Kamu masih bingung bagaimana cara membuat teks laporan hasil observasi? Yuk, baca
artikel Bahasa Indonesia kelas 10
ini sampai selesai untuk mengetahui jawabannya!
—
Apakah kamu masih ingat dengan materi
teks laporan hasil observasi
yang sudah kamu pelajari sebelumnya di
kelas 7? Untuk mengingatnya, mari kita pahami kembali penjelasan teks laporan hasil observasi secara lengkap, ya.
Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi (LHO)
Observasi adalah proses untuk mendapatkan sebuah data informasi melalui pengamatan. Nah, hasil pengamatan itu, ditulis dalam laporan, atau teks laporan hasil observasi.
Jadi, dengan kata lain,
teks laporan hasil observasi adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai suatu objek atau situasi, setelah diadakannya investigasi atau penelitian secara sistematis
. Teks laporan hasil observasi sering juga disingkat menjadi teks LHO.
Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi biasanya berisi fakta-fakta yang dapat dibuktikan secara ilmiah.
Tujuan teks laporan hasil observasi adalah
untuk mendapatkan informasi dan penjelasan rinci mengenai suatu hal dari sudut pandang keilmuan kepada pembaca
.
Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi
Agar kamu lebih mudah membedakan teks ini dengan jenis teks yang lain, berikut ciri-ciri teks laporan hasil observasi yang bisa kamu pahami:
1. Bersifat Objektif
Objektif di sini maksudnya adalah teks lho harus disajikan sesuai dengan keadaan objek yang sebenarnya. Tanpa dipengaruhi oleh pandangan atau pendapat pribadi yang sifatnya subjektif. Teks lho juga harus bersifat universal. Artinya, tidak memihak kepada pihak tertentu.
2. Berdasarkan Fakta
Masih ada kaitannya dengan ciri yang pertama. Teks lho haruslah ditulis berdasarkan fakta yang dilakukan di lapangan. Jadi, nggak boleh tuh yang namanya manipulasi data atau sumber saat membuat teks laporan hasil observasi.
3. Bersifat Khusus atau Spesifik
Maksudnya, topik atau objek yang dibahas dalam teks laporan hasil observasi sifatnya spesifik. Misalnya, kamu ingin membahas tentang bahaya boraks pada makanan. Berarti fokusnya nanti hanya uji coba boraks ke beberapa sampel makanan untuk mengetahui bahayanya.
4. Disajikan secara Lengkap
Maksudnya, struktur penulisan teks lho haruslah lengkap dan runut dari pendahuluan, isi, hingga simpulan. Jadi, pembaca juga tidak bingung untuk memahami maksud dari isi teks lho ini.
5. Disajikan Menarik dan Mudah Dimengerti Pembaca
Terakhir, teks laporan hasil observasi bisa dirangkai semenarik mungkin, dan dengan bahasa yang efektif. Tujuannya, agar pembaca jadi tertarik untuk memahami isi dari teks lho.
Lalu, bagaimana sih cara membuat teks laporan hasil observasi itu? Yuk, ketahui terlebih dahulu apa saja kaidah kebahasaan dan struktur teks laporan hasil observasi.
Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Struktur teks laporan hasil observasi terdiri dari judul, klasifikasi umum, deskripsi, dan penutup atau kesimpulan. Nah, berikut ini penjelasan lengkapnya!
1. Judul
Berisi judul teks laporan hasil observasi yang ingin kamu susun.
2. Klasifikasi Umum
Berisi gambaran umum mengenai objek yang ingin diamati.
3. Deskripsi
Berisi penjelasan manfaat dari objek yang sedang diamati disertai hasil pengamatannya.
4. Penutup/Kesimpulan
Berisi simpulan dari laporan yang kamu buat.
Baca Juga:
Kumpulan Contoh Teks Anekdot beserta Struktur dan Maknanya
Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Untuk membuat teks laporan hasil observasi, pertama, kita harus tau dulu nih kaidah kebahasaan teksnya. Tentunya, kaidah kebahasaan inilah yang membedakan teks laporan hasil observasi dengan teks-teks yang lain, ya. Ada apa aja, sih?
1. Menggunakan kalimat definisi
Pada teks laporan hasil observasi, kita sering menggunakan kalimat definisi. Biasanya, ditandai dengan kata
adalah
pada pernyataan umum yang menyatakan pengertian atau definisi dari aspek yang akan dibahas.
Contoh: Kemangi atau disebut basil
adalah
dedaunan kecil yang memiliki aroma khas dan lembut dengan sentuhan aroma limau …
2. Menggunakan konjungsi atau kata hubung
Kemudian, kita juga menggunakan konjungsi atau kata hubung, teman-teman. Konjungsi yang digunakan ini adalah kata hubung antarkata, seperti
dan, atau, yang, untuk, dengan
,
dan sebagainya
.
