Kenapa Bensin Punya Nomor Oktan? | Kimia Kelas 11



Kimia kelas 11 materi tentang oktan



Squad, kamu tahu

gak

kenapa di pom bensin ada pilihan-pilihan jenis bensinnya? Jenis-jenis bensin itu, ternyata memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitasnya

lho.

Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan oktan pada setiap jenis bensin tersebut. “

Hah

? Oktan?

Apaan tuh

?”

Biar

kamu

ngerti

kenapa bensin dibagi-bagi, yuk kita pelajari dunia

perbensinan

.



Jika kamu punya motor dan masih cukup baru, coba buka

jok

motor tersebut dan lihat apakah ada peringatan tentang

tingkat oktan bensin

yang sebaiknya digunakan, dan

anjuran pemakaian bensin tanpa timbal

di sana? Jika ada, sebaiknya kamu mengikuti saran tersebut demi kebaikan, kelangsungan, dan kesehatan mesin motor yang kamu gunakan.



Bahan

penyusun utama bensin

adalah campuran dari

n-heptana

dan

isooktana

. n-heptana adalah

alkana yang mempunyai rantai karbon yang lurus,

sehingga

mempunyai sifat yang mudah terbakar

. Sedangkan isooktana adalah

alkana rantai cabang

, sehingga

mempunyai sifat yang tidak mudah terbakar

.

Bensin yang baik harus terbakar saat piston/mesin mencapai titik puncak.

Kemudian hasil ledakan bensin dengan busi (

spark plug

) digunakan untuk mendorong piston kembali ke bawah.

Perbandingan dari campuran n-heptana dan isooktana ini adalah penentu kualitas bensin

, kualitas ini biasa

disebut dengan kadar oktan

.



n-heptana dan isooktana
Susunan kimiawi n-heptana dan isooktana (sumber: wikipedia.org)



Bensin yang mempunyai

nilai oktan yang rendah akan terbakar sebelum piston mencapai titik puncak (

pre-ignition

).

Hal ini dikenal dengan istilah


knocking


atau dalam bahasa bengkel “

ngelitik

”.

Hal tersebut sangat berbahaya untuk mesin

, karena jika dibiarkan dapat merusak seluruh komponen ruang pembakaran dan menyia-nyiakan tenaga yang terbuang karena proses penyalaan serta pembakaran bensin yang tidak sempurna.



Maka

bensin yang baik

adalah

bensin yang terbakar saat piston mencapai titik puncak

, sehingga dibutuhkan alkana rantai bercabang atau isooktana untuk membuat bensin tersebut tidak terbakar

duluan

.

Kadar oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana

yang mudah terbakar dan

100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar

.



Contohnya begini, jika sebuah bensin mempunyai kandungan n-heptana sebesar 13% dan isooktana sebesar 87%, maka bensin itu mempunyai kadar oktan sebesar 87. Kadar oktan ini digunakan untuk menentukan seberapa baik bensin tersebut mengatasi

knocking

.



Untuk menaikkan kadar oktan biasanya digunakan zat aditif, seperti:





  1. Menambahkan Tetera Ethyl Lead (TEL )





  2. Menambahkan Naphthalene pada bensin





  3. Menambahkan Metil Tersier-Butileter (MTBE)





Hal di atas dilakukan untuk menaikkan kadar isooktana pada sebuah bensin. Tetapi pada cara yang pertama, jika

menambahkan TEL ke dalam bensin, maka hasil pembakaran yang dikeluarkan oleh mesin bukan hanya karbon dioksida dan uap air saja, tetapi ada juga timbal

. Seperti yang kita ketahui bahwa

timbal itu beracun dan lebih merusak lingkungan

, karena itu sekarang cara menaikkan oktan dengan TEL sudah jarang dilakukan dan perusahaan minyak dan gas lebih memilih melakukan metode nomor 3.



kapur barus
Naphthalene alias kapur barus alias kamper (sumber: tokopedia.com)



Seperti sudah di bahas di atas,

nilai oktan berpengaruh terhadap ketahanan bensin dalam mengatasi

knocking


, tetapi

tiap mesin memiliki kebutuhan oktan yang berbeda

tergantung dengan kompresi mesin yang digunakan. Kamu boleh mengisi kendaraan dengan bensin yang oktannya lebih tinggi dari yang disarankan, tetapi jangan sekali-kali mengisinya dengan oktan yang lebih rendah jika ingin kendaraan kamu awet.



Jadi

kesimpulannya adalah

, bensin yang baik mempunyai nilai oktan yang tinggi, sehingga nantinya tidak terbakar

duluan

sebelum piston mencapai titik puncak dan dinyalakan oleh busi (

spark plug

). Bensin yang terbakar

duluan

sebelum piston mencapai titik puncak dapat menyebabkan mesin cepat rusak. Nilai oktan sebuah bensin ditentukan oleh perbandingan campuran n-heptana dan isooktana, jika n-heptana lebih banyak dari isooktana, maka oktan bensin tersebut rendah, begitu juga sebaliknya.



Untuk membuat bensin memiliki nilai isooktana yang tinggi, dilakukan penambahan zat aditif seperti TEL/MTBE/Naphthalene. Tetapi penggunaan TEL untuk menaikkan kadar oktan menghasilkan buangan berupa timbal yang sangat berbahaya, karena itu manusia beralih menggunakan MTBE/Naphthalene.




Nah

itu Squad, sekilas tentang dunia

perbensinan

, semoga dengan ilmu ini, kamu bisa menentukan bensin yang akan kamu isikan ke kendaraan kamu ya! Oh iya, untuk materi ini, kamu juga bisa lihat penjelasannya dengan video di
ruangbelajar
lho. Selain itu di sana juga tersedia video dan pembahasan dari mata pelajaran lainnya juga, dicoba yuk!





LihatTutupKomentar