Artikel ini membahas
cara menghitung inflasi
dengan IHK (
Indeks Harga Konsumen)
dan
GNP atau PDB deflator.
—
Hayo masih ingatkan apa itu
inflasi
dan
jenis-jenisnya
?
Nah,
materi
selanjutnya kita cari tahu yuk cara menghitung inflasi. Loh kok inflasi harus dihitung? Iya dong! Penghitungan ini digunakan untuk melihat fenomena kenaikan harga dari tahun ke tahun, Squad. Contoh sederhananya untuk mencari tahu alasan naiknya
harga gorengan yang dulunya satunya Rp 500 sekarang jadi Rp 5000 dapet 3, heheh.
Squad, angka inflasi ini dihitung berdasarkan angka indeks harga
komoditas tertentu dari tahun ke tahun berdasarkan indikator perubahan harga.
Nah,
indikator yang sering digunakan untuk mengukur laju inflasi namanya
IHK (Indeks Harga Konsumen)
.
IHK
ini merupakan
nilai
yang digunakan untuk
menghitung perubahan harga rata-rata terhadap barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Eitss.. ternyata tidak hanya menggunakan
IHK saja, tingkat inflasi dapat juga dihitung dengan menggunakan GNP atau PDB deflator.
GNP atau PDB deflator didapat dengan membandingkan
GNP atau PDB
yang diukur berdasarkan harga berlaku (GNP atau PNB nominal) terhadap GNP atau PDB harga konstan (GNP atau PNB riil).
Baca Juga:
Teori Permintaan dan Penawaran Uang
Gimana udah pusing atau udah ngerti?
Supaya mudah menghitungnya, berikut adalah rumus untuk menghitung tingkat inflasi:
Keterangan:
In = inflasi
IHKn = Indeks Harga Konsumen tahun dasar (biasanya nilainya 100)
IHKn–1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya
Dfn = GNP atau PDB deflator berikutnya
Dfn–1 = GNP atau PDB deflator tahun sebelumnya
Sekarang siapkan pensil dan bukumu. Coba contoh soal berikut ya!
Udah tahu jawabannya? Tulis jawabannya di kolom komentar ya! Eits kalau masih bingung jangan sedih, kamu bisa belajar melalui
ruangbelajar
. Belajar melalui ponsel atau PC dengan ribuan video beranimasi. Ayo cobain!
Referensi
Alam S. 2014. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Artikel diperbarui 14 Desember 2020