Bagaimana sih,
konsep
motif dan
prinsip ekonomi
serta pengaruhnya terhadap tindakan ekonomi? Yuk, cari tahu jawabannya dengan menyimak artikel berikut!
—
Berbelanja di supermarket atau pasar modern pastinya berbeda ya, dengan berbelanja di pasar tradisional. Salah satu perbedaannya adalah adanya tindakan tawar menawar di pasar tradisional. Kalau kamu pernah diajak orang tuamu berbelanja di pasar tradisional, kamu pasti pernah melihat orang yang sedang melakukan tawar menawar,
kan
?
Nah
,
tawar menawar
merupakan suatu
tindakan ekonomi
yang dilakukan oleh penjual dan pembeli untuk menentukan harga suatu barang.
Kenapa
sih
tawar menawar merupakan tindakan ekonomi? Ya, karena baik penjual maupun pembeli, sama-sama melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan tawar menawar, kedua pihak sama-sama mendapatkan keuntungan dan bisa mencapai kesejahteraan.
Masih bingung? Oke, penjelasannya gini, kalau kamu mau membeli suatu barang, pasti ingin harga barang tersebut sesuai dengan
budget
yang kamu miliki atau lebih murah dari harga aslinya,
kan
? Beda lagi ceritanya
kalo
kamu anak sultan.
Hehehe.
Nah
, ketika harga barang tersebut tidak sesuai dengan keinginan kamu, kamu akan cenderung melakukan tawar menawar agar barang tersebut bisa menjadi lebih murah. Kalau penjualnya
deal
atau setuju dengan harga yang kamu inginkan, sisa uang untuk membeli barang tadi bisa digunakan untuk membeli kebutuhan yang lain dan kamu akan lebih hemat.
Baca juga:
Macam-Macam Sistem Ekonomi
Pembeli jadi bisa mendapatkan harga yang lebih murah dengan kualitas yang sama sebagai keuntungan dari menawar harga barang.
Begitu pun dengan penjual. Dalam menjual sesuatu, pasti penjual ingin mendapatkan keuntungan.
Nah
, sebelum menentukan harga terbaik, penjual harus melakukan riset harga di pasaran terlebih dahulu. Lalu, memperhitungkan harga modal biar
nggak
rugi.
Ketika ada tindakan tawar-menawar, penjual menarik perhatian pembeli dengan memberikan harga yang murah, tapi penjual sebenarnya masih memperoleh keuntungan. Hal itu dilakukan agar pembeli tidak membeli barang dari pesaing, sehingga penjual bisa mendapatkan keuntungan lebih dengan banyaknya pelanggan yang ia miliki.
Gimana, paham ya maksudnya? Tapi, jangan mentang-mentang kamu mau untung banyak, nawarnya
nggak
kira-kira, ya. Harganya 15.000, eh ditawar 5.000. Apa tidak kebangetan namanya?
Penjual
be lyke
, “suka-suka lu,
dah
!” (Sumber: giphy.com)
Nah
, tindakan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa motif (dorongan), yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Kita akan bahas satu per satu mulai dari motif ekonomi dulu, ya.
Motif Ekonomi
Apa sih motif ekonomi itu? Kamu bisa lihat pengertiannya pada infografik berikut, ya!
Contohnya begini, saat kamu memutuskan untuk makan dan sedang
nggak
ada makanan di rumah, pasti kamu akan dihadapkan oleh dua pilihan. Pertama, kamu memilih untuk masak makanan sendiri di rumah, atau kedua, kamu membeli makanan siap saji.
Kalau tindakan yang kamu lakukan didasari dengan motif ekonomi, kamu pasti akan mempertimbangkan mana yang lebih hemat. Ternyata, membeli bahan baku mentah dan memasaknya di rumah akan lebih hemat karena bahan-bahannya dapat digunakan untuk beberapa hari kedepan, dibandingkan dengan membeli makanan siap saji.
