Pengertian Kalimat Efektif, Ciri-Ciri, Syarat & Contoh | Bahasa Indonesia Kelas 12



pengertian-kalimat-efektif-ciri-syarat-contoh





Yuk, kita bahas tentang kalimat efektif secara lengkap, mulai dari pengertian, syarat atau ciri-ciri, hingga contohnya. Simak di
artikel Bahasa Indonesia kelas 12
berikut ini, ya!










“Eh, aku mau latihan ngasih sambutan, nih! Coba dengerin, ya,” ujar Jenandra.




Jelita yang tengah sibuk mengerjakan tugas, langsung menghentikan sementara kegiatannya untuk mendengarkan Jenandra.




“Boleh, boleh. Coba, gih.” ujar Jelita.




Jenandra berdeham, kemudian berkata dengan lantang, “Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para hadirin sekalian yang sudah hadir di acara yang amat sangat meriah ini. Saya merasa sungguh-sungguh senang sekali bisa berdiri di hadapan para hadirin sebagai perwakilan sis—”




“Wey, bentar, bentar.. Ini kamu mau ngasih sambutan, apa mau minta disambit sih, Je?” Jelita memotong ucapan Jenandra yang belum selesai dengan wajah jengkel.




“Hah… Emangnya kenapa, Ta?” tanya Jenandra dengan polosnya.




Hayoo

, coba tebak, apa kesalahan Jenandra yang membuat Jelita jengkel?



Nih, aku kasih tahu, ya! Kalimat sambutan Jenandra itu

nggak

menggunakan kalimat efektif alias bertele-tele, makanya Jelita jadi jengkel sendiri, deh.



Baca Juga:
Begini Lho Cara Menemukan Ide Pokok dalam Paragraf!




Eh

, tapi ngomong-ngomong, kamu sudah tahu belum, apa itu kalimat efektif?




Pengertian Kalimat Efektif



Kalimat efektif adalah

kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat

. Kalimat yang dimaksud bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan.



Pada cerita di atas, bentuk kalimat yang dipakai adalah lisan. Jelita sebagai pendengar tidak mampu memahami dengan tepat apa yang diucapkan oleh pembicara yaitu Jenandra. Berarti kalimat yang diucapkan Jenandra tidak efektif.



Begitu pula untuk kalimat berbentuk tulisan. Jika pembaca tidak mengerti makna dari kalimat yang ditulis oleh orang lain (penulis) dengan tepat, berarti kalimat yang ditulis tersebut tidak efektif.



Baca Juga:
Mengenal Teks Cerita Sejarah: Pengertian, Struktur, Ciri, dan Contohnya




Syarat dan Ciri-Ciri Kalimat Efektif



Terdapat beberapa
ciri dan syarat
agar suatu kalimat
bisa disebut
sebagai
kalimat efektif
. Apa saja itu?




1. Kesepadanan Struktur



Kalimat efektif harus memiliki kesepadanan struktur, yaitu

keseimbangan antara gagasan dengan struktur

yang dipakai. Nah, untuk memiliki kesepadanan struktur yang baik, ada poin-poin yang harus dipenuhi, nih!




a. Memiliki subjek dan predikat yang jelas



Cara agar suatu kalimat dapat memiliki subjek dan predikat yang jelas adalah dengan
menghindari
penggunaan

kata depan

sebelum
penyebutan
subjek
.



Contoh:




  • Bagi
    semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (❌

    Salah

    )


  • Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (✅

    Benar

    )




b. Tidak terdapat subjek ganda



Subjek ganda
dapat membuat kalimat menjadi
tidak terfokus
sehingga maknanya menjadi
sulit dipahami
.



Contoh:




  • Penyusunan laporan itu
    saya
    dibantu oleh para dosen. (❌

    Salah

    )


  • Dalam menyusun laporan itu,
    saya
    dibantu oleh para dosen. (✅

    Benar

    )



Pada kalimat pertama, terdapat dua subjek yaitu
‘penyusunan laporan itu’
dan
‘saya’
.



Baca Juga:
Pahami Pengertian Teks Editorial, Ciri, Struktur, Kaidah Kebahasaan & Contohnya




c. Kata hubung tidak dipakai pada kalimat tunggal



Kata hubung dipakai untuk membangun sebuah kalimat
majemuk
. Oleh karena itu, kata hubung tidak boleh ada di kalimat
tunggal
.



Contoh:




  • Kami datang agak terlambat.
    Sehingga
    kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (❌

    Salah

    )


  • Kami datang agak terlambat
    sehingga
    kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (✅

    Benar

    )


  • Kami datang agak terlambat.
    Oleh karena itu
    , kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (✅

    Benar

    )



Jika ingin tetap menggunakan kalimat tunggal, kata
‘sehingga’
bisa diganti dengan
‘oleh karena itu’
.



d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata ‘yang’



Pemunculan kata
‘yang’
dapat
menghilangkan predikat
dalam sebuah kalimat.



