknanya tidak tersampaikan. Maka dari itu, kamu perlu mengetahui beberapa jenis puisi agar dapat lebih memahami maksud dari suatu puisi.



Baca Juga:
Pengertian Puisi, Jenis, Struktur, dan Unsur Pembentuknya



Ciri-Ciri Puisi



Nah, ketika kamu ingin membuat sebuah puisi, kamu perlu mengetahui beberapa ciri puisi berikut ini:




  1. Menggunakan  pilihan kata yang indah


  2. Penggunaan diksi memperhatikan rima dan sajak


  3. Terdiri atas bait dan baris


  4. Menggunakan majas yang bermakna kias


  5. Memiliki amanat yang dapat dijadikan pelajaran bagi pembaca



alvaro-serrano-contoh-puisi-pengertian-jenis-ciri




Apakah kamu suka membuat atau membaca puisi? (Sumber: Unsplash.com)



Jenis-Jenis Puisi



Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasannya, puisi dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yakni puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif. Yuk, lihat penjelasannya.



1. Puisi Naratif



Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam dua macam, yaitu balada dan romansa.




a. Balada



Puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contohnya

Balada Orang-orang Tercinta

dan

Blues untuk Bonnie

karya WS Rendra.




b. Romansa



Jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan. Rendra juga banyak menulis romansa. Kirdjomuljo menulis romansa yang berisi kisah petualangan dengan judul ”Romance Perjalanan”. Kisah cinta ini dapat juga berarti cinta tanah kelahiran seperti puisi-puisi Ramadhan K.H.



2. Puisi Lirik



Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yaitu elegi, ode, dan serenade.



a. Elegi



Puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya

Elegi Jakarta

karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.



b. Serenada



Sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata “serenada” berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam Empat Kumpulan Sajak. Misalnya “Serenada Hitam”, “Serenada Biru”, “Serenada Merah Jambu”, “Serenada Ungu”, “Serenada Kelabu”, dan sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu melambangkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan kecewa.



c. Ode



Puisi yang berisi pujian terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Ode banyak ditulis sebagai pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi contohnya

Teratai

(karya Sanusi Pane),

Diponegoro

(karya Chairil Anwar), dan

Ode buat Proklamator

(karya Leon Agusta).



3. Puisi Deskriptif



Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, misaInya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.



a. Satire



Puisi yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.



b. Kritik sosial



Puisi yang juga menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, tetapi dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.



Baca Juga:
Pahami Pengertian Teks Eksposisi, Ciri, Struktur, Pola Pengembangan & Contohnya



Bentuk-Bentuk Puisi



Berdasarkan bentuknya, puisi dibedakan menjadi dua, yaitu:



1. Puisi Lama



Puisi lama
adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan, seperti persajakan, pengaturan larik dalam setiap bait, jumlah kata dalam setiap larik, dan musikalitas. Contohnya, pantun, syair, gurindam, karmina, mantra, seloka, dan talibun.



2. Puisi Baru



Puisi baru
adalah puisi yang tidak terikat oleh pengaturan dalam penciptaan puisi dan bentuknya lebih bebas. Contohnya, balada, elegi, himne, epigram, ode, romansa, dan satire.



Unsur-Unsur Pembangun Puisi



Terdapat dua unsur pembangun puisi, yaitu unsur fisik dan unsur batin. Lalu, apa perbedaannya, ya? Berikut penjelasan lengkapnya!



1. Unsur Fisik



Unsur fisik adalah unsur yang dapat langsung dikenali oleh pembaca karena terlihat pada bagian puisi. Unsur fisik puisi dibagi menjadi 4.





  • Majas:

    bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.



  • Irama:

    alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang, yang berfungsi untuk memberi jiwa pada sebuah puisi



  • Kata-kata konotasi:

    kata yang bermakna tidak sebenarnya dan telah mengalami penambahan-penambahan.



  • Kata-kata berlambang:

    sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu.



2. Unsur Batin



Unsur batin adalah unsur yang tersembunyi di balik unsur fisik. Untuk memahaminya, harus memahami isi puisi. Unsur batin juga dibagi menjadi 4.





  • Tema:

    pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair.



  • Amanat:

    pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.



  • Perasaan:

    puisi mengungkapkan perasaan dari penyair.



  • Nada dan suasana:

    nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca.



Nah, setelah kamu mengetahui tentang pengertian puisi, beserta ciri-ciri, jenis, bentuk, dan unsur pembangunnya, kita akan lanjut ke beberapa contoh puisi dari para penyair terkenal berikut ini. Yuk, perhatikan bersama-sama!




Baca Juga:
Unsur Ekstrinsik dan Intrinsik Pembangun Puisi, Apa Saja Ya?