Contoh: Kemangi
atau
disebut basil adalah dedaunan kecil
yang
memiliki aroma khas
dan
lembut dengan sentuhan aroma limau …
Baca Juga:
Pahami Pengertian dan Jenis-Jenis Konjungsi Antarkalimat
3. Menggunakan kalimat simpleks dan kalimat kompleks
Kalimat simpleks
adalah kalimat yang menggunakan satu verba dan menyatakan aksi (peristiwa atau keadaan) atau biasanya disebut kalimat tunggal.
Contohnya: Setelah dingin, kembali
peras-peras
daun kemangi.
Kalimat kompleks
adalah kalimat yang terdiri dari dua struktur atau lebih dengan dua verba.
Contohnya: Kemangi dapat disulap menjadi toner yang bisa
digunakan
sebelum tidur setelah wajah
dicuci
bersih.
Baca Juga:
Mengenal Pengertian, Ciri, dan Jenis Kalimat Simpleks dan Kompleks
4. Menggunakan sinonim dan antonim
Selain itu, pada teks laporan hasil observasi juga menggunakan sinonim atau antonim.
Contoh antonim: Kemangi dapat disulap menjadi toner yang bisa digunakan
sebelum
tidur
setelah
wajah dicuci bersih.
Contoh sinonim: Kemangi
berguna
sebagai salah satu daun yang sangat berpengaruh pada kesehatan, seperti vitamin A, B, dan C yang memberikan
manfaat
bagi tubuh.
5. Menggunakan data
Data yang ada umumnya berupa angka pasti untuk menunjukkan ukuran suatu bahan yang digunakan.
Contoh: Bahan yang digunakan adalah
100 gr
daun kemangi dan
200 ml
air panas.
Nah, setelah mengetahui kaidah kebahasaan dan struktur teks laporan hasil observasi, kita lanjut ke langkah-langkah membuat teksnya, ya. Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan. Di antaranya sebagai berikut:
Cara Membuat Teks Laporan Hasil Observasi
Bagaimana cara menyusun teks laporan hasil observasi yang benar dan menarik? Yuk, perhatikan langkah-langkahnya berikut ini:
1. Tentukan tema kegiatan observasi
Sebelum melakukan kegiatan observasi, kamu perlu menentukan terlebih dahulu tema objek yang ingin kamu teliti. Misalnya, seputar makanan, minuman, tumbuhan, hewan, maupun proses terjadinya fenomena alam.
2. Tentukan tujuan observasi
Seletah menentukan tema kegiatan observasi, langkah berikutnya adalah menentukan tujuan dilakukannya penelitian tersebut.
3. Melakukan proses observasi
Kemudian, proses observasi atau penelitian pun dilakukan. Pastikan kamu melakukannya dengan teliti dan hati-hati ya, supaya hasil yang diperoleh sesuai dengan prediksi dan akurat.
4. Menyusun kriteria aspek yang harus dilaporkan
Setelah melakukan observasi dan mendapatkan data-datanya, kita harus menyusun kriteria aspek yang akan dibahas, dideskripsikan dan dilaporkan dalam teks laporan hasil observasi.
5. Membatasi aspek yang harus dilaporkan
Kita harus membatasi aspek apa saja yang harus dilaporkan, agar tidak keluar dari tujuan yang sudah dibuat.
6. Mulai mendeskripsikan unsur-unsur yang dijelaskan sesuai aspeknya
Dimulai dengan mendefinisikan atau mengartikan aspek yang dipilih berupa pernyataan umum. Jangan lupa untuk menggunakan kaidah kebahasaan kalimat definisi.
7. Melengkapi teks laporan hasil observasi dengan data dan gambar
Setelah dibuat definisi aspek yang dipilih, tambahkan data-data yang didapatkan dari hasil observasi bisa berupa gambar atau data yang berupa angka yang menunjukkan suatu ukuran. Jangan lupa gunakan kaidah kalimat simpleks dan kompleks, konjungsi, sinonim, dan antonim.
8. Membuat simpulan hasil observasi
Setelah dilengkapi dengan data dan gambar, kita bisa membuat kesimpulan dari hasil observasi yang telah kita lakukan.
Baca Juga:
Kumpulan Contoh Teks Laporan Hasil Observasi berdasarkan Strukturnya
Gimana, sudah tahu ya cara membuat teks laporan hasil observasi? Nah, supaya kamu semakin mahir nih dalam membuat teksnya, coba deh kamu buat teks laporan hasil observasi sendiri menggunakan langkah-langkah yang sudah dijelaskan di atas.
Kalau kamu masih bingung, kamu bisa belajar melalui video beranimasi di
ruangbelajar
,
lho
. Selain video animasi, ada latihan soal serta rangkuman berupa infografis.
Yuk
, berlangganan sekarang untuk buat b
elajar jadi mudah.
Referensi:
Zabadi, Fairul dan Sutejo. 2015. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Artikel ini telah diperbarui pada 5 Desember 2023.