Contoh:




  • Sekolah kami
    yang
    terletak di depan bioskop Surya. (❌
    Salah
    )


  • Sekolah kami terletak di depan bioskop Surya. (✅

    Benar

    )



syarat kalimat efektif



Dengan memiliki kesepadanan struktur yang baik, maka

gagasan


dapat dengan mudah dipahami

oleh pendengar atau pembaca. Jadi,

nggak

akan ada kesalahpahaman lagi deh, di antara kita.

Eh

salah, maksudnya di antara pembicara-pendengar atau pembaca-penulis,

hehe

..



Baca Juga:
Pahami Pengertian Frasa, Klausa, Kalimat beserta Contohnya, Yuk!




2. Keparalelan Bentuk



Kalimat efektif harus

memiliki bentuk yang paralel

. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan kata benda, maka bentuk selanjutnya juga harus menggunakan kata benda. Kalau bentuk pertama menggunakan kata kerja, maka bentuk selanjutnya juga harus menggunakan kata kerja.




Contoh:




  • Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.



Kalimat di atas
tidak paralel
karena kata yang menduduki predikat tidak memiliki bentuk yang sama. Supaya efektif,

predikatnya harus diubah menjadi kata benda semua

, menjadi seperti berikut:




  • Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
    pemasangan
    penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.




3. Kehematan Kata



Kalimat efektif harus

hemat dalam penggunaan kata

. Jangan menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu.




a. Hilangkan pengulangan subjek



Subjek hanya perlu disebutkan sebanyak
satu kali
dalam satu kalimat.




Contoh:




  • Karena
    dia
    tidak diundang,
    dia
    tidak datang ke tempat itu. (❌

    Salah

    )


  • Karena tidak diundang,
    dia
    tidak datang ke tempat itu. (✅

    Benar

    )



Tidak perlu mengulang kata
’dia’
.




b. Hindari kesinoniman dalam satu kalimat



Jika terdapat dua kata dalam satu kalimat yang maknanya sama (
sinonim
),
gunakan salah satunya
saja.




Contoh:




  • Sejak
    dari
    pagi dia bermenung. (❌

    Salah

    )


  • Sejak
    pagi dia bermenung. (✅

    Benar

    )



Kata
‘sejak’
dan
‘dari’
adalah
sinonim
, sehingga penggunaan salah satunya saja sudah cukup.




c. Perhatikan kata jamak



Jika terdapat kata yang sudah bermakna
jamak
, maka
tidak perlu
menambahkan
kata lain
yang juga
bermakna
jamak
.




Contoh:




  • Hadirin
    sekalian
    dimohon berdiri. (❌

    Salah

    )


  • Hadirin
    dimohon berdiri. (✅

    Benar

    )



Kata
‘hadirin’
sudah bermakna
jamak
, sehingga
tidak perlu
menambahkan kata
‘sekalian’
setelah kata hadirin.



cara membuat kalimat efektif



Baca Juga:
Membahas Paragraf: Pengertian, Jenis, Unsur, Syarat, dan Contohnya



Penggunaan kata yang berlebihan dapat menyebabkan suatu kalimat menjadi
bertele-tele
atau terlalu panjang. Makna yang ingin disampaikan pun menjadi sulit dipahami oleh pendengar atau pembaca. Oleh karena itu, gunakan kata-kata yang memang diperlukan saja ya, biar jadi kalimat efektif!




4. Kecermatan Penalaran



Dalam kalimat efektif terdapat kecermatan penalaran, artinya harus

memperhatikan pemilihan kata-kata

supaya tidak menimbulkan makna ganda.




Contoh:




  • Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.



Kalimat ini dapat menimbulkan tafsiran ganda. Coba kamu baca, deh. Pasti kamu jadi bingung, di sini maksudnya siapa yang terkenal? Mahasiswanya atau perguruan tingginya?



Nah, supaya efektif, kita bisa mengubahnya menjadi salah satu dari dua bentuk berikut:





  • Mahasiswa terkenal itu menerima hadiah.

    Gunakan bentuk ini jika yang terkenal adalah mahasiswanya. Kata ‘perguruan tinggi’ dihilangkan karena mahasiswa sudah pasti berkuliah di perguruan tinggi sehingga tidak perlu disebutkan lagi.



  • Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah.

    Gunakan bentuk ini jika yang terkenal adalah perguruan tingginya.