Contoh Puisi Balada



1. Puisi Orang-Orang Tercinta Karya WS Rendra




Balada Orang-Orang Tercinta




(oleh: WS Rendra)



Kita bergantian menghirup asam
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan
dengan secuil redup harapan
Kita berjalan terseok-seok
Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain
Kadang kita merasa beruntung
Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?
Kita meleleh dan tergerus
Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan
Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu
membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta



2. Puisi Tangis Karya WS Rendra




Tangis




(oleh: WS Rendra)



Ke mana larinya anak tercinta
yang diburu segenap penduduk kota?
Paman Doblang! Paman Doblang!
la lari membawa dosa
tangannya dilumuri cemar noda
tangisnya menyusupi belukar di rimba.
Sejak semalam orang kota menembaki
dengan dendam tuntutan mati
dan ia lari membawa diri.
Seluruh subuh, seluruh pagi.
Paman Doblang! Paman Doblang!
Ke mana larinya anak tercinta
di padang lalang mana
di bukit kapur mana
mengapa tak lari di riba bunda?
Paman Doblang! Paman Doblang!
Pesankan padanya dengan angin kemarau
ibunya yang tua menunggu di dangau
Kalau lebar nganga lukanya
mulut bunda ‘kan mengucupnya
Kalau kotor warna jiwanya
Ibu cuci di lubuk hati
Cuma ibu yang bisa mengerti
Ia membunuh tak dengan hati
Kalau memang hauskan darah manusia
Suruhlah minum darah ibunya
Paman Doblang! Paman Doblang!
Katakan, ibunya selalu berdoa
Kalau ia ‘kan mati jauh di rimba
Suruh ingat marhum bapanya
Yang di sorga, di imannya
Dan di dangau ini ibunya menanti
dengan rambut putih dan debar hati
Paman Doblang! Paman Doblang!
Kalau di rimba rembulan pudar duka
Katakan, itulah wajah ibunya



Baca Juga:
Kumpulan Contoh Teks Persuasi Singkat dalam Berbagai Tema



Contoh Puisi Romansa



3. Puisi Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono




Aku Ingin




(oleh: Sapardi Djoko Damono)



Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada



4. Puisi Lagu Gadis Itali Karya Sitor Situmorang




Lagu Gadis Itali




(oleh: Sitor Situmorang)



Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemputlah abang di teluk Napoli
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Sedari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Andai abang tak kembali
Adik menunggu sampai mati
Batu tandus di kebun anggur
Pasir teduh di bawah nyiur
Abang lenyap hatiku hancur
Mengejar bayang di salju gugur
1955



Contoh Puisi Elegi



5. Puisi Elegi Jakarta Karya Asrul Sani




Elegi Jakarta



(

oleh: Asrul Sani

)



Pada tapal terakhir sampai ke Yogya,
bimbang telah datang pada nyala
langit telah tergantung suram
Kata-kata berantukan pada arti sendiri
Bimbang telah datang pada nyala
dan cinta tanah air akan berupa
peluru dalam darah
serta nilai yang bertebaran sepanjang masa
bertanya akan kesudahan ujian
mati – atau tiada mati-matinya
O jenderal, bapa, bapa
tiadakah engkau hendak berkata untuk kesekian kali
ataukah suatu kehilangan keyakinan
hanya akan tetap tinggal pada titik-sempurna
dan nanti tulisan yang telah diperbuat sementara
akan hilang ditiup angin
ia berdiam di pasir kering



6. Puisi Senja di Pelabuhan Kecil Karya Chairil Anwar




Senja di Pelabuhan Kecil




(oleh: Chairil Anwar)



Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercayai mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam
Ada juga kelepak elang menyinggung muram
Desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan
Tidak bergerak dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri.
Berjalan menyisir semenanjung
Masih pengap harap
Sekali tiba di ujung
Dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat
Sedu penghabisan bisa terdekap



Contoh Puisi Serenada



7. Puisi Serenada Kelabu Karya WS Rendra




Serenada Kelabu




(oleh: WS Rendra)



Bagai daun yang melayang.
Bagai burung dalam angin.
Bagai ikan dalam pusaran.
Ingin kudengar beritamu!
Ketika melewati kali
terbayang gelakmu.
Ketika melewati rumputan
terbayang segala kenangan.
Awan lewat indah sekali.
Angin datang lembut sekali.
Gambar-gambar di rumah penuh arti.
Pintu pun kubuka lebar-lebar.
Ketika aku duduk makan
kuingin benar bersama dirimu.



joanna-kosinska-pengertian-puisi-ciri-jenis-bentuk-contoh




Puisi termasuk karya sastra yang banyak disukai karena penggunaan bahasanya yang indah. (Sumber: Unsplash.com)



8. Puisi Serenada Biru Karya WS Rendra




Serenada Biru



(

oleh: WS Rendra

)



I
Alang-alang dan rumputan
bulan mabuk di atasnya.
Alang-alang dan rumputan
angin membawa bau rambutnya.