Nah
, motif ekonomi bisa berasal dari
diri sendiri (motif intrinsik)
maupun
dari luar (motif ekstrinsik)
. Contoh motif intrinsik adalah ketika kamu lapar/haus, maka kamu akan membeli makanan/minuman. Sementara itu, contoh motif ekstrinsik adalah ketika kamu membeli minuman bersoda karena kemakan iklan di televisi atau YouTube
.
Selain itu, motif seseorang untuk melakukan tindakan ekonomi juga ada tiga macam, di antaranya sebagai berikut:
Selanjutnya, kita bahas motif non-ekonomi, ya!
Motif Non-Ekonomi
Suatu tindakan ekonomi apabila dilakukan berdasarkan motif ekonomi pasti akan mendapat hasil yang lebih banyak daripada pengeluaran yang dilakukan. Beda halnya dengan tindakan yang didasari dengan motif non-ekonomi.
Orang yang melakukan tindakan ekonomi berdasarkan motif non-ekonomi biasanya
nggak
disertai dengan pertimbangan, cenderung tergesa-gesa, dan hanya mengikuti hawa nafsunya saja. Tujuannya bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan hanya ingin dipuji atau dianggap kaya.
Contohnya, seseorang yang membeli mobil baru, padahal mobil lamanya masih bisa digunakan.
Nah
, ia membeli mobil tersebut bukan karena kebutuhan, melainkan karena ingin dianggap kaya oleh tetangga-tetangganya.
Sampai di sini paham ya bedanya tindakan ekonomi yang dipengaruhi oleh motif ekonomi dan motif non-ekonomi?
Prinsip Ekonomi
Lalu, gimana
sih
caranya supaya kita bisa mengontrol diri kita saat melakukan tindakan ekonomi?
Nah
, setiap orang harus memiliki
pedoman atau arahan dalam melakukan tindakan ekonomi yang disebut dengan prinsip ekonomi
.
Jadi, dengan adanya prinsip ekonomi ini, kita bisa memperhitungkan keuntungan dan kerugian saat melakukan tindakan ekonomi. Contohnya seperti kasus tawar menawar yang sudah dijelaskan di atas tadi.
Oh iya, pernah
nggak sih
, ketika kamu pergi berbelanja bersama orang tuamu, kamu suka minta dibelikan sesuatu? Misalnya, mainan, baju, atau barang-barang yang sebenarnya
nggak
kamu butuhin banget.
Hayoo ngaku? Hihihi
.
Kalau jawabanmu iya, kamu harus mulai
stop
melakukannya, ya! Biasanya, itu hanya keinginan yang muncul sesaat, alias lapar mata saja. Selain itu, kalau kamu suka membeli barang yang
nggak
terlalu kamu butuhin, hal itu berlawanan dengan ciri dari prinsip ekonomi,
loh
.
Nah
, kalau kita ingat bahasan tentang motif non-ekonomi tadi, berarti tindakan yang dipengaruhi oleh motif non-ekonomi pasti berlawanan dengan ciri-ciri prinsip ekonomi, ya.
Oke, paham sampai di sini? Kesimpulannya, setiap orang pasti melakukan tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi ini dipengaruhi oleh berbagai motif (dorongan), bisa motif ekonomi, bisa juga motif non-ekonomi.
Nah
, prinsip ekonomi bertujuan untuk memberikan arahan agar tindakan ekonomi yang kita lakukan bisa mendapat hasil yang maksimal.
Yaap
, itu dia penjelasan mengenai konsep prinsip dan motif ekonomi serta hubungannya dengan tindakan ekonomi seseorang. Bagaimana? Seru
kan
belajar ekonomi! Setelah membaca artikel ini, kamu bisa uji kemampuanmu dengan mengisi soal-soal latihan di
ruangbelajar
, ada pembahasannya juga,
lho
!
Yuk
gabung sekarang juga!
Referensi:
Alam S., (2016) Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Sumber foto:
GIF orang mengunyah [Daring]. Tautan: https://giphy.com/gifs/mrw-someone-caramel-GjR6RPcURgiL6 (Diakses: 1 Desember 2020)
Artikel telah diperbarui pada 4 Agustus 2021.