5. Kelogisan Bahasa



Kalimat efektif harus memiliki kelogisan bahasa. Artinya, ide pada kalimat efektif tersebut

dapat diterima oleh akal


dan penulisannya sesuai dengan ejaan

yang berlaku.




Contoh:




  • Waktu dan tempat kami persilakan.


  • Jenazah wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di sekitar pasar.




Kedua kalimat di atas tidak logis

. Coba kamu perhatikan, deh. Pada contoh pertama, masa yang dipersilakan waktu dan tempat, sih?

Emangnya

waktu dan tempat mau dipersilakan ke mana? Terus pada contoh kedua, masa jenazahnya mondar-mandir di pasar? Kan serem?



Biar

nggak

emosi sendiri, yuk kita coba perbaiki!




  • Kepada Bapak Lurah, kami persilakan.


  • Sebelum meninggal, wanita yang ditemukan jenazahnya itu sering mondar-mandir di sekitar pasar.



Pada contoh pertama,

ganti kata ‘waktu dan tempat’

menjadi subjek (berupa orang) yang akan diberi waktu dan tempat untuk berbicara, yaitu Bapak Lurah.



Sedangkan pada contoh kedua,

ubah subjeknya menjadi ‘wanita’

, bukan ‘jenazah wanita’. Setelah itu,

tambahkan kata ‘sebelum meninggal’

untuk memperjelas kapan wanita tersebut mondar-mandir di pasar.



Baca Juga:
Perbedaan Kalimat Simpleks & Kompleks: Pengertian, Jenis-Jenis, Ciri, Contoh



Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif



Berikut adalah beberapa contoh kalimat efektif dan kalimat tidak efektif yang bisa kamu gunakan sebagai referensi dalam membentuk suatu kalimat:





  1. Kalimat tidak efektif

    → Baik karyawan baru atau karyawan lama dikenakan peraturan yang sama

    Kalimat efektif

    → Seluruh karyawan dikenakan peraturan yang sama



  2. Kalimat tidak efektif

    → Walau masih pagi buta, tapi dia sudah mulai bekerja

    Kalimat efektif

    → Walau masih pagi buta, dia sudah mulai bekerja



  3. Kalimat tidak efektif

    → Hendery adalah merupakan salah satu murid yang berprestasi

    Kalimat efektif

    → Hendery adalah salah seorang murid berprestasi



  4. Kalimat tidak efektif

    → Ibu pergi ke toko dan Ibu membeli roti juga selai

    Kalimat efektif

    → Ibu pergi ke toko untuk membeli roti dan selai



  5. Kalimat tidak efektif

    → Bulan lalu, banyak kucing-kucing yang divaksin secara gratis

    Kalimat efektif

    → Bulan lalu, banyak kucing yang divaksin secara gratis


  6. Kalimat tidak efektif
    → Banten merupakan provinsi yang termasuk salah satu provinsi di Pulau Jawa
    Kalimat efektif
    → Banten merupakan provinsi yang berada di Pulau Jawa


  7. Kalimat tidak efektif
    → Ada beragam macam aksesoris yang dijual di sana
    Kalimat efektif
    → Ada beragam aksesoris yang dijual di sana


  8. Kalimat tidak efektif
    → Demi untuk anaknya, beliau rela bekerja banting tulang seharian
    Kalimat efektif
    → Demi anaknya, beliau rela banting tulang seharian



  9. Kalimat tidak efektif
    → Johnny adalah mahasiswa paling tertinggi di kampus



    Kalimat efektif
    → Johnny adalah mahasiswa paling tinggi di kampus





  10. Kalimat tidak efektif
    → Kritik yang disampaikan olehnya akan dipertimbangkan oleh pihak kami



    Kalimat efektif
    → Kritik yang ia sampaikan akan kami pertimbangkan





  11. Kalimat tidak efektif

    → Taman bermain itu sangat ramai sekali saat akhir pekan

    Kalimat efektif

    → Taman bermain itu sangat ramai saat akhir pekan



  12. Kalimat tidak efektif

    → Maria rajin belajar agar supaya nilainya bagus

    Kalimat efektif

    → Maria rajin belajar supaya nilainya bagus



  13. Kalimat tidak efektif

    → Hari ini, para siswa-siswi SMP 3 memakai baju batik untuk merayakan Hari Batik Nasional

    Kalimat efektif

    → Hari ini, siswa-siswi SMP 3 memakai baju batik untuk merayakan Hari Batik Nasional



  14. Kalimat tidak efektif

    → Setelah beraktivitas seharian, kemudian Reni beristirahat di kamar

    Kalimat efektif

    → Setelah beraktivitas seharian, Reni beristirahat di kamar



  15. Kalimat tidak efektif

    → Meski pintar, namun ia tidak pernah sombong

    Kalimat efektif

    → Meski pintar, ia tidak sombong



Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif dalam Paragraf



Berikut beberapa contoh kalimat efektif yang terkandung dalam suatu paragraf:



1. Contoh Kalimat Efektif pada Paragraf Berita



Contoh paragraf
tidak efektif
:



Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Maaike Ira Puspita, mengungkapkan tujuan kedatangan FIFA dan AFC ke Indonesia. Maaike Ira Puspita mengatakan, FIFA dan AFC akan datang ke Indonesia bukan untuk melakukan investigasi terhadap PSSI atas tragedi Kanjuruhan. Namun, Maaike Ira Puspita menuturkan bahwa kehadiran kedua federasi sepak bola tersebut untuk memberikan dukungan kepada Indonesia. FIFA dan AFC sudah menyampaikan belasungkawa atas tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya akhir pekan lalu yang menewaskan 131 orang.



Contoh paragraf
efektif
:



Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Maaike Ira Puspita, mengungkapkan bahwa tujuan kedatangan FIFA dan AFC ke Indonesia bukan untuk melakukan investigasi terhadap PSSI atas tragedi Kanjuruhan, melainkan untuk memberikan dukungan kepada Indonesia. Maaike Ira Puspita juga mengatakan bahwa FIFA dan AFC sudah menyampaikan belasungkawa atas tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya akhir pekan lalu yang menewaskan 131 orang.




Teks berita dikutip dari Kompas.com dengan judul “Tragedi Kanjuruhan, PSSI Ungkap Tujuan FIFA-AFC Datang ke Indonesia”.



2. Contoh Kalimat Efektif pada Paragraf Cerita Pendek



Contoh paragraf
tidak efektif
:



Minggu lalu, Cika pergi ke Jakarta untuk menonton konser bersama teman-temannya. Ia dan teman-temannya sudah membeli tiket sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Sesampainya di

venue

, Cika dan teman-temannya turut mengantri di depan

gate

bersama penonton lainnya. Hanya penonton yang memiliki tiket terverifikasi yang boleh masuk ke dalam gedung melalui

gate

tersebut.



Konser pun berlangsung selama kurang lebih 3 jam. Setelah konser berakhir, Cika dan teman-temannya berfoto di depan panggung bersama-sama. Cika merasa sangat senang sekali dengan konser hari ini karena acara berlangsung dengan lancar dan penonton tetap tertib selama acara berlangsung. Meskipun lelah karena harus berdiri selama 3 jam, Cika dan teman-temannya tidak menyesal telah membeli tiket festival karena

view

yang didapat tentu lebih bagus jika dibandingkan dengan

view

dari tiket tribun.



Contoh paragraf
efektif
:



Minggu lalu, Cika pergi ke Jakarta untuk menonton konser bersama teman-temannya. Mereka sudah membeli tiket sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Sesampainya di

venue

, Cika dan teman-temannya turut mengantri di depan

gate

bersama penonton lainnya. Hanya penonton dengan tiket terverifikasi yang boleh masuk ke gedung melalui

gate

tersebut.



Konser berlangsung selama kurang lebih 3 jam. Setelah konser berakhir, Cika dan teman-temannya berfoto di depan panggung. Cika merasa sangat senang dengan konser hari ini karena acara berlangsung lancar dan penonton tetap tertib selama acara berlangsung. Meskipun lelah akibat berdiri selama 3 jam, Cika dan teman-temannya tidak menyesal telah membeli tiket festival karena

view

yang mereka dapat tentu lebih bagus daripada

view

penonton tiket tribun.








Nah, setelah belajar tentang kalimat efektif, kamu sudah tahu kan, kenapa Jelita jengkel sama Jenandra? Sekarang, yuk coba bantu Jenandra membenahi kalimat sambutannya supaya efektif!




Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para hadirin sekalian yang sudah hadir di acara yang amat sangat meriah ini. Saya merasa sungguh-sungguh senang sekali bisa berdiri di hadapan para hadirin sebagai perwakilan siswa.



Tulis jawaban kamu di
kolom komentar
, ya!



Demikian pembahasan kita tentang kalimat efektif, mulai dari pengertian, syarat, hingga contohnya. Kalau kamu masih belum bisa membantu Jenandra membenahi kalimat sambutannya, coba tanya ke
Roboguru
, yuk! Pasti Roboguru bisa membantu kamu!




Referensi:



Arifin, E. Z. dkk. (2010).

Bahasa Indonesia Akademik: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

. Tangerang: Pustaka Mandiri.



Hoerudin, C. W. dkk. (2017).

Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia

. Bandung: Semiotika.




Artikel ini telah diperbarui pada 7 Desember 2023.



LihatTutupKomentar