II
Mega putih
selalu berubah rupa.
Membayangkan rupa
yang datang derita.



III
Ketika hujan datang
malamnya sudah tua:
angin sangat garang
dinginnya tak terkira.



Aku bangkit dari tidurku
dan menatap langit kelabu.



Wahai, janganlah angin itu
menyingkap selimut kekasihku!



Baca Juga:
Kumpulan Contoh Teks Berita Singkat dalam Berbagai Tema



Contoh Puisi Ode



9. Puisi Ode Buar Proklamator Karya Leon Agusta




Ode Buat Proklamator




(Oleh: Leon Agusta)



Bertahun setelah kepergiannya kurindukan dia kembali
Dengan gelombang semangat halilintar dilahirkannya sebuah negeri; dalam lumpur dan lumut, dengan api menyapu kelam menjadi untaian permata hijau di bentangan cahaya abadi; yang senantiasa membuatnya tak pernah berhenti bermimpi; menguak kabut mendung, menerjang benteng demi benteng membalikkan arah topan, menjelmakan impian demi impian
Dengan seorang sahabatnya, mereka tanda tangani naskah itu!
Mereka memancang tiang bendera, merobah nama pada peta, berjaga membacakan sejarah, mengganti bahasa pada buku. Lalu dia meniup terompet dengan selaksa nada kebangkitan sukma
Kini kita ikut membubuhkan nama di atas bengkalainya;
meruntuhkan sambil mencari, daftar mimpi membelit bulan
Perang saudara mengundang musnah, dendam tidur di hutan-hutan, di sawah terbuka yang sakti
Kata berpasir di bibir pantai hitam
dan oh, lidahku yang terjepit, buih lenyap di laut bisu
derap suara yang gempita cuma bertahan atau menerkam
Ya, walau tak mudah, kurindukan semangatnya menyanyi kembali
bersama gemuruh cinta yang membangunkan sejuta rajawali
Tak mengelak dalam bercumbu, biar di ranjang bara membatu
Tak berdalih pada kekasih, biar berbisa perih di rabu
Berlapis cemas menggunung sesal mutiara matanya tak pudar B
agi negeriku, bermimpi di bawah bayangan burung garuda
(1979)



10. Puisi Diponegoro Karya Chairil Anwar




Diponegoro




(oleh: Chairil Anwar)



Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.



MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati



MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai



MAJU
Serbu.
Serang.
Terjang.
Februari 1943




Baca Juga:
Kumpulan Contoh Puisi Pendek Bermacam Tema dan Penuh Makna



Contoh Puisi Satire



11. Puisi Negeriku Karya Gus Mus




Negeriku




(oleh: Gus Mus)



Mana ada negri sesubur negeriku
Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu dan jagung tapi juga pabrik, tempat rekreasi dan gedung
Prabot-prabot orang kaya di dunia dan burung-burung indah piaraan mereka berasal dari hutanku
Ikan-ikan pilihan yang mereka santap bermula dari lautku
Emas dan perak, perhiasan mereka digali dari tambangku
Air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku
Mana ada negri sekaya negeriku
Majikan-majikan bangsaku memiliki buruh-buruh mancanegara
Brangkas-brangkas Bank ternama dimana-mana menyimpan harta-hartaku
Negriku menumbuhkan konglomera dan mengikis habis kaum melarat
Rata -rata pemimpin negriku dan handai tolannya terkaya didunia
Mana ada negri semakmur negeriku
Penganggur-penganggur diberi perumahan, gaji dan pensiunan setiap bulan
Rakyat-rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan
Rampok-rampok di beri rekomendasi, dengan kop sakti instansi
Maling-maling di beri konsensi
Tikus dan kucing dengan asik berkorupsi



12. Puisi Aku Bertanya Karya WS Rendra




Aku Bertanya




(oleh WS Rendra)



Aku bertanya…
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian.



Contoh Puisi Kritik Sosial



13. Puisi Di Negeri Amplop Karya Gus Mus




Di Negeri Amplop



(

oleh: Gus Mus)



Di negeri amplop
Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya, malu
Samson tersipu-sipu, rambut keramatnya ditutupi topi rapi-rapi
David Copperfield dan Houdini bersembunyi rendah diri
Entah andaikata Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya
Amplop-amplop di negeri amplop
mengatur dengan teratur
hal-hal yang tak teratur menjadi teratur
hal-hal yang teratur menjadi tak teratur
memutuskan putusan yang tak putus
membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop-amplop menguasai penguasa
dan mengendalikan orang-orang biasa
Amplop-amplop membeberkan dan menyembunyikan
mencairkan dan membekukan
mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa napsu
Orang sakti bisa mati
Di negeri amplop
amplop-amplop mengamplopi
apa saja dan siapa saja



14. Puisi Aku Tulis Pamplet Ini Karya WS Rendra




Aku Tulis Pamplet Ini




(oleh: WS Rendra)



Aku tulis pamplet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah.
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng – iya – an.
Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi.
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang.



Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam.
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan.



Aku tulis pamplet ini
karena pamplet bukan tabu bagi penyair.
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku.
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.



Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.



Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?
Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.



Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.
Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah



yang teronggok bagai sampah.
Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.



Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara.
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca:
ternyata kita, toh, manusia!



Baca Juga:
Mengenal Drama: Pengertian, Unsur, Struktur, Ciri-Ciri & Contohnya



Contoh Puisi Himne



15. Puisi Karena Kasihmu Karya Amir Hamzah



Karena Kasihmu

(oleh: Amir Hamzah)



Karena kasihmu
Engkau tentukan waktu
Sehari lima kali kita bertemu



Aku anginkan rupamu
Kulebihi sekali
Sebelum cuaca menali sutera



Berulang-ulang kuintai-intai
Terus menerus kurasa-rasakan
Sampai sekarang tiada tercapai
Hasrat sukma idaman badan



Pujiku dikau laguan kawi
Datang turun dari datuku
Diujung lidah engkau letakkan
Piatu teruna di tengah gembala



Sunyi sepi pitunang Poyang
Tadak meretak dendang dambaku
Layang lagu tiada melangsing
Haram gemerencing genta rebana



Hatiku, hatiku
Hatiku sayang tiada bahagia
Hatiku kecil berduka raya
Hilang ia yang dilihatnya



16. Puisi Doa Karya Taufik Ismail




Doa




(oleh: Taufik Ismail)



Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun-tahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani



Ampunilah kami
Ampunilah
Amin



Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan AsmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu



Ampunilah kami
Ampunilah
Amin



Contoh Puisi Epigram



17. Puisi Perjalanan Usia Karya Candra Malik



Perjalanan Usia

(oleh: Candra Malik)



Anak-anak tumbuh mendewasa,
akankah aku hanya tumbuh menua?
Kelak mereka butuh lawan bicara,
apakah kala itu aku kakek pelupa?



Anak-anak tidak selamanya bayi,
mereka butuh tak hanya dimengerti.
Mereka punya mata, punya hati,
tidak cukup dengan harta diwarisi.



Sampai kapan usiaku ditakdirkan,
sampai batas itulah aku dihadirkan.
Sebagai orang tua, sebagai teman,
sampai batas waktu yang ditentukan.



Tak baik jika mereka di sini saja,
hangat dipeluk rumah dan keluarga.
Kehidupan itu pengembaraan jiwa,
dan mereka pengelana berikutnya.



Jika tumbuh dewasa ada ujungnya,
jangan sampai hanya menua sia-sia.
Dalam perjalananku menyusuri usia,
setidaknya harus pernah bijaksana.



18. Puisi Sajak Ajaran Hidup Karya Sapardi Djoko Damono




Sajak Ajaran Hidup




(oleh: Sapardi Djoko Damono)



hidup telah mendidikmu dengan keras
agar bersikap sopan —
misalnya buru-buru melepaskan topi
atau sejenak menundukkan kepala —
jika ada jenazah lewat
hidup juga telah mengajarmu merapikan
rambutmu yang sudah memutih,
membetulkan letak kacamatamu,
dan menggumamkan beberapa lirik doa
jika ada jenazah lewat
agar masih dianggap menghormati
lambang kekalahannya sendiri



Baca Juga:
Bagaimana Cara Membuat Puisi yang Baik dan Benar?






Nah, itulah beberapa kumpulan contoh puisi berdasarkan jenis-jenisnya. Seru banget kan pembahasan kali ini? Semoga, setelah memahami artikel ini, kamu jadi tahu apa itu puisi, ciri-ciri, jenis, hingga unsur pembangunnya, ya. Kalau kamu mau belajar tentang puisi dan melihat contoh-contohnya lebih banyak lagi dengan bantuan visual. Yuk, langsung buka
ruangbelajar
!




Referensi:



Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.



Sumber Gambar:



Foto ‘Fountain Pen on Stationery’. Fotografer: Alvaro Serrano [daring]. Tautan: https://unsplash.com/photos/hjwKMkehBco (diakses pada 27 September 2022)



Foto ‘Brown Paper and Black Pen’. Fotografer: Joanna Kosinska [daring]. Tautan: https://unsplash.com/photos/B6yDtYs2IgY (diakses pada 27 September 2022)




Artikel ini diperbarui pada 27 November 2023.



LihatTutupKomentar