Konsep dan Struktur Dasar Bisnis Ritel | SMK Kelas 11




Konsep dan Struktur Dasar Bisnis Ritel







Artikel SMK kelas XI jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran kali ini akan menjelaskan tentang konsep dan struktur dasar bisnis ritel, meliputi pengertian, unsur, jenis, karakteristik, serta paradigma bisnis ritel.









Berbelanja merupakan kegiatan yang menyenangkan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Mulai dari berbelanja kebutuhan hidup di rumah, kebutuhan pribadi, dan lain-lain. Coba ingat-ingat, kapan terakhir kali kamu berbelanja ke supermarket? Dua hari yang lalu, kemarin, hari ini?

Hmm..

atau jangan-jangan, kamu belum pernah ke luar rumah semenjak pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar?



bored

me during quarantine… (sumber: giphy.com)



Walaupun banyak orang yang sudah terbiasa berbelanja

online

, ternyata berbelanja di supermarket mempunyai nilai tersendiri. Kamu bisa melihat kondisi barang secara langsung dan meminta saran mengenai kualitas barang kepada pegawai toko.



Selain itu, kamu juga bisa jalan-jalan sambil cuci mata,

lho

. Malah biasanya, ada beberapa supermarket yang punya

spot

instagramable.

Hayoo

.. Siapa yang suka selfie di rak-rak belanjaan atau di dalam troli biar keliatan

aesthetic

?

Hihihi.



Baca juga:
Tipe-Tipe Penataan Produk (Display) pada Toko dalam Pemasaran




Nah

,
supermarket
yang kita bahas tadi merupakan
contoh dari bisnis ritel
. Secara

nggak

sadar, kalo kamu udah pernah berbelanja di supermarket, berarti kamu pernah mendapatkan manfaat dari adanya bisnis ritel.

Hmm

, memang apa

sih

yang dimaksud bisnis ritel?



Pengertian Bisnis Ritel



Pengertian Bisnis Ritel



Bisnis ritel
adalah
bisnis yang menjual produk atau jasa layanan kepada konsumen secara eceran
atau satuan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Bisnis ritel dilakukan dengan sistem penjualan secara langsung pada konsumen akhir, sedangkan
pelaku dari bisnis ritel disebut
dengan
pengecer atau

retailer.

Konsumen akhir adalah pengguna akhir dari suatu produk.

Nah

, jadi, barang yang dibeli konsumen dari bisnis ritel ini akan digunakan sebagai konsumsi pribadi atau keperluan keluarga dan rumah tangga, bukan untuk dijual kembali.



Baca Juga:
Mempelajari Unsur dan Prinsip Dasar Desain Grafis



Jenis-Jenis Bisnis Ritel



Oh iya, ternyata, bisnis ritel

nggak

cuma supermarket aja,

lho.

Kamu pasti pernah pergi ke toko buku,

kan

?

Nah

, toko buku juga merupakan salah satu jenis bisnis ritel yang masuk ke dalam

speciality store

. Soalnya, di toko buku, mereka hanya menjual barang atau produk tertentu yang bersifat spesifik

aja

, seperti berbagai macam buku (novel, komik, buku pelajaran), alat tulis kantor, dan peralatan belajar.




Nah

, selain itu, ada juga jenis bisnis ritel yang lain, antara lain sebagai berikut:




jenis-jenis Bisnis Rite



1. Hypermarket



Hypermarket menjual semua jenis produk, baik itu primer, sekunder atau tersier, dengan area penjualan yang luas dan menggunakan konsep pertokoan yang besar.



2. Supermarket



Supermarket menjual produk primer atau pokok, seperti makanan, daging, sayuran, dan produk-produk makanan lainnya.



3. Minimarket



Minimarket menjual seluruh produk-produk kebutuhan pokok atau primer dengan area penjualan yang relatif lebih kecil. Setiap pembeli dapat mengambil sendiri barang yang diperlukan dan membayar di kasir.



4. Department Store



Department store menyediakan beberapa layanan seperti layanan pelanggan, menyediakan produk-produk untuk kebutuhan sandang konsumen, seperti pakaian, sepatu, tas, topi, dan sebagainya.



5. Convenience Store



Convenience store adalah jenis usaha ritel yang buka hingga 24 jam dan menjual produk-produk ready to eat, seperti snack dan roti, mie instan, dan sebagainya. Fasilitas utama yang disediakan adalah WiFi.



6. Speciality Store



Jenis usaha ritel speciality store adalah jenis usaha yang menjual produk-produk khusus, seperti apotek, peralatan optik, kosmetik, hingga software.



Unsur Bisnis Ritel




By the way

, kamu pernah

nggak


sih

males belanja di salah satu supermarket karena pernah dapet pengalaman yang buruk? Misalnya, produknya

nggak

lengkap, atau pramuniaganya terkesan jutek dan kurang informatif. Jadinya, kamu memilih pergi ke supermarket lain, walaupun jaraknya jauh dari tempat kamu.



angry




pengen tak hiiiih! (sumber: giphy.com)




Nah

, bisnis ritel ini sangat mengutamakan pengalaman pembeli. Jadi, ketika pengalaman pembeli berbelanja kurang memuaskan, pembeli cenderung tidak akan kembali lagi dan lebih memilih tempat lain. Maka dari itu, pramuniaga harus memberikan pelayanan yang baik agar pembeli tidak merasa kecewa.



Pelayanan dan kepuasan pembeli merupakan unsur penting dalam bisnis ritel. Kira-kira apa saja ya unsur dari bisnis ritel?




unsur Bisnis Ritel



1. Menjalin hubungan baik



Bersikap ramah dan sopan saat memberi informasi seputar produk dapat membantu menjalin hubungan baik dengan pembeli.



2. Mempermudah proses berbelanja



Produk harus ditata dan dikelompokkan di tempat yang mudah dijangkau oleh pembeli. Selain itu, kasir juga harus bisa bekerja dengan cepat, agar terhindar dari antrian saat membayar.



3. Menjalankan operasional ritel dengan sempurna



Memastikan stok harus tersedia, menguasai

product knowledge

, dan dapat menjelasakannya dengan baik kepada pelanggan.



4. Memiliki brand yang unik



Menciptakan brand dan desain yang unik agar lebih berkesan.



5. Penanganan masalah



Kesalahan dalam pelayanan adalah suatu hal yang wajar, asalkan dapat ditangani dengan baik.



Karakteristik Bisnis Ritel



Oh iya, bisnis ritel juga punya karakteristik,

lho

. Salah satunya ketika kamu membeli produk yang sedang diskon, padahal tujuan utama kamu bukan membeli barang tersebut.

Nah

, hal tersebut merupakan salah satu karakteristik dari bisnis ritel. Menurut Berman dan Evans, ada 3 karakteristik bisnis ritel, antara lain sebagai berikut.




karakteristik Bisnis Ritel



1. Kuantitas yang kecil



Bisnis ritel menjual barang dalam porsi kecil dengan jumlah yang cukup untuk dikonsumsi dalam waktu tertentu.



2. Pembelian impulsif



Pilihan yang banyak dan harga yang ditawarkan oleh ritel membuat konsumen ingin membelinya. Konsumen seringkali memutuskan untuk membeli barang yang sebenarnya tidak menjadi daftar belanjanya.



3. Kondisi toko



Ada beberapa hal yang mempengaruhi kondisi toko yaitu lokasi, efektivitas penanganan barang, jam buka tutup toko, tingkat harga, layout toko, kebersihan, dan pencahayaannya.



Paradigma Bisnis Ritel



Seperti yang kita

tau

, berbelanja di supermarket berbeda dengan berbelanja di pasar tradisional. Harga yang tertera di supermarket merupakan harga pas dan

nggak

bisa ditawar. Berbeda dengan berbelanja di pasar. Misalnya, ketika kita mengunjungi toko pakaian yang berada di pasar tradisional, kita bisa menawar harga pakaian yang ingin kita beli.




Lho, kok

bisa beda gitu, ya? Padahal,

kalo

dari segi pengertian, pasar tradisional juga termasuk bisnis ritel,

deh.

Tapi, kenapa kalo belanja di supermarket

nggak

bisa ditawar, sedangkan di pasar bisa, ya?



berpikir

kenapa kenapa kenapa???? (sumber: giphy.com)



Hal itu karena toko pakaian yang berada di pasar tradisional termasuk paradigma bisnis ritel tradisional. Jadi, bisnis ritel terbagi atas dua paradigma, yaitu paradigma bisnis ritel modern dan paradigma bisnis ritel tradisional. Lalu, apa

sih

yang membedakan kedua paradigma tersebut?




paradigma Bisnis Ritel



Paradigma Bisnis Ritel Modern



Paradigma bisnis ritel modern adalah pandangan yang menekankan pada sistem pengelolaan yang memanfaatkan teknologi dengan menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan gaya hidup di masyarakat.



Ciri-ciri paradigma bisnis ritel modern antara lain memiliki fasilitas yang lengkap seperti AC, lift sampau tempat parkir. Sistem pembayaran lengkap mulai dari tunai, debit, kredit, atau transfer. Tidak ada proses tawar menawar dan kualitas barang terjamin.



Paradigma Bisnis Ritel Tradisional



Paradigma bisnis ritel tradisional adalah pandangan yang menekankan pada pengelolaan yang menggunakan sistem yang sederhana. Bisnis ritel ini cenderung kurang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.



Ciri-ciri dari paradigma bisnis ritel tradisional antara lain fasilitas masih seadanya, masih terjadi proses tawar menawar, sistem pembayaran hanya bisa dilakukan secara tunai, dan kualitas barang terkadang kurang terjamin.










Yeeees!

Selesai

deh

materi tentang konsep dan struktur dasar bisnis ritel. Sekarang kamu jadi

tau kan

kalo bisnis ritel merupakan aktivitas penjualan yang dilakukan secara langsung pada konsumen akhir.  Selain itu, kamu juga jadi

tau

kalau supermarket, toko buku, dan apotek yang pernah kamu kunjungi merupakan jenis dari bisnis ritel.



Kalau kamu masih penasaran tentang materi bisnis ritel ini, kamu bisa

kok

mempelajarinya di

ruangbelajar

.

Sst..

biar lebih paham, ada Master Teacher yang bakal bantuin kamu belajar,

lho

. Jadi, buruan langganan sekarang juga!



LihatTutupKomentar