RG Squad tentu ikut merasakan kalau usia saat SMP dan SMA adalah usia di mana diri kita sedang mencari identitas yang paling sesuai dengan kita. Hal ini menyebabkan kita rawan terpengaruh oleh pihak-pihak luar yang dapat memicu terjadinya bentuk permasalahan sosial pada generasi milenial, yaitu kenakalan remaja.
Kartono, seorang ahli sosiologi, menyatakan bahwa “kenakalan Remaja atau
juvenile delinquency
adalah gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”. Kurang lebihnya, ini, tuh perilaku yang tidak bisa diterima secara sosial.
Jenis-jenis kenakalan remaja pada umumnya digolongkan sebagai penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan tawuran antar pelajar. Penyebab munculnya kenakalan remaja tersebut dapat digolongkan menjadi dua faktor, yakni faktor dari remaja itu sendiri (internal) dan faktor dari luar / lingkungan remaja (eksternal).
Generasi milenial menghadapi salah satu bahaya untuk masa depannya, yaitu darurat obat-obatan terlarang.
(
Sumber: https://www.wnmufm.org/
)
Faktor Internal:
Krisis identitas akibat perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Nah
, kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah juga menyebabkan remaja sulit membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku menyimpang. Meskipun sudah tahu pun, ada beberapa remaja yang sulit mengontrol keinginannya untuk melakukan hal-hal menyimpang tersebut.
Faktor Eksternal:
Keluarga yang bermasalah, perceraian orangtua, dan kurangnya komunikasi antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pola didikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap jati diri anak juga bisa menjadi penyebab. Selain itu, teman sebaya dan komunitas atau lingkungan tempat tinggal yang kurang baik juga berpengaruh jika si anak terus menerus berinteraksi dengan kelompok tersebut.
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja:
Kegagalan mencapai identitas peran yang matang dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja sebaiknya memang mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang matang sehingga ia bisa mencontoh perilaku dan pola pikir yang matang pula. Hal tersebut bisa dibantu dengan cara-cara berikut ini:
Dukungan dari keluarga, guru, dan teman sebaya untuk memperbaiki diri
Orangtua berusaha menciptakan suasana yang kondusif, harmonis, dan memperbanyak komunikasi terhadap remaja.
Arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul, dan seperti apa yang baik dan ideal.
Membentuk pengontrolan diri supaya tidak mudah terpengaruh oleh kebiasaan negatif dari teman sebaya.
Baca Juga:
Bentuk Diskriminasi di Masyarakat
Nah
Squad, sebagai generasi milenial yang terdidik, kita harus pandai-pandai menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam bentuk kenakalan remaja ya.
Squad ingin belajar dengan menggunakan video belajar animasi? Daftar
yuk
di
ruangbelajar
. Kamu bisa menonton video belajar animasi, latihan soal, dan juga mendapat rangkuman.
Referensi:
Bynum, Jack E. & William E. Thomson. (2007). Juvenile Delinquency: a sociological approach
(7thed.). Pearson Education Inc: USA. (Chapter 1, p. 3- 24)
Suhardi dan Sri Sunarti. 2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sumber foto:
Foto ‘Ilustrasi Obat-obatan’ [daring] Tautan: https://www.wnmufm.org/post/bill-okd-offer-immunity-reporting-drug-overdose#stream/0
Artikel ini diperbarui pada 24 November 